Tugas Bahasa Indonesia Menganalisa Teks Ulasan Film “Belajar Ikhlas dari ‘Hafalan Shalat Delisa’”



(1) Setelah kalian membaca teks ulasan “Belajar Ikhlas dari ‘Hafalan Shalat Delisa’”
tersebut, cobalah kalian diskusikan beberapa hal berikut.
(a)    Pernahkah kalian menonton film “Hafalan Shalat Delisa” itu?
·        Pernah
(b) Bagi yang pernah menonton, apa pendapat kalian tentang pernyataan penulis
teks ulasan berikut: —jangan bandingkan dengan teknologi 3D film Amerika
untuk mendeskripsikan tsunami tersebut—?
·        Menurut kami, memang benar jika peristiwa tsunami pada film “Hafalan Shalat Delisa” tidak nampak nyata karena Indonesia belum ahli dalam teknologi 3D
(c) Peristiwa apa yang tergambar pada teks ulasan film tersebut? Coba kalian
ceritakan.
·         Peristiwa yang tergambar pada teks ulasan film tersebut adalah peristiwa yang menyedihkan, karena setelah tsunami menghantam perkampungan membuat Delisa kehilangan semuanya, yaitu keluarga dan rumah. Selain itu delisa mengalami penyiksaan fisik, yakni kaki Delisa yang diamputasi. Dari akhir kejadian tersebut delisa kini tinggal bersama abinya.

(d) Setelah peristiwa tsunami itu terjadi, apa yang dialami Delisa kemudian?
·         Setelah peristiwa tsunami mereda, Delisa diselamatkan seorang tentara A.S  bernama Smith, namun kaki delisa harus diamputasi. Delisa juga dikenalkan dengan Sophie, relawan yang merasa simpati terhadapnya. Dia sudah mengetahui bahwa umi, dan ketiga kakaknya telah pergi, yang digambarkan melalui surealis melintasi sebuah gerbang di lepas pantai menuju negri dengan masjid yang indah. Namun keberadaan uminya masih misterius. Melihat keadaan delisa, Smith ingin mengadopsi delisa, namun terlebih dahulu delisa sudah dijemput abinya.
(e) Coba kalian ceritakan apa saja yang diulas penulis teks itu.
·         82 1.     Saat terjadi tsunami di pantai aceh pada tanggal 26 desember 2004, bersamaan ketika Delisa menjalankan praktik salat di ruang sekolah di Lhok Nga dan disaksikan ustaz Rahman dan ustazah Nur serta umi Delisa dan ibu lainnya. Namun hal itu tidak berpengaruh terhadap delisa, dia tetap focus pada salatnya walaupun umi Delisa berteriak dengan panic memanggil Delisa.
2.     Sebelum terjadinya tsunami, teks tersebut memaparkan bahwa delisa tinggal bersama umi dan ketiga kakaknya (Fatimah,Aisyah,Zahra). Abinya bekerja disebuah kapal tanker asing nun yang jauh dari tempat tinggal mereka. Delisa digambarkan sulit melakukan hafalan salat dan susah dibangunkan saat salat shubuh. Uminya sampai menjanjikan akan memberikan sebuah kalung emas berinisial “D” jika dia lulus ujian Pratik salat.
3.     Setelah tsunami mereda, Delisa diselamatkan seorang tentara A.S bernama Smith, namun kaki delisa harus diamputasi. Delisa juga dikenalkan dengan Sophie, relawan yang merasa simpati terhadapnya. Dia sudah mengetahui bahwa umi, dan ketiga kakaknya telah pergi, yang digambarkan melalui surealis melintasi sebuah gerbang di lepas pantai menuju negri dengan masjid yang indah. Namun keberadaan uminya masih misterius. Melihat keadaan delisa, Smith ingin mengadopsi delisa, namun terlebih dahulu delisa sudah dijemput abinya.
4.     Dengan keadaan fisik delisa yang memperhatinkan, namun dia masih saja memberi semangat pada temannya umam dan ustaz rahman yang hamper patah semangat. Delisa juga masih ingin bermain bola walaupun keadaan fisik dan batinnya sedang memburuk.
5.     Setelah Delisa kembali kepelukan abinya, abinya mencoba membuat rumah dan membuat nasi goring untuk Delisa, namun Delisa beranggapan bahwa masakkan abinya tidak selezat masakkan uminya. Kemudian Koh Acan menawarkan dan membuatkan bakmi kesukaan Delisa.
6.     Di akhir  cerita, keberadaan umi Delisa masih misterius, apakah uminya selamat atau setidaknya dapat ditemukan tubuhnya. Namun apapun yang dialami delisa, dia tetap menjadi pribadi yang ikhlas. Dia juga bertekat untuk menyelesaikan hafalan salat bukan karena kalung tetapi karena ingin salat yang benar.

(2) Pada teks ulasan “Belajar Ikhlas dari ‘Hafalan Shalat Delisa’” tersebut terdapat
beberapa kata yang tidak baku. Cobalah kalian temukan kata-kata itu dengan
membaca secara teliti sekali lagi teks yang dimaksud. Setelah itu, kelompokkan
kata yang dimaksud ke dalam kolom yang seharusnya. Untuk itu, kalian bisa
menggunakan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
No
Kata
Baku
Tidak Baku
1
Shalat
Salat
Salat
Shalat
2
Ustaz
Ustad
Ustaz
Ustad
3
Doa
Do’a
Doa
Do’a
4
Risiko
Resiko
Risiko
Resiko
5
Tangker
Tanker
Tanker
Tangker
6
Praktik
Praktik
Praktik
Praktik
7
Masjid
Mesjid
Masjid
Masjid
8
Kamp
Kemp
Kamp
Kemp
9
Iklas
Ikhlas
Ikhlas
Iklas
10
Khusyuk
Khusyu
Khusyuk
Khusu

(3) Sasaran kalian untuk menghasilkan teks ulasan pada pelajaran ini adalah seni pertunjukan, yaitu film dan drama. Untuk itu, dibutuhkan penginderaan yang baik. Penginderaan yang paling hakiki terhadap pertunjukan itu adalah: pertama, bidang visual menyangkut kemampuan mata yaitu melihat; dan kedua, bidang audio menyangkut kemampuan telinga yaitu mendengar. Menurut Alif Danya Munsi, corak seperti apa yang ada dalam pikiran dan perasaan kalian yang mesti dibuat kritiknya ditentukan oleh indera tiap kritikus. Ada empat corak dalam menulis kritik tersebut. Pertama, corak kritik apresiasi, meliputi dua ciri: individual yang semata-mata merupakan ekspresi tunggal mewakili kemauan kalian untuk
menyatakan segi positif dari pertunjukan yang disaksikan; serta sosial yang mewakili pandangan objektif dengan menyertakan atau mencatat bagaimana respons masyarakat dalam  menyaksikan pertunjukan tersebut. Kedua, corak kritik eksposisi merupakan ulasan tentang film dan drama berdasarkan bagan-bagan yang membangun film atau drama tersebut. Dalam ulasan eksposisi ini, kalian menulis kritik dengan jalan keluar. Artinya, kalian bertanggung jawab dengan kritik yang kalian buat. Ketiga, corak kritik evaluasi berangkat dari cara memindai kerangka cerita, premis, dan tema, lalu bagaimana sutradara menafsirkannya melalui gambar. Dan keempat, corak kritik prevalensi, berupa ulasan yag merata, umum, luas, dengan ukuran perbandingan yang ideal atas tontonan-tontonan lain yang yang pernah ada. Ulasan ini dimulai dengan menyebut sesuatu sebagai ukuran ideal, dan diakhiri dengan harapan-harapan.83
Dengan demikian, menurut kalian, teks yang mengulas film “Hafalan Shalat Delisa”
di atas termasuk corak kritik yang mana? Coba jelaskan alasan kalian.
·        Menurut saya, ulasan “Hafalan Shalat Delisa di atas termasuk corak kritik evaluasi. Corak kritik evaluasi berangkat dari cara memindai kerangka cerita, premis, dan tema, lalu bagaimana sutradara menafsirkannya melalui gambar. Dalam ulasan tersebut, penulis lebih banyak menjelaskan kembali bagaimana kerangka cerita tersebut, seperti klimaks serta keadaan awal dan akhir dari film tersebut. Penulis juga menarik kesimpulan dari pernyataan (premis) bukti keikhlasan Delisa yaitu dia tetap tegar walaupun bertahan dengan satu kaki, dan beberapa scene-scene dari interaksi tokoh lain dengan Delisa yang menghidupkan suasana. Jadi, kesimpulannya film ini akan sangat cocok jika diputar untuk menyambut peringatan tsunami dan hari ibu.
Selain itu,penulis juga mengulas scene tsunami yang tidak dapat dibandingkan dengan teknologi 3D film Amerika sebagai tafsiran dari film ini.

Comments

Popular posts from this blog

Contoh Teks Pewara / Pranatacara dalam Bahasa Jawa

Tugas SBK : Contoh Nirmana Titik, Garis, Bidang, Gempal, dan Tekstur

Tugas Bahasa Indonesia Memahami Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Opini/Editorial “Menjual Sembari Menjaga Nirwana"