Tugas Bahasa Indonesia Menganalisa Teks Ulasan Film “Dongeng Utopia Masyarakat Borjuis”



Tugas 1
Memahami Struktur Teks “Dongeng Utopia Masyarakat Borjuis”

(1)     Setelah kalian mengetahui struktur teks ulasan, carilah berbagai informasi yang terdapat dalam tiap paragraf! Galilah informasi sebanyak-banyaknya yang terdapat dalam teks tersebut.
a)      Informasi dalam orientasi tahap 1:
·      Tradisi film musikal yang dikembangkan di Hollywood mengacu pada kecenderungan film-film musikal klasik tahun 1930—1960-an.
·      Film musikal juga berpaku pada hal-hal yang berlawanan (oposisi biner), terutama berkaitan dengan gender, ras, agama, latar belakang, atau temperamen.
·      Tradisi oposisi biner tersebut tampak dalam film musikal anak-anak “Rumah Tanpa Jendela” yang  diadaptasi dari cerpen “Jendela Rara” karya Asma Nadia.
b)      Informasi dalam orientasi tahap 2:
·      Kisah dalam film Rumah Tanpa Jendela terinspirasi dari model biner dalam dongeng moral berjudul The Prince and The Pauper karya Mark Twain.
·      Sang pangeran adalah tokoh Aldo, seorang anak laki-laki dari keluarga kaya-raya dengan sindrom mental, yang membuatnya mengalami “penolakan” dari komunitasnya (anggota keluarga).
·      Sementara itu, si miskin diwakili oleh tokoh Rara, gadis cilik yang sesekali bekerja sebagai ojek payung di sanggar lukis tempat Aldo belajar.
·       Rara tinggal di sebuah rumah tidak berjendela yang terbuat dari seng, tripleks, dan kayu bekas di salah satu kawasan permukiman kumuh. Rumah itu ditempati Rara bersama nenek (Si Mbok) dan ayahnya. Kondisi rumah tersebut membuat Rara terobsesi untuk memiliki sebuah rumah berjendela
c)      Informasi dalam tafsiran tahap 1:
·      Mengikuti tradisi opposite attracks, Aldo dan Rara bertemu secara tidak sengaja dalam sebuah kecelakaan kecil. Sejak saat itu, mereka bersahabat.
·      Persahabatan Aldo dan Rara tidak berjalan mulus. Ibu dan kakak perempuan Aldo menganggap teman-teman baru Aldo sebagai perusak ketenangan di rumah mereka.
d)     Informasi dalam tafsiran tahap 2:
·         Film “Rumah Tanpa Jendela” menyampaikan ajaran moral pada anak-anak untuk menghadapi realita sosial dalam masyarakat yang terfragmentasi dalam perbedaan, baik secara struktur sosial-ekonomi maupun kondisi fisik/mental.
·         Fungsi ideologis yang ditawarkan film musikal adalah resolusi dari ketakutan akan perbedaan yang diwakili oposisi biner dalam naratif.
·         Namun, permasalahan dari film musikal anak-anak adalah bahwa ia menawarkan resolusi yang dibayangkan oleh pembuat film agar bisa dipahami oleh anak-anak.
·         Penyederhanaan posisi berlawanan si miskin dan si kaya terwakili oleh narasi sosial ekonomi Aldo dan Rara. Aldo, si kaya, memiliki berbagai privilege (mobil mewah, rumah mewah, supir, pembantu, dan sekolah khusus).
·         Sementara itu, Rara mewakili narasi kemiskinan dalam segala keterbatasan materialnya: rumah tanpa jendela, sekolah seadanya, dan kerja sampingan.
e)      Informasi dalam tafsiran tahap 3:
·         Dalam film “Rumah Tanpa Jendela” sikap moral yang disarankan kepada penonton adalah bersyukur. Rara menginginkan hal yang tak mungkin menjadi miliknya, yaitu kemewahan berupa rumah berjendela. Aldo memungkinkan Rara mengakses ini dan bahkan yang lebih lagi: kolam renang, mobil, buku, dan krayon.
·         Namun, keinginan Rara itu dimaknai sebagai keinginan yang berlebihan. Logika pemaknaan tersebut terbukti ketika bekerja ketika Rara yang larut dalam kesenangan borjuis (pesta ulang tahun kakak Aldo) pulang untuk menemukan rumahnya habis terbakar, Si Mbok tergeletak koma dan ayahnya meninggal dunia.
f)       Informasi dalam tafsiran tahap 4:
·         Kemalangan Rara tersebut digunakan sebagai pelajaran yang bisa dipetik bagi keluarga Aldo, bahwa mereka harus bersyukur atas semua yang mereka punyai (harta dan keluarga yang utuh), sementara ada orang-orang yang tidak berpunya seperti Rara.
·         Untuk “membayar” pelajaran yang mereka dapat ini, keluarga Aldo menolong Rara dan Si Mboknya dengan membayarkan biaya rumah sakit serta memberikan penghidupan di villa milik mereka di luar Jakarta.
g)      Informasi dalam tafsiran tahap 5:
·         Permasalahan yang dimiliki anak-anak ini diperlihatkan sebagai sesuatu yang alami dengan lebih menekankan cara menghadapi permasalahan alih-alih mempertanyakan penyebabnya.
·         Kekurangan pada diri Aldo yang mewakili aspek natural takdir disandingkan dengan kemiskinan Rara sehingga membuat kemiskinan ternaturalisasikan lewat logika pemahaman yang sama, alih-alih hasil dari ketidakadilan distribusi kekayaan yang didukung negara, film ini menggambarkan kemiskinan sebagai bagian dari takdir manusia.
h)      Informasi dalam tafsiran tahap 6:
·      Jendela dalam film “Rumah Tanpa Jendela” merupakan sebuah metafora yang mengena karena jendela memungkinkan seseorang untuk mengakses dunia lain (dari dalam atau dari luar) tanpa meninggalkan tempatnya.
·      Jendela adalah rasa syukur atau konsep penerimaan atas suatu kondisi dengan si miskin berlapang dada menerima kondisinya dan si kaya belajar bersyukur dari kemalangan si miskin, masyarakat borjuis yang sempurna dan harmonis akan tercipta.
i)        Informasi dalam tafsiran tahap 7:
·         Penonton film “Rumah Tanpa Jendela” tentu anak-anak kelas menengah atas yang mampu mengakses bioskop sebagai bagian dari leisure activity.
·         Sebuah dongeng untuk membuai mereka dalam mimpi-mimpi borjuis, agar mereka nanti terbangun sebagai manusia-manusia borjuis dewasa yang diharapkan bisa meneruskan tatanan masyarakat, yang kemiskinan dan kekayaan ternaturalisasi sebagai takdir dan karenanya tidak perlu dipertanyakan.
j)        Informasi dalam evaluasi tahap 1:
·         Sayang, sebagai sebuah film musikal, tidak banyak yang disumbangkan oleh lagu-lagu yang dinyanyikan dan ditarikan dalam film ini, kecuali penekanan dramatis belaka.
·         Satu-satunya yang terwakili oleh scene-scene musikal dan gerak kamera serta editing yang kadang hiperaktif adalah energi dan semangat kanak-kanak.
·         Penekanan pada kolektivitas ini merupakan salah satu “karateristik” film musikal klasik Hollywood yang ingin menjual ide ide soal komunitas dan stabilitas sosial, baik relasi interkomunitas (konflik keluarga Aldo) maupun antarkomunitas (konflik antara keluarga Aldo dan komunitas Rara).
k)      Informasi dalam evaluasi tahap 2:
·         Film tersebut menggambarkan keluarga baik-baik dan protektif untuk meyakinkan bahwa pergaulan Rara terbebas dari eksploitasi maupun perilaku destruktif yang merupakan bagian dari kehidupan masyarakat miskin di belahan dunia manapun.
·         Lagipula, memakai perspektif realisme sosial dalam menilai film musikal adalah sia-sia, mengingat film musikal sendiri menawarkan utopia dalam bentuk hiburan dengan mengacu pada diri sendiri (self-reference).
·         Dalam hal ini, film musikal mengamini konsep “film yang menghibur” sebagai utopia itu sendiri.
l)        Informasi dalam rangkuman:
·           Film “Rumah Tanpa Jendela” memungkinkan kita bicara mengenai posisi biner kelas sosial-ekonomi lewat model film musikal klasik ala Hollywood.
·           Film ini menawarkan model utopia dalam merespons kondisi masyarakat Indonesia yang terfragmentasi dalam kelas-kelas sosial-ekonomi, yaitu utopia atau kondisi hidup ideal yang dibayangkan oleh kelas menengah atas.

(2)     Coba kalian perhatikan kembali bahasan tentang teks ulasan film ”Rumah Tanpa Jendela” di atas. Kalian dapat melihat bahwa penulis ulasan atau resensi tersebut melontarkan pujian, sekaligus kritikan terhadap film tersebut. Tugas kalian adalah menentukan bagian dari ulasan film yang berupa pujian serta bagian yang berupa kritikan, lalu tuliskan pada kolom berikut.
No.
Film “Rumah Tanpa Jendela”
Pujian
Kritikan
(1)
Jendela dalam film “Rumah Tanpa Jendela” merupakan sebuah metafora yang mengena.
Sayang, sebagai sebuah film musikal, tidak banyak yang disumbangkan oleh lagu-lagu yang dinyanyikan dan ditarikan dalam film ini, kecuali penekanan dramatis belaka.
(2)
Penggambaran kemiskinan dalam film tersebut tidak berlebihan. Film tersebut menggambarkan keluarga baik-baik dan protektif untuk meyakinkan bahwa pergaulan Rara terbebas dari eksploitasi maupun perilaku destruktif yang merupakan bagian dari kehidupan masyarakat miskin di belahan dunia manapun.
Adegan musikal kebanyakan merupakan penampilan kolektif, jarang ada penampilan tunggal (solo). Penekanan pada kolektivitas ini merupakan salah satu
“karateristik” film musikal klasik Hollywood yang ingin menjual ide-ide soal komunitas dan stabilitas sosial, baik relasi interkomunitas (konflik keluarga Aldo) maupun antarkomunitas (konflik antara keluarga Aldo dan komunitas Rara).
(3)
Layaknya dongeng anak-anak dalam majalah Bobo, film “Rumah Tanpa Jendela” menyampaikan ajaran moral pada anak-anak untuk menghadapi realita sosial dalam masyarakat yang terfragmentasi dalam perbedaan, baik secara struktur sosial-ekonomi maupun kondisi fisik/mental.
Namun, permasalahan dari film musikal anakanak adalah bahwa ia menawarkan resolusi yang dibayangkan oleh pembuat film agar bisa dipahami oleh anak-anak. Hal ini hanya dimungkinkan dengan melakukan penyederhanaan.

Tugas 2
Memahami Kaidah Kebahasaan dalam Teks “Dongeng Utopia Masyarakat Borjuis”

(1)     Dalam model teks ulasan di atas banyak terdapat kosakata baru. Dengan bantuan Kamus Besar Bahasa Indonesia, carilah arti kata atau kelompok kata yang terdapat dalam table berikut. Tuliskan jawaban kalian di kolom bagian kanan. Setelah itu, baca kembali dengan cermat model teks ulasan film di atras. Temukan kosakata yang menurut kalian penting untuk diketahui. Buatlah kolom daftar kosakata baru dalam buku tugas kalian.
No.
Kosakata
Arti Kosakata
1.
Adaptasi
Penyesuaian tehadap lingkungan, pekerjaan, dan pelajaran
2.
Akses
Jalan masuk terhadap sesuatu
3.
Bioskop
Pertunjukan yang diperlihatkan dengan gambar (film) yang disorot sehingga dapat bergerak
4.
Borjuis
Kelas masyarakat dari golongan menengah keatas (biasanya dipertentangkan dengan rakyat jelata
5.
Destruktif
Merusak, memusnahkan, atau menghancurkan
6.
Eksploitasi
Pengusahaan atau pendayagunaan sesuatu
7.
Fragmentasi
Pencuplikan (cerita dsb)
8.
Gender
Jenis kelamin
9.
Harmonis
Bersangkut paut dengan (mengenai) harmoni
10.
Inspirasi
Ilham atau ide untuk melakukan atau membuat sesuatu
11.
Klasik
Mempunyai nilai atau mutu yang diakui dan menjadi tolak ukur kesempurnaan yang abadi
12.
Kolektif
Secara bersamaan atau secara gabungan
13.
Koma
Keadaan tidak sadar sama sekali dan tidak mampu memberi reaksi terhadap suatu ransangan
14.
Kompensasi
Ganti rugi atau pemberesan utang piutang dengan memberikan barang-barang yang seharga dengan utangnya
15.
Kutub
Ujung poros atau sumbu
16.
Logika
Pengetahuan tenteng kaidah berpikir atau jalan pikiran yang masuk akal
17.
Metafora
Pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan
18.
Model
Pola (contoh, acuan, ragam, dsb) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan
19.
Obsesi
Gangguan jiwa berupa pikiran yang selalu menggoda seseorang dan sangat sukar dihilangkan
20.
Oposisi biner
Istilah untuk menunjukkan dua sisi yang bersebrangan
21.
Paradoks
Pernyataan yang seolah-olah bertentangan (berlawanan) dengan pendapat umum atau kebenaran, tetapi kenyataannya mengandung kebenaran
22.
Protektif
Sifat atau perlakuan yang bertujuan untuk melindungi
23.
Ras
Golongan bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik
24.
Realita social
Realita (kebenaran) atas kejadian yang terjadi di sekitar masyarakat
25.
Sindrom
Himpunan gejala atau tanda yang terjadi serentak (muncul bersama-sama) dan menandai ketidaknormalan tertentu
26.
Sekolah singgah
Sekolah (tempat belajar) yang hanya menumpang
27.
Tempramen
Sifat batinyang mempengaruhi pikiran, perlakuan, dsb (periang, pemurung, dsb)
28.
Tradisi
Adat kebiasaan turun-menurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan di masyarakat
29.
Utopia
Sistem social politik yang sempurna yang hanya ada dalam bayangan (khayalan) dan sulit atau tidak mungkin diwujudkan
30.
Villa
Rumah atau tempat tinggal yang berada di luar kota atau di pegunungan untuk peristirahatan

(2)     Di dalam teks terdapat beberapa kata asing. Dengan menggunakan kamus atau rujukan lain yang sejenis, cobakalian temukan arti dari istilah asing tersebut.
No
Istilah Asing
Arti
1.
Leisure activity
Aktivitas yang menyenangkan, dilakukan pada waktu senggang
2.
Opposite attracks
Attracks yang berlawanan
3.
Privilege
Hak khusus (istimewa)
4.
Self-reference
Refrensi diri sendiri
5.
Scene
Kejadian atau peristiwa yang terjadi
6.
Taken-for-granted
Mengambil untuk memberi

(3)     Selain kosakata, coba telusuri beberapa verba berikut. Verba yang menjadi kunci di dalam pelajaran ini adalah mengulas. Kata mengulas berasal dari kata dasar ulas yang bermakna ‘membeberkan penjelasan dan komentar’; ’menafsirkan (penerangan lanjut, pendatap,dsb)’; ‘mempelajari’; atau ‘menyelidiki’. Verba tersebut bersinonim dengan beberapa verba lain yang bermakna ‘memberikan’ atau ‘menentukan ukuran atau penilaian’, misalnya pada beberapa kata seperti dalam table dibawah ini. Setelah itu, isilah rumpang perubahan bentuk kata dasar menjadi verba dan nomina berikut.
Kata Dasar
Verba
Nomina
Ulas
Mengulas
Ulasan
Nilai
Menilai
Penilaian
Evaluasi
Mengevaluasi
Pengevaluasi
Kritik
Mengkritik
Kritikan
Ukur
Mengukur
Ukuran
Komentar
Mengomentari
Pengomentar
Tafsir
Menafsirkan
Tafsiran
Kupas
Mengupas
Kupasan

(4)     Selain mencari sinonim dari verba mengulas, di dalam teks juga terdapat beberapa antonim atau lawan kata berikut. Carilah antonim untuk beberapa kata di bawah ini. Tulis jawaban kalian pada kolom di sebelah kanan.
Kata
Antonim
keterbatasan
kelebihan
ketidakadilan
keadilan
pertemanan
permusuhan
ketakutan
keberanian
penolakan
penerimaan
pertemuan
perpisahan
kemewahan
kesederhanaan
perusak
perbaikan, pembangun
ketenangan
kegaduhan
pemenuhan
pengosongan
perbedaan
persamaan
si Kaya
si Miskin
penyederhanaan
penjabaran
kenyamanan
kegelisahan

(5)     Selanjutnya, verba dapat berbentuk verba aktif dan verba pasif. Lihatlah perubahan beberapa kata dari bentuk aktif dan pasif pada kolom berikut.
Kata Dasar
Verba Aktif
Verba Pasif
kembang
mengembang
mengembangkan
dikembangkan
acu
mengacu
diacu
paku
memaku
dipaku
lawan
melawan
dilawan
utama
mengutamakan
diutamakan
terutama
kaitan
mengaitkan
dikaitkan
adaptasi
mengadaptasi
beradaptasi
diadaptasi
inspirasi
menginspirasi
diinspirasi
terinspirasi
alami
mengalami
dialami
jendela
menjendelakan
berjendelakan
dijendelakan
belajar
mengajarkan
mengajar
diajarkan
diajar
mukim
memukimkan
bermukim
dimukimkan
obsesi
mengobsesi
berobsesi
diobsesi
terobsesi
gambar
menggambar
digambar
jalan
menjalankan
berjalan
dijalankan
rusak
merusak
dirusak
tenang
menenangkan
ditenangkan
mewah
bermewahan
dimewahkan

(6)     Nomina adalah kata benda. Di dalam model teks ulasan film “Rumah Tanpa Jendela” banyak terdapat nomina. Nomina terdiri atas nomina dasar dan nomina turunan. Nomina dasar terdiri atas nomina umum dan nomina khusus. Temukan nomina dasar (khusus dan umum) serta nomina turunan yang terdapat di dalam teks.
Nomina Dasar
Nomina Umum
Nomina Khusus
Film
Sanggar
Rumah
Hollywood
Impian
Aldo
Agama
Rara
Latar belakang
Si Mbok
Jendela
Temperamen
Mental
Gender
Payung
Ras
Seng
Tradisi
Tripleks
Kutub
Kayu
Sekolah khusus
Dongeng
Kolam renang
Majalah
Krayon
Mobil mewah
Logika
Supir
Hasrat
Pembantu
Villa
Pesta
Jakarta
Harta
Utopia
Keluarga
Khayalan
Pelajaran
Aspek
Rumah sakit
Metafora
Kewajiban
Si miskin
Takdir
Si kaya
Kekayaan
Kamera
Negara
pergaulan
Dunia
Perspektif
Masyarakat
Posisi biner
Penonton
Model
Anak-anak

Mimpi

Manusia-manusia

Mata

Hiburan


(7)     Selain nomina dasar, di dalam model teks ulasan tersebut juga terdapat banyak nomina turunan. Pada umumnya nomina turunan dibentuk dengan menambahkan prefix, sufiks, atau konfiks pada kata dasar. Amati beberapa contoh nomina turunan pada kolom berikut. Setelah itu, coba kalian cari nomina turunan lain di dalam teks. Tuliskan jawaban kalian pada rumpang di dalam kolom.
Nomina Turunan
pe-+N
peng-+N+-an
N+-an
Per-+-an
ke-+N+-an
Penanda
Penolakan
Impian
Permukiman
Kecenderungan
Pembantu
pemenuhan
Rangkaian
Pertemuan
Kebutuhan
Penonton
Penyederhanaan
Kalangan
Persahabatan
Kemewahan
penyebabnya
Penghidupan
Kawasan
Pertemanan
Ketenangan

pemahaman
Ajaran
Perempuan
Ketakutan

pelajaran
Khayalan
Perbedaan
Kemiskinan

penerimaan
Bagian
Permasalahan
Keterbatasan

Penekanan
Belahan
Permaknaan
Keinginan

Penampilan
hiburan
Pergaulan
Kesenangan

penggambaran
Tatanan
Perilaku
Kepemilikan


Termungkinkan
Pertanyaannya
Kemalangan




Kenyamanan




Kelahiran




Kekurangan




Ketidakadilan




Kekayaan




Kebanyakan




Kehidupan

(8)     Pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu nomina yang lain. Teks ulasan film atau drama pada umumnya didominasi oleh pronomina orang ketiga, seperti ia dan –nya. Selain itu, ada pula sebutan untuk nama tokoh. Cermati contoh berikut, lalu coba kalian cari kalimat yang mengusung pronomina di dalam model teks ulasan.
Pronomina
Contoh Kalimat
Orang ketiga:
ia, dia, dan –nya.
(1)     Namun, keinginan Rara itu dimaknai sebagai keinginan yang berlebihan ketika ia “dihukum” dengan kompensasi yang harus ia bayar.
(2)     Logika pemaknaan tersebut bekerja ketika Rara yang larut dalam kesenangan borjuis (pesta ulang tahun kakak Aldo) pulang untuk menemukan rumahnya habis terbakar, Si Mbok tergeletak koma dan ayahnya meninggal dunia.
(3)     Keinginan Rara untuk memiliki sesuatu, alih-alih dimaknai sebagai hasrat kepemilikan yang lumrah dimiliki semua orang, justru dianggap sebagai sesuatu yang menyalahi/mengingkari takdirnya sebagai orang yang tidak berpunya.
(4)     Sebuah impian yang harus ia bayar mahal di kemudian hari.
(5)     Namun, permasalahan dari film musikal anak-anak adalah bahwa ia menawarkan resolusi yang dibayangkan oleh pembuat film agar bisa dipahami oleh anak-anak.
(6)     Oleh sebab itu, perbedaan si miskin dan si kaya dalam film ini adalah ia yang berpunya dan ia yang tak-berpunya.
(7)     Sang pangeran adalah tokoh Aldo, seorang anak laki-laki dari keluarga kaya-raya dengan sindrom mental, yang membuatnya mengalami “penolakan” dari komunitasnya (anggota keluarga).
(8)     Aldo mewakili ide paradoks keluarga borjuis yang pemenuhan kebutuhan fisiknya berlebihan, tetapi jiwanya kering dan mengakibatkan dilema personal.
(9)     Rumah itu ditempati Rara bersama nenek (Si Mbok) dan ayahnya.
(10) Sementara itu, Rara mewakili narasi kemiskinan dalam segala keterbatasan materialnya: rumah tanpa jendela, sekolah seadanya, dan kerja sampingan.
(11) Rara menginginkan hal yang tak mungkin menjadi miliknya, yaitu kemewahan berupa rumah berjendela.
(12) Oleh karena itu, untuk “membayar” pelajaran yang mereka dapat ini, keluarga Aldo menolong Rara dan Si Mboknya dengan membayarkan biaya rumah sakit serta memberikan penghidupan di villa milik mereka di luar Jakarta.
(13) Permasalahan yang dimiliki anak-anak ini diperlihatkan sebagai sesuatu yang alami dengan lebih menekankan cara menghadapi permasalahan alih-alih mempertanyakan penyebabnya.
(14) Jendela memungkinkan seseorang untuk mengakses dunia lain (dari dalam atau dari luar) tanpa meninggalkan tempatnya.
(15) Dengan si miskin berlapang dada menerima kondisinya dan si kaya belajar bersyukur dari kemalangan si miskin, masyarakat borjuis yang sempurna dan harmonis akan tercipta.

(9)     Adjektiva (kata sifat atau kata keadaan) adalah kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda, atau binatang. Coba kalian cari kata sifat di dalam model teks ulasan itu.
Adjektiva
Frasa Adjektiva
kumuh
permukiman kumuh
kering
jiwanya kering
dramatis
penekanan dramatis
cilik
gadis cilik
destruktif
perilaku destruktif
kaya-raya
keluarga kaya-raya
kecil
kecelakaan kecil
mulus
tidak berjalan mulus
baru
teman-teman baru
koma
Si Mbok tergeletak koma
meninggal dunia
Ayahnya meninggal dunia
borjuis dewasa
manusia-manusia borjuis dewasa
baik-baik, protektif
keluarga baik-baik dan protektif
miskin
masyarakat miskin












(10) Konjungsi adalah kata hubung. Konjungsi terdiri atas konjungsi koordinatif, subordinatif, korelatif, antarkalimat, dan antarparagraf. Lihatlah beberapa contoh kalimat yang menggunakan keempat konjungsi itu. Coba kalian cari kalimat lain yang menggunakan konjungsi dan tuliskan jawaban kalian pada rumpang yang tersedia. Temukan kalimat yang dihubungkan dengan menggunakan kata konjungsi tersebut.
Konjungsi
Kalimat
Koordinatif:
• dan
• atau
• tetapi
(1)     Tradisi film musikal yang dikembangkan di Hollywood mengacu pada kecenderungan film-film musikal klasik tahun 1930--1960-an yang berpaku pada hal-hal yang berlawanan (oposisi biner), terutama berkaitan dengan gender, ras, agama, latar belakang, atau temperamen.
(2)     Hal itu tergambar pada kondisi keluarga Aldo dan teman-teman Rara, antara si miskin dan si kaya.
(3)     Aldo mewakili ide paradoks keluarga borjuis yang pemenuhan kebutuhan fisiknya berlebihan, tetapi jiwanya kering dan mengakibatkan dilema personal.
(4)     Rara tinggal di sebuah rumah tidak berjendela yang terbuat dari seng, tripleks, dan kayu bekas di salah satu kawasan permukiman kumuh.
(5)     Mengikuti tradisi opposite attracks, Aldo dan Rara bertemu secara tidak sengaja dalam sebuah kecelakaan kecil.
(6)     Jendela adalah rasa syukur atau konsep penerimaan atas suatu kondisi.
(7)     Film ini menawarkan model utopia dalam merespons kondisi masyarakat Indonesia yang terfragmentasi dalam kelas-kelas sosial-ekonomi, yaitu utopia atau kondisi hidup ideal yang dibayangkan oleh kelas menengah atas.
Subordinatif:
• sesudah
• sebelum
• sementara
• jika
• agar
• supaya
• meskipun
• alih-alih
• sebagai
• sebab
• karena
• maka
(1)       Lebih jauh lagi, kemalangan Rara tersebut digunakan sebagai pelajaran yang bisa dipetik bagi keluarga Aldo, bahwa mereka harus bersyukur atas semua yang mereka punyai (harta dan keluarga yang utuh), sementara ada orang-orang yang tidak berpunya seperti Rara.
(2)       Jendela memungkinkan orang melihat, bukan terlibat jika dibandingkan dengan pintu yang menyediakan akses untuk masuk/keluar.
(3)       Namun, permasalahan dari film musikal anakanak adalah bahwa ia menawarkan resolusi yang dibayangkan oleh pembuat film agar bisa dipahami oleh anak-anak.
(4)       Keinginan Rara untuk memiliki sesuatu, alih-alih dimaknai sebagai hasrat kepemilikan yang lumrah dimiliki semua orang, justru dianggap sebagai sesuatu yang menyalahi/mengingkari takdirnya sebagai orang yang tidak berpunya.
(5)       Sebuah dongeng untuk membuai mereka dalam mimpi-mimpi borjuis, agar mereka nanti terbangun sebagai manusia-manusia borjuis dewasa yang diharapkan bisa meneruskan tatanan masyarakat, yang kemiskinan dan kekayaan ternaturalisasi sebagai takdir dan karenanya tidak perlu dipertanyakan.
Korelatif:
• Baik … maupun …, …
• tidak hanya…, tetapi ….
• demikian (rupa) … sehingga …
• entah …, entah …
• jangankan …, … pun …
(1)       Layaknya dongeng anak-anak dalam majalah Bobo, film “Rumah Tanpa Jendela” menyampaikan ajaran moral pada anak-anak untuk menghadapi realita sosial dalam masyarakat yang terfragmentasi dalam perbedaan, baik secara struktur sosial-ekonomi maupun kondisi fisik/mental.
(2)       Penekanan pada kolektivitas ini merupakan salah satu “karateristik” film musikal klasik Hollywood yang ingin menjual ide-ide soal komunitas dan stabilitas sosial, baik relasi interkomunitas (konflik keluarga Aldo) maupun antarkomunitas (konflik antara keluarga Aldo dan komunitas Rara).
Antarkalimat:
• sungguhpun
demikian
• sekalipun
demikian
• meskipun
demikian
• selanjutnya
• sesudah itu
• setelah itu
• di samping itu
• sebaliknya
• akan tetapi
(1)       Dengan begitu, mereka melakukan kewajiban membalas budi tanpa perlu mengorbankan kenyamanan dengan berbagi kepemilikan ataupun terlibat secara dekat.
(2)       Sementara itu, Rara mewakili narasi kemiskinan dalam segala keterbatasan materialnya: rumah tanpa jendela, sekolah seadanya, kerja sampingan.
(3)       Sementara itu, si miskin diwakili oleh tokoh Rara, gadis cilik yang sesekali bekerja sebagai ojek payung di sanggar lukis tempat Aldo belajar.
(4)       Sementara itu, kemewahan rumah Aldo dengan banyak jendela menularkan obsesi untuk memiliki rumah berjendela di kalangan teman-teman Rara.
(5)       Sejak saat itu, mereka bersahabat.

(11)      Preposisi atau kata depan adalah kata tugas yang berfungsi sebagai unsur pembentuk frasa preposisional. Dalam bahasa Indonesia preposisi ditempatkan di bagian awal frasa dan diikuti oleh nomina, adjektiva, atau verba. Beberapa preposisi yang terdapat di dalam bahasa Indonesia, seperti di, ke, pada, dari, secara, dan bagi.
Cermati beberapa contoh preposisi pada kalimat berikut, lalu temukan kalimat lain yang menggunakan preposisi. Tuliskan jawaban kalian pada rumpang dalam kolom di sebelah kanan.
Preposisi
Kalimat
di
(1)     Rara tinggal di sebuah rumah tidak berjendela yang terbuat dari seng, tripleks, dan kayu bekas di salah satu kawasan permukiman kumuh.
(2)     Kondisi rumah tersebut membuat Rara terobsesi untuk memiliki sebuah rumah berjendela. Sebuah impian yang harus ia bayar mahal di kemudian hari.
(3)     Tradisi film musikal yang dikembangkan di Hollywood mengacu pada kecenderungan film-film musikal klasik tahun 1930—1960-an, berpaku pada hal-hal yang berlawanan (oposisi biner), terutama berkaitan dengan gender, ras, agama, latar belakang, atau temperamen.
(4)     Sementara itu, si miskin diwakili oleh tokoh Rara, gadis cilik yang sesekali bekerja sebagai ojek payung di sanggar lukis tempat Aldo belajar.
(5)     Rara tinggal di sebuah rumah tidak berjendela yang terbuat dari seng, tripleks, dan kayu bekas di salah satu kawasan permukiman kumuh.
(6)     Sebuah impian yang harus ia bayar mahal di kemudian hari.
(7)     Ibu dan kakak perempuan Aldo menganggap teman-teman baru Aldo sebagai perusak ketenangan di rumah mereka.
(8)     Sementara itu, kemewahan rumah Aldo dengan banyak jendela menularkan obsesi untuk memiliki rumah berjendela di kalangan teman-teman Rara.
(9)     Lebih jauh lagi, kemalangan Rara tersebut digunakan sebagai pelajaran yang bisa dipetik bagi keluarga Aldo, bahwa mereka harus bersyukur atas semua yang mereka punyai (harta dan keluarga yang utuh), sementara ada orang-orang yang mereka dapat ini, keluarga Aldo menolong Rara dan Si Mboknya dengan membayarkan biaya rumah sakit serta memberikan penghidupan di villa milik mereka di luar Jakarta.
(10) Dalam model utopia (khayalan) yang terdapat di dalam film tersebut, ana-anak menjadi “penanda” dari kelahiran atau takdir manusia.
(11) Karena hanya dalam kondisi itulah, si kaya termungkinkan ada dan bisa melanjutkan upaya memperkaya diri mereka; dengan membiarkan kemiskinan ada dan ‘tidak tampak’ di depan mata.
(12) Rara terbebas dari eksploitasi maupun perilaku destruktif yang merupakan bagian dari kehidupan masyarakat miskin di belahan dunia manapun.
dari
(1)    Kisah di dalam film tersebut terinspirasi dari model biner dalam dongeng moral berjudul The Prince and The Pauper karya Mark Twain.
(2)    Sang pangeran adalah tokoh Aldo, seorang anak laki-laki dari keluarga kaya-raya dengan sindrom mental, yang membuatnya mengalami “penolakan” dari komunitasnya (anggota keluarga).
(3)    Tradisi oposisi biner tersebut tampak dalam film musikal anak-anak “Rumah Tanpa Jendela”. Film tersebut diadaptasi dari cerpen “Jendela Rara” karya Asma Nadia.
(4)    Sang pangeran adalah tokoh Aldo, seorang anak laki-laki dari keluarga kayaraya dengan sindrom mental, yang membuatnya mengalami “penolakan” dari komunitasnya (anggota keluarga).
(5)    Rara tinggal di sebuah rumah tidak berjendela yang terbuat dari seng, tripleks, dan kayu bekas di salah satu kawasan permukiman kumuh.
(6)    Fungsi ideologis yang ditawarkan film musikal adalah resolusi dari ketakutan akan perbedaan yang diwakili oposisi biner dalam naratif.
(7)    Namun, permasalahan dari film musikal anak-anak adalah bahwa ia menawarkan resolusi yang dibayangkan oleh pembuat film agar bisa dipahami oleh anak-anak.
(8)    Dalam model utopia (khayalan) yang terdapat di dalam film tersebut, anakanak menjadi “penanda” dari kelahiran atau takdir manusia
(9)    Kekurangan pada diri Aldo yang mewakili aspek natural takdir disandingkan dengan kemiskinan Rara sehingga membuat kemiskinan ternaturalisasikan lewat logika pemahaman yang sama, alih-alih hasil dari ketidakadilan distribusi kekayaan yang didukung negara, film ini menggambarkan kemiskinan sebagai bagian dari takdir manusia.
(10)Jendela memungkinkan seseorang untuk mengakses dunia lain (dari dalam atau dari luar) tanpa meninggalkan tempatnya.
(11) Dengan si miskin berlapang dada menerima kondisinya dan si kaya belajar bersyukur dari kemalangan si miskin, masyarakat borjuis yang sempurna dan harmonis akan tercipta.
(12) Dongeng semacam inilah yang ditawarkan “Rumah Tanpa Jendela” pada penonton yang mereka sasar, tidak lain tentu anak-anak kelas menengah atas yang mampu mengakses bioskop sebagai bagian dari leisure activity.
(13) Rara terbebas dari eksploitasi maupun perilaku destruktif yang merupakan bagian dari kehidupan masyarakat miskin di belahan dunia manapun.
(14) Dari paparan tadi, dapat disimpulkan bahwa film “Rumah Tanpa Jendela” memungkinkan kita bicara mengenai posisi biner kelas sosial-ekonomi lewat model film musikal klasik ala Hollywood.
pada
(1)    Dongeng semacam inilah yang ditawarkan Rumah Tanpa Jendela pada penonton yang mereka sasar, tak lain tentu anak-anak kelas menengah atas yang mampu mengakses bioskop sebagai bagian dari leisure activity.
(2)    Tradisi film musikal yang dikembangkan di Hollywood mengacu pada kecenderungan film-film musikal klasik tahun 1930—1960-an, berpaku pada hal-hal yang berlawanan (oposisi biner), terutama berkaitan dengan gender, ras, agama, latar belakang, atau temperamen.
(3)    Hal itu tergambar pada kondisi keluarga Aldo dan teman-teman Rara, antara si miskin dan si kaya
(4)    Layaknya dongeng anak-anak dalam majalah Bobo, film “Rumah Tanpa Jendela” menyampaikan ajaran moral pada anak-anak untuk menghadapi realita sosial dalam masyarakat yang terfragmentasi dalam perbedaan, baik secara struktur sosial-ekonomi maupun kondisi fisik/mental.
(5)    Kekurangan pada diri Aldo yang mewakili aspek natural takdir disandingkan dengan kemiskinan Rara sehingga membuat kemiskinan ternaturalisasikan lewat logika pemahaman yang sama, alih-alih hasil dari ketidakadilan distribusi kekayaan yang didukung negara, film ini menggambarkan kemiskinan sebagai bagian dari takdir manusia.
(6)    Penekanan pada kolektivitas ini merupakan salah satu “karateristik” film musikal klasik Hollywood yang ingin menjual ide-ide soal komunitas dan stabilitas sosial, baik relasi interkomunitas (konflik keluarga Aldo) maupun antarkomunitas (konflik antara keluarga Aldo dan komunitas Rara).
(7)    Lagipula, memakai perspektif realisme sosial dalam menilai film musikal adalah sia-sia, mengingat film musikal sendiri menawarkan utopia dalam bentuk hiburan dengan mengacu pada diri sendiri (self-reference).
dengan
(1)    Permasalahan yang dimiliki anak-anak ini diperlihatkan sebagai sesuatu yang alami dengan lebih menekankan cara menghadapi permasalahan alih-alih mempertanyakan penyebabnya.
(2)    Tradisi film musikal yang dikembangkan di Hollywood mengacu pada kecenderungan film-film musikal klasik tahun 1930—1960-an, berpaku pada hal-hal yang berlawanan (oposisi biner), terutama berkaitan dengan gender, ras, agama, latar belakang, atau temperamen.
(3)    Sang pangeran adalah tokoh Aldo, seorang anak laki-laki dari keluarga kayaraya dengan sindrom mental, yang membuatnya mengalami “penolakan” dari komunitasnya (anggota keluarga).
(4)    Sementara itu, kemewahan rumah Aldo dengan banyak jendela menularkan obsesi untuk memiliki rumah berjendela di kalangan teman-teman Rara.
(5)    Hal ini hanya dimungkinkan dengan melakukan penyederhanaan.
(6)    Namun, keinginan Rara itu dimaknai sebagai keinginan yang berlebihan ketika ia “dihukum” dengan kompensasi yang harus ia bayar.
(7)    Dengan begitu, mereka melakukan kewajiban membalas budi tanpa perlu mengorbankan kenyamanan dengan berbagi kepemilikan ataupun terlibat secara dekat.
(8)    Permasalahan yang dimiliki anak-anak ini diperlihatkan sebagai sesuatu yang alami dengan lebih menekankan cara menghadapi permasalahan alih-alih mempertanyakan penyebabnya.
(9)    Jendela memungkinkan orang melihat, bukan terlibat jika dibandingkan dengan pintu yang menyediakan akses untuk masuk/keluar.
(10)Dengan si miskin berlapang dada menerima kondisinya dan si kaya belajar bersyukur dari kemalangan si miskin, masyarakat borjuis yang sempurna dan harmonis akan tercipta.
(11)Karena hanya dalam kondisi itulah, si kaya termungkinkan ada dan bisa melanjutkan upaya memperkaya diri mereka; dengan membiarkan kemiskinan ada  dan ‘tidak tampak’ di depan mata.
(12)Lagipula, memakai perspektif realisme sosial dalam menilai film musikal adalah sia-sia, mengingat film musikal sendiri menawarkan utopia dalam bentuk hiburan dengan mengacu pada diri sendiri (self-reference).
Secara
(1)    Mengikuti tradisi opposite attracks, Aldo dan Rara bertemu secara tidak sengaja dalam sebuah kecelakaan kecil. Sejak itu mereka bersahabat.
(2)    Layaknya dongeng anak-anak dalam majalah Bobo, film “Rumah Tanpa Jendela” menyampaikan ajaran moral pada anak-anak untuk menghadapi realita sosial dalam masyarakat yang terfragmentasi dalam perbedaan, baik secara struktur sosial-ekonomi maupun kondisi fisik/mental.
(3)    Dengan begitu, mereka melakukan kewajiban membalas budi tanpa perlu mengorbankan kenyamanan dengan berbagi kepemilikan ataupun terlibat secara dekat
Tanpa
(1)    Jendela dalam film “Rumah Tanpa Jendela” merupakan sebuah metafora yang mengena. Jendela memungkinkan seseorang untuk mengakses dunia lain (dari dalam atau dari luar) tanpa meninggalkan tempatnya.
(2)    Dengan begitu, mereka melakukan kewajiban membalas budi tanpa perlu mengorbankan kenyamanan dengan berbagi kepemilikan ataupun terlibat secara dekat.
Bagi
(1)    Lebih jauh lagi, kemalangan Rara tersebut digunakan sebagai pelajaran yang bisa dipetik bagi keluarga Aldo, bahwa mereka harus bersyukur atas semua yang mereka punyai (harta dan keluarga yang utuh), sementara ada orang-orang yang tidak berpunya seperti Rara.

(12)      Artikel adalah kata tugas yang membatasi makna jumlah nomina. Artikel yang terdapat di dalam model teks ulasan adalah sang dan si. Artikel sang merupakan salah satu artikel yang mengacu ke makna tunggal, selain sri, hang, dan dang. Artikel si merupakan artikel yang memiliki keunikan tersendiri karena dapat mengacu pada makna tunggal atau kelompok. Cermati penggunaan artikel tersebut di dalam kalimat. Tulislah beberapa contoh kalimat yang menggunakan artikel.
Artikel
Kalimat
sang
(1)     Sang pangeran adalah tokoh Aldo, seorang anak laki-laki dari keluarga kaya-raya dengan sindrom mental, yang membuatnya mengalami “penolakan” dari komunitasnya (anggota keluarga).
(2)     Sang matahari pun sekarang sudah mulai nampak.
(3)     Sang induk meninggalkan anaknya sendirian di tengah hutan.
(4)     Sang bulan memancarkan sinar yang dipantulkan dari matahari.
si
(1)     Dengan si miskin berlapang dada menerima kondisinya dan si kaya belajar bersyukur dari kemalangan si miskin masyarakat borjuis yang sempurna dan harmonis akan tercipta.
(2)     Para santri di pesantren Jombang terkenal dengan sebutan si pencari Tuhan.
(3)     Putri nan cantik jelita mencintai si buruk rupa yang baik hatinya.
(4)     Dahulu, para pemimpin VOC dijuluki si gila hormat.

(13)      Kalimat simpleks merupakan kalimat yang memiliki satu verba utama, sedangkan kalimat kompleks adalah kalimat dengan dua verba utama atau lebih. Cermati beberapa contoh berikut, lalu coba tuliskan contoh lainnya.
Kalimat
Contoh
Simpleks
(1) Rumah itu ditempati Rara bersama neneknya (Si Mbok) dan ayahnya.
(2) Sebuah impian yang harus ia bayar mahal di kemudian hari.
(3) Ibu dan kakak perempuan Aldo menganggap teman-teman baru Aldo sebagai perusak ketenangan di rumah mereka
(4) Sementara itu, Rara mewakili narasi kemiskinan dalam segala keterbatasan materialnya: rumah tanpa jendela, sekolah seadanya, dan kerja sampingan.
Kompleks
(1) Logika pemaknaan tersebut bekerja ketika Rara yang larut dalam kesenangan borjuis (pesta ulang tahun kakak Aldo) pulang untuk menemukan rumahnya habis terbakar, Si Mbok tergeletak koma dan ayahnya meninggal dunia.
(2) Keinginan Rara untuk memiliki sesuatu, alih-alih dimaknai sebagai hasrat kepemilikan yang lumrah dimiliki semua orang, justru dianggap sebagai sesuatu yang menyalahi/mengingkari takdirnya sebagai orang yang tidak berpunya.
(3) Mengikuti tradisi opposite attracks, Aldo dan Rara bertemu secara tidak sengaja dalam sebuah kecelakaan kecil.
(4) Sementara itu, kemewahan rumah Aldo dengan banyak jendela menularkan obsesi untuk memiliki rumah berjendela di kalangan teman-teman Rara.



Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Contoh Teks Pewara / Pranatacara dalam Bahasa Jawa

Tugas SBK : Contoh Nirmana Titik, Garis, Bidang, Gempal, dan Tekstur

Tugas Bahasa Indonesia Memahami Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Opini/Editorial “Menjual Sembari Menjaga Nirwana"