Tugas Bahasa Indonesia tentang Teks “Gema ‘Indonesia Raya’ di Tianhe”
(4) Bacalah teks “Gema ‘Indonesia Raya’ di Tianhe” berikut
ini.
Gema “Indonesia Raya” di Tianhe
1. Indonesia bangkit dari keterpurukan setelah merebut dua
gelar juara di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2013 di Guangzhou, China. Lagu “Indonesia
Raya” berkumandang dua kali di Stadion Tianhe. Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan
mengalahkan ganda putra Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen, 21-13 dan 23-21.
Sementara itu, pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir
mengalahkan andalan tuan rumah Xu Chen/Ma Jin 21-13, 16-21, dan 22-20, pada 11
Agustus 2013.
2.
Gelar terakhir Indonesia dalam Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis
diperoleh pada tahun 2007 di Kuala Lumpur, Malaysia. Saat itu pada nomor ganda
putra, Hendra juga meraih juara berpasangan dengan Markis Kido. Seperti Hendra,
Liliyana Natsir pun kembali menjadi juara dunia dengan pasangan yang berbeda.
Dalam Kejuaraan Dunia 2007 dan 2005, Liliyana Natsir yang akrab disapa Butet
menjadi pemenang bersama Nova Widianto.
3.
Tuan rumah China gagal mengulangi prestasi 2010 dan 2011, menyapu bersih
semua gelar. China hanya mampu mempertahankan dua gelar, tunggal putra dan
ganda putri. Wang Xiaoli/Yu, ganda putri China mempertahankan gelar mereka
dengan mengalahkan ganda Korea Selatan, Eom Hye-won/Jang Ye-na dengan skor
21-14, 18-21, dan 21-8. Pemain senior China, Lin Dan merebut gelar juara dunia
untuk kelima kalinya. Pada laga final, Lin Dan memaksa Lee Chong Wei dari
Malaysia bertekuk lutut, dengan skor 16-21, 21-13, dan 20-17.
4.
Dalam partai tunggal putri, Thailand mencatat sejarah menjadi
juara dunia untuk pertama kalinya setelah Ratchanok Intanon meraih kemenangan
melawan tunggal putri nomor satu dunia, Li Xuerui, 22- 20, 18-21, dan 21-14.
Intanon menjadi juara dunia termuda pada usia 18 tahun. Gelar ini adalah gelar
paling prestisius baginya setelah tiga kali meraih gelar juara dunia yunior
putri pada 2009, 2010, dan 2011.
(Sumber: Litbang Kompas,
Buku Pintar Kompas 2013, Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2014, halaman
252—253)
(5) Buatlah abstraksi (ringkasan) teks “Gema ‘Indonesia
Raya’ di Tianhe” di atas.
Gema
“Indonesia Raya” di Tianhe
Lagu Indonesia Raya berkumandang 2 kali. Indonesia merebut dua
gelar juara di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2013 di Guangzhou, China. Mohammad
Ahsan/Hendra Setiawan mengalahkan ganda putra Denmark, Mathias Boe/Carsten
Mogensen, 21-13 dan 23-21. Dan pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana
Natsir mengalahkan Xu Chen/Ma Jin 21-13, 16-21, dan 22-20, pada 11 Agustus
2013.Gelar terakhir Indonesia dalam Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis diperoleh pada
tahun 2007 di Kuala Lumpur, Malaysia. Saat itu pada nomor ganda putra, Hendra juga meraih juara
berpasangan dengan Markis Kido.Seperti Hendra,
Liliyana Natsir pun kembali menjadi juara dunia dengan pasangan yang berbeda.
Dalam Kejuaraan Dunia 2007 dan 2005, Liliyana Natsir menjadi pemenang bersama
Nova Widianto. China hanya mampu
mempertahankan dua gelar, tunggal putra dan ganda putri. Setelah sebelumnya
meraih prestasi pada tahun 2010 dan 2011. Dalam partai tunggal putri, Thailand
mencatat sejarah menjadi juara dunia untuk pertama kalinya setelah Ratchanok
Intanon meraih kemenangan. Ia menjadi juara dunia termuda pada usia 18 tahun.
Gelar ini adalah gelar paling prestisius baginya setelah tiga kali meraih gelar
juara dunia yunior putri pada 2009, 2010, dan 2011.
(6) Ceritakanlah di depan kelas pendapat
kalian tentang makna gema “Indonesia Raya” tersebut.
Pendapat
kami tentang makna gema “Indonesia Raya” tersebut adalah Indonesia telah bangkit
dari keterpurukan dalam gelar Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis yang terakhir kali
diraih pada tahun 2007 dengan meraih dua gelar juara Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2013 di Guangzhou,
China untuk pasangan ganda putera dan pasangan ganda campuran. Dan akhirnya
lagu kebangsaan Indonesia Raya dapat berkumandang kembali sebanyak dua kali di
Stadion Tianghe. Hal tersebut menandkan kebangkitan Indonesia dalam Kejuaraan
Dunia Bulu Tangkis.
(7) Bagaimana kalian menyikapi peristiwa
tersebut?
Kami
sebagai warga negara Indonesia tentu merasa bahagia dan bangga akan dua gelar
Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis di Guangzhou, Cina yang berhasil direbut oleh
Indonesia setelah terpuruk selama kurang lebih enam tahun dalam Kejuaraan Dunia
Bulu Tangkis. Meskipun kami tidak dapat menyaksikan langsung pertandingan tersebut,
tapi kami akan tetap mendukung tim Indonesia melalui doa.
Comments
Post a Comment