Tugas Bahasa Indonesia Menganalisa Teks Ulasan Film “Dongeng Utopia Masyarakat Borjuis”
Tugas 1
Memahami
Struktur Teks “Dongeng Utopia Masyarakat Borjuis”
(1) Setelah
kalian mengetahui struktur teks ulasan, carilah berbagai informasi yang
terdapat dalam tiap paragraf! Galilah informasi sebanyak-banyaknya yang
terdapat dalam teks tersebut.
a) Informasi
dalam orientasi tahap 1:
·
Tradisi
film musikal yang dikembangkan di Hollywood mengacu pada kecenderungan
film-film musikal klasik tahun 1930—1960-an.
·
Film
musikal juga berpaku pada hal-hal yang berlawanan (oposisi biner), terutama
berkaitan dengan gender, ras, agama, latar belakang, atau temperamen.
·
Tradisi
oposisi biner tersebut tampak dalam film musikal anak-anak “Rumah Tanpa
Jendela” yang diadaptasi dari cerpen
“Jendela Rara” karya Asma Nadia.
b) Informasi
dalam orientasi tahap 2:
·
Kisah
dalam film Rumah Tanpa Jendela terinspirasi dari model biner dalam dongeng
moral berjudul The Prince and The Pauper karya Mark Twain.
·
Sang
pangeran adalah tokoh Aldo, seorang anak laki-laki dari keluarga kaya-raya
dengan sindrom mental, yang membuatnya mengalami “penolakan” dari komunitasnya
(anggota keluarga).
·
Sementara
itu, si miskin diwakili oleh tokoh Rara, gadis cilik yang sesekali bekerja
sebagai ojek payung di sanggar lukis tempat Aldo belajar.
·
Rara tinggal di sebuah rumah tidak berjendela
yang terbuat dari seng, tripleks, dan kayu bekas di salah satu kawasan
permukiman kumuh. Rumah itu ditempati Rara bersama nenek (Si Mbok) dan ayahnya.
Kondisi rumah tersebut membuat Rara terobsesi untuk memiliki sebuah rumah
berjendela
c) Informasi
dalam tafsiran tahap 1:
·
Mengikuti
tradisi opposite attracks, Aldo dan Rara bertemu secara tidak sengaja
dalam sebuah kecelakaan kecil. Sejak saat itu, mereka bersahabat.
·
Persahabatan
Aldo dan Rara tidak berjalan mulus. Ibu dan kakak perempuan Aldo menganggap
teman-teman baru Aldo sebagai perusak ketenangan di rumah mereka.
d) Informasi
dalam tafsiran tahap 2:
·
Film
“Rumah Tanpa Jendela” menyampaikan ajaran moral pada anak-anak untuk menghadapi
realita sosial dalam masyarakat yang terfragmentasi dalam perbedaan, baik
secara struktur sosial-ekonomi maupun kondisi fisik/mental.
·
Fungsi
ideologis yang ditawarkan film musikal adalah resolusi dari ketakutan akan
perbedaan yang diwakili oposisi biner dalam naratif.
·
Namun,
permasalahan dari film musikal anak-anak adalah bahwa ia menawarkan resolusi
yang dibayangkan oleh pembuat film agar bisa dipahami oleh anak-anak.
·
Penyederhanaan
posisi berlawanan si miskin dan si kaya terwakili oleh narasi sosial ekonomi Aldo
dan Rara. Aldo, si kaya, memiliki berbagai privilege (mobil mewah, rumah
mewah, supir, pembantu, dan sekolah khusus).
·
Sementara
itu, Rara mewakili narasi kemiskinan dalam segala keterbatasan materialnya:
rumah tanpa jendela, sekolah seadanya, dan kerja sampingan.
e) Informasi
dalam tafsiran tahap 3:
·
Dalam
film “Rumah Tanpa Jendela” sikap moral yang disarankan kepada penonton adalah
bersyukur. Rara menginginkan hal yang tak mungkin menjadi miliknya, yaitu
kemewahan berupa rumah berjendela. Aldo memungkinkan Rara mengakses ini dan
bahkan yang lebih lagi: kolam renang, mobil, buku, dan krayon.
·
Namun,
keinginan Rara itu dimaknai sebagai keinginan yang berlebihan. Logika pemaknaan
tersebut terbukti ketika bekerja ketika Rara yang larut dalam kesenangan
borjuis (pesta ulang tahun kakak Aldo) pulang untuk menemukan rumahnya habis
terbakar, Si Mbok tergeletak koma dan ayahnya meninggal dunia.
f) Informasi
dalam tafsiran tahap 4:
·
Kemalangan
Rara tersebut digunakan sebagai pelajaran yang bisa dipetik bagi keluarga Aldo,
bahwa mereka harus bersyukur atas semua yang mereka punyai (harta dan keluarga
yang utuh), sementara ada orang-orang yang tidak berpunya seperti Rara.
·
Untuk
“membayar” pelajaran yang mereka dapat ini, keluarga Aldo menolong Rara dan Si
Mboknya dengan membayarkan biaya rumah sakit serta memberikan penghidupan di
villa milik mereka di luar Jakarta.
g) Informasi
dalam tafsiran tahap 5:
·
Permasalahan
yang dimiliki anak-anak ini diperlihatkan sebagai sesuatu yang alami dengan
lebih menekankan cara menghadapi permasalahan alih-alih mempertanyakan
penyebabnya.
·
Kekurangan
pada diri Aldo yang mewakili aspek natural takdir disandingkan dengan
kemiskinan Rara sehingga membuat kemiskinan ternaturalisasikan lewat logika
pemahaman yang sama, alih-alih hasil dari ketidakadilan distribusi kekayaan
yang didukung negara, film ini menggambarkan kemiskinan sebagai bagian dari takdir
manusia.
h) Informasi
dalam tafsiran tahap 6:
·
Jendela
dalam film “Rumah Tanpa Jendela” merupakan sebuah metafora yang mengena karena
jendela memungkinkan seseorang untuk mengakses dunia lain (dari dalam atau dari
luar) tanpa meninggalkan tempatnya.
·
Jendela
adalah rasa syukur atau konsep penerimaan atas suatu kondisi dengan si miskin
berlapang dada menerima kondisinya dan si kaya belajar bersyukur dari
kemalangan si miskin, masyarakat borjuis yang sempurna dan harmonis akan
tercipta.
i)
Informasi
dalam tafsiran tahap 7:
·
Penonton
film “Rumah Tanpa Jendela” tentu anak-anak kelas menengah atas yang mampu
mengakses bioskop sebagai bagian dari leisure activity.
·
Sebuah
dongeng untuk membuai mereka dalam mimpi-mimpi borjuis, agar mereka nanti
terbangun sebagai manusia-manusia borjuis dewasa yang diharapkan bisa meneruskan
tatanan masyarakat, yang kemiskinan dan kekayaan ternaturalisasi sebagai takdir
dan karenanya tidak perlu dipertanyakan.
j)
Informasi
dalam evaluasi tahap 1:
·
Sayang,
sebagai sebuah film musikal, tidak banyak yang disumbangkan oleh lagu-lagu yang
dinyanyikan dan ditarikan dalam film ini, kecuali penekanan dramatis belaka.
·
Satu-satunya
yang terwakili oleh scene-scene musikal dan gerak kamera serta editing
yang kadang hiperaktif adalah energi dan semangat kanak-kanak.
·
Penekanan
pada kolektivitas ini merupakan salah satu “karateristik” film musikal klasik
Hollywood yang ingin menjual ide ide soal komunitas dan stabilitas sosial, baik
relasi interkomunitas (konflik keluarga Aldo) maupun antarkomunitas (konflik
antara keluarga Aldo dan komunitas Rara).
k) Informasi
dalam evaluasi tahap 2:
·
Film
tersebut menggambarkan keluarga baik-baik dan protektif untuk meyakinkan bahwa
pergaulan Rara terbebas dari eksploitasi maupun perilaku destruktif yang
merupakan bagian dari kehidupan masyarakat miskin di belahan dunia manapun.
·
Lagipula,
memakai perspektif realisme sosial dalam menilai film musikal adalah sia-sia,
mengingat film musikal sendiri menawarkan utopia dalam bentuk hiburan dengan
mengacu pada diri sendiri (self-reference).
·
Dalam
hal ini, film musikal mengamini konsep “film yang menghibur” sebagai utopia itu
sendiri.
l)
Informasi
dalam rangkuman:
·
Film
“Rumah Tanpa Jendela” memungkinkan kita bicara mengenai posisi biner kelas
sosial-ekonomi lewat model film musikal klasik ala Hollywood.
·
Film ini
menawarkan model utopia dalam merespons kondisi masyarakat Indonesia yang
terfragmentasi dalam kelas-kelas sosial-ekonomi, yaitu utopia atau kondisi
hidup ideal yang dibayangkan oleh kelas menengah atas.
(2) Coba
kalian perhatikan kembali bahasan tentang teks ulasan film ”Rumah Tanpa
Jendela” di atas. Kalian dapat melihat bahwa penulis ulasan atau resensi
tersebut melontarkan pujian, sekaligus kritikan terhadap film tersebut. Tugas
kalian adalah menentukan bagian dari ulasan film yang berupa pujian serta
bagian yang berupa kritikan, lalu tuliskan pada kolom berikut.
No.
|
Film
“Rumah Tanpa Jendela”
|
|
Pujian
|
Kritikan
|
|
(1)
|
Jendela
dalam film “Rumah Tanpa Jendela” merupakan sebuah metafora yang mengena.
|
Sayang,
sebagai sebuah film musikal, tidak banyak yang disumbangkan oleh lagu-lagu
yang dinyanyikan dan ditarikan dalam film ini, kecuali penekanan dramatis
belaka.
|
(2)
|
Penggambaran
kemiskinan dalam film tersebut tidak berlebihan. Film tersebut menggambarkan
keluarga baik-baik dan protektif untuk meyakinkan bahwa pergaulan Rara
terbebas dari eksploitasi maupun perilaku destruktif yang merupakan bagian
dari kehidupan masyarakat miskin di belahan dunia manapun.
|
Adegan
musikal kebanyakan merupakan penampilan kolektif, jarang ada penampilan
tunggal (solo). Penekanan pada kolektivitas ini merupakan salah satu
“karateristik”
film musikal klasik Hollywood yang ingin menjual ide-ide soal komunitas dan
stabilitas sosial, baik relasi interkomunitas (konflik keluarga Aldo) maupun
antarkomunitas (konflik antara keluarga Aldo dan komunitas Rara).
|
(3)
|
Layaknya
dongeng anak-anak dalam majalah Bobo, film “Rumah Tanpa Jendela”
menyampaikan ajaran moral pada anak-anak untuk menghadapi realita sosial
dalam masyarakat yang terfragmentasi dalam perbedaan, baik secara struktur
sosial-ekonomi maupun kondisi fisik/mental.
|
Namun,
permasalahan dari film musikal anakanak adalah bahwa ia menawarkan resolusi
yang dibayangkan oleh pembuat film agar bisa dipahami oleh anak-anak. Hal ini
hanya dimungkinkan dengan melakukan penyederhanaan.
|
Tugas 2
Memahami
Kaidah Kebahasaan dalam Teks “Dongeng Utopia Masyarakat Borjuis”
(1) Dalam
model teks ulasan di atas banyak terdapat kosakata baru. Dengan bantuan Kamus
Besar Bahasa Indonesia, carilah arti kata atau kelompok kata yang terdapat dalam
table berikut. Tuliskan jawaban kalian di kolom bagian kanan. Setelah itu, baca
kembali dengan cermat model teks ulasan film di atras. Temukan kosakata yang
menurut kalian penting untuk diketahui. Buatlah kolom daftar kosakata baru
dalam buku tugas kalian.
No.
|
Kosakata
|
Arti
Kosakata
|
1.
|
Adaptasi
|
Penyesuaian tehadap lingkungan, pekerjaan,
dan pelajaran
|
2.
|
Akses
|
Jalan masuk terhadap sesuatu
|
3.
|
Bioskop
|
Pertunjukan yang diperlihatkan dengan gambar
(film) yang disorot sehingga dapat bergerak
|
4.
|
Borjuis
|
Kelas masyarakat dari golongan menengah
keatas (biasanya dipertentangkan dengan rakyat jelata
|
5.
|
Destruktif
|
Merusak, memusnahkan, atau menghancurkan
|
6.
|
Eksploitasi
|
Pengusahaan atau pendayagunaan sesuatu
|
7.
|
Fragmentasi
|
Pencuplikan (cerita dsb)
|
8.
|
Gender
|
Jenis kelamin
|
9.
|
Harmonis
|
Bersangkut paut dengan (mengenai) harmoni
|
10.
|
Inspirasi
|
Ilham atau ide untuk melakukan atau membuat
sesuatu
|
11.
|
Klasik
|
Mempunyai nilai atau mutu yang diakui dan
menjadi tolak ukur kesempurnaan yang abadi
|
12.
|
Kolektif
|
Secara bersamaan atau secara gabungan
|
13.
|
Koma
|
Keadaan tidak sadar sama sekali dan tidak
mampu memberi reaksi terhadap suatu ransangan
|
14.
|
Kompensasi
|
Ganti rugi atau pemberesan utang piutang
dengan memberikan barang-barang yang seharga dengan utangnya
|
15.
|
Kutub
|
Ujung poros atau sumbu
|
16.
|
Logika
|
Pengetahuan tenteng kaidah berpikir atau
jalan pikiran yang masuk akal
|
17.
|
Metafora
|
Pemakaian kata atau kelompok kata bukan
dengan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan
persamaan atau perbandingan
|
18.
|
Model
|
Pola (contoh, acuan, ragam, dsb) dari sesuatu
yang akan dibuat atau dihasilkan
|
19.
|
Obsesi
|
Gangguan jiwa berupa pikiran yang selalu
menggoda seseorang dan sangat sukar dihilangkan
|
20.
|
Oposisi biner
|
Istilah untuk menunjukkan dua sisi yang
bersebrangan
|
21.
|
Paradoks
|
Pernyataan yang seolah-olah bertentangan
(berlawanan) dengan pendapat umum atau kebenaran, tetapi kenyataannya
mengandung kebenaran
|
22.
|
Protektif
|
Sifat atau perlakuan yang bertujuan untuk
melindungi
|
23.
|
Ras
|
Golongan bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik
|
24.
|
Realita social
|
Realita (kebenaran) atas kejadian yang
terjadi di sekitar masyarakat
|
25.
|
Sindrom
|
Himpunan gejala atau tanda yang terjadi
serentak (muncul bersama-sama) dan menandai ketidaknormalan tertentu
|
26.
|
Sekolah singgah
|
Sekolah (tempat belajar) yang hanya menumpang
|
27.
|
Tempramen
|
Sifat batinyang mempengaruhi pikiran,
perlakuan, dsb (periang, pemurung, dsb)
|
28.
|
Tradisi
|
Adat kebiasaan turun-menurun (dari nenek
moyang) yang masih dijalankan di masyarakat
|
29.
|
Utopia
|
Sistem social politik yang sempurna yang
hanya ada dalam bayangan (khayalan) dan sulit atau tidak mungkin diwujudkan
|
30.
|
Villa
|
Rumah atau tempat tinggal yang berada di luar
kota atau di pegunungan untuk peristirahatan
|
(2) Di dalam
teks terdapat beberapa kata asing. Dengan menggunakan kamus atau rujukan lain
yang sejenis, cobakalian temukan arti dari istilah asing tersebut.
No
|
Istilah
Asing
|
Arti
|
1.
|
Leisure
activity
|
Aktivitas yang menyenangkan, dilakukan pada
waktu senggang
|
2.
|
Opposite
attracks
|
Attracks yang berlawanan
|
3.
|
Privilege
|
Hak khusus (istimewa)
|
4.
|
Self-reference
|
Refrensi diri sendiri
|
5.
|
Scene
|
Kejadian atau peristiwa yang terjadi
|
6.
|
Taken-for-granted
|
Mengambil untuk memberi
|
(3) Selain
kosakata, coba telusuri beberapa verba berikut. Verba yang menjadi kunci di
dalam pelajaran ini adalah mengulas.
Kata mengulas berasal dari kata dasar
ulas yang bermakna ‘membeberkan
penjelasan dan komentar’; ’menafsirkan (penerangan lanjut, pendatap,dsb)’;
‘mempelajari’; atau ‘menyelidiki’. Verba tersebut bersinonim dengan beberapa
verba lain yang bermakna ‘memberikan’ atau ‘menentukan ukuran atau penilaian’,
misalnya pada beberapa kata seperti dalam table dibawah ini. Setelah itu,
isilah rumpang perubahan bentuk kata dasar menjadi verba dan nomina berikut.
Kata
Dasar
|
Verba
|
Nomina
|
Ulas
|
Mengulas
|
Ulasan
|
Nilai
|
Menilai
|
Penilaian
|
Evaluasi
|
Mengevaluasi
|
Pengevaluasi
|
Kritik
|
Mengkritik
|
Kritikan
|
Ukur
|
Mengukur
|
Ukuran
|
Komentar
|
Mengomentari
|
Pengomentar
|
Tafsir
|
Menafsirkan
|
Tafsiran
|
Kupas
|
Mengupas
|
Kupasan
|
(4) Selain
mencari sinonim dari verba mengulas, di dalam teks juga terdapat
beberapa antonim atau lawan kata berikut. Carilah antonim untuk beberapa kata
di bawah ini. Tulis jawaban kalian pada kolom di sebelah kanan.
Kata
|
Antonim
|
keterbatasan
|
kelebihan
|
ketidakadilan
|
keadilan
|
pertemanan
|
permusuhan
|
ketakutan
|
keberanian
|
penolakan
|
penerimaan
|
pertemuan
|
perpisahan
|
kemewahan
|
kesederhanaan
|
perusak
|
perbaikan,
pembangun
|
ketenangan
|
kegaduhan
|
pemenuhan
|
pengosongan
|
perbedaan
|
persamaan
|
si
Kaya
|
si
Miskin
|
penyederhanaan
|
penjabaran
|
kenyamanan
|
kegelisahan
|
(5) Selanjutnya, verba dapat berbentuk verba aktif
dan verba pasif. Lihatlah perubahan beberapa kata dari bentuk aktif dan pasif
pada kolom berikut.
Kata Dasar
|
Verba Aktif
|
Verba Pasif
|
kembang
|
mengembang
mengembangkan
|
dikembangkan
|
acu
|
mengacu
|
diacu
|
paku
|
memaku
|
dipaku
|
lawan
|
melawan
|
dilawan
|
utama
|
mengutamakan
|
diutamakan
terutama
|
kaitan
|
mengaitkan
|
dikaitkan
|
adaptasi
|
mengadaptasi
beradaptasi
|
diadaptasi
|
inspirasi
|
menginspirasi
|
diinspirasi
terinspirasi
|
alami
|
mengalami
|
dialami
|
jendela
|
menjendelakan
berjendelakan
|
dijendelakan
|
belajar
|
mengajarkan
mengajar
|
diajarkan
diajar
|
mukim
|
memukimkan
bermukim
|
dimukimkan
|
obsesi
|
mengobsesi
berobsesi
|
diobsesi
terobsesi
|
gambar
|
menggambar
|
digambar
|
jalan
|
menjalankan
berjalan
|
dijalankan
|
rusak
|
merusak
|
dirusak
|
tenang
|
menenangkan
|
ditenangkan
|
mewah
|
bermewahan
|
dimewahkan
|
(6) Nomina
adalah kata benda. Di dalam model teks ulasan film “Rumah Tanpa Jendela” banyak
terdapat nomina. Nomina terdiri atas nomina dasar dan nomina turunan. Nomina
dasar terdiri atas nomina umum dan nomina khusus. Temukan nomina dasar (khusus
dan umum) serta nomina turunan yang terdapat di dalam teks.
Nomina Dasar
|
|
Nomina Umum
|
Nomina
Khusus
|
Film
|
Sanggar
|
Rumah
|
Hollywood
|
Impian
|
Aldo
|
Agama
|
Rara
|
Latar
belakang
|
Si
Mbok
|
Jendela
|
Temperamen
|
Mental
|
Gender
|
Payung
|
Ras
|
Seng
|
Tradisi
|
Tripleks
|
Kutub
|
Kayu
|
Sekolah
khusus
|
Dongeng
|
Kolam
renang
|
Majalah
|
Krayon
|
Mobil
mewah
|
Logika
|
Supir
|
Hasrat
|
Pembantu
|
Villa
|
Pesta
|
Jakarta
|
Harta
|
Utopia
|
Keluarga
|
Khayalan
|
Pelajaran
|
Aspek
|
Rumah
sakit
|
Metafora
|
Kewajiban
|
Si
miskin
|
Takdir
|
Si
kaya
|
Kekayaan
|
Kamera
|
Negara
|
pergaulan
|
Dunia
|
Perspektif
|
Masyarakat
|
Posisi
biner
|
Penonton
|
Model
|
Anak-anak
|
|
Mimpi
|
|
Manusia-manusia
|
|
Mata
|
|
Hiburan
|
|
(7) Selain
nomina dasar, di dalam model teks ulasan tersebut juga terdapat banyak nomina
turunan. Pada umumnya nomina turunan dibentuk dengan menambahkan prefix,
sufiks, atau konfiks pada kata dasar. Amati beberapa contoh nomina turunan pada
kolom berikut. Setelah itu, coba kalian cari nomina turunan lain di dalam teks.
Tuliskan jawaban kalian pada rumpang di dalam kolom.
Nomina Turunan
|
||||
pe-+N
|
peng-+N+-an
|
N+-an
|
Per-+-an
|
ke-+N+-an
|
Penanda
|
Penolakan
|
Impian
|
Permukiman
|
Kecenderungan
|
Pembantu
|
pemenuhan
|
Rangkaian
|
Pertemuan
|
Kebutuhan
|
Penonton
|
Penyederhanaan
|
Kalangan
|
Persahabatan
|
Kemewahan
|
penyebabnya
|
Penghidupan
|
Kawasan
|
Pertemanan
|
Ketenangan
|
|
pemahaman
|
Ajaran
|
Perempuan
|
Ketakutan
|
|
pelajaran
|
Khayalan
|
Perbedaan
|
Kemiskinan
|
|
penerimaan
|
Bagian
|
Permasalahan
|
Keterbatasan
|
|
Penekanan
|
Belahan
|
Permaknaan
|
Keinginan
|
|
Penampilan
|
hiburan
|
Pergaulan
|
Kesenangan
|
|
penggambaran
|
Tatanan
|
Perilaku
|
Kepemilikan
|
|
|
Termungkinkan
|
Pertanyaannya
|
Kemalangan
|
|
|
|
|
Kenyamanan
|
|
|
|
|
Kelahiran
|
|
|
|
|
Kekurangan
|
|
|
|
|
Ketidakadilan
|
|
|
|
|
Kekayaan
|
|
|
|
|
Kebanyakan
|
|
|
|
|
Kehidupan
|
(8) Pronomina
adalah kata yang dipakai untuk mengacu nomina yang lain. Teks ulasan film atau
drama pada umumnya didominasi oleh pronomina orang ketiga, seperti ia dan
–nya. Selain itu, ada pula sebutan untuk nama tokoh. Cermati contoh
berikut, lalu coba kalian cari kalimat yang mengusung pronomina di dalam model
teks ulasan.
Pronomina
|
Contoh Kalimat
|
Orang
ketiga:
ia, dia,
dan –nya.
|
(1) Namun,
keinginan Rara itu dimaknai sebagai keinginan yang berlebihan ketika ia “dihukum”
dengan kompensasi yang harus ia bayar.
(2) Logika
pemaknaan tersebut bekerja ketika Rara yang larut dalam kesenangan borjuis
(pesta ulang tahun kakak Aldo) pulang untuk menemukan rumahnya habis
terbakar, Si Mbok tergeletak koma dan ayahnya meninggal dunia.
(3) Keinginan
Rara untuk memiliki sesuatu, alih-alih dimaknai sebagai hasrat kepemilikan
yang lumrah dimiliki semua orang, justru dianggap sebagai sesuatu yang
menyalahi/mengingkari takdirnya sebagai orang yang tidak berpunya.
(4) Sebuah
impian yang harus ia bayar mahal di kemudian hari.
(5) Namun,
permasalahan dari film musikal anak-anak adalah bahwa ia menawarkan
resolusi yang dibayangkan oleh pembuat film agar bisa dipahami oleh anak-anak.
(6) Oleh
sebab itu, perbedaan si miskin dan si kaya dalam film ini adalah ia
yang berpunya dan ia yang tak-berpunya.
(7) Sang
pangeran adalah tokoh Aldo, seorang anak laki-laki dari keluarga kaya-raya
dengan sindrom mental, yang membuatnya mengalami “penolakan” dari
komunitasnya (anggota keluarga).
(8) Aldo
mewakili ide paradoks keluarga borjuis yang pemenuhan kebutuhan fisiknya
berlebihan, tetapi jiwanya kering dan mengakibatkan dilema personal.
(9) Rumah
itu ditempati Rara bersama nenek (Si Mbok) dan ayahnya.
(10) Sementara
itu, Rara mewakili narasi kemiskinan dalam segala keterbatasan materialnya:
rumah tanpa jendela, sekolah seadanya, dan kerja sampingan.
(11) Rara
menginginkan hal yang tak mungkin menjadi miliknya, yaitu kemewahan
berupa rumah berjendela.
(12) Oleh karena
itu, untuk “membayar” pelajaran yang mereka dapat ini, keluarga Aldo menolong
Rara dan Si Mboknya dengan membayarkan biaya rumah sakit serta
memberikan penghidupan di villa milik mereka di luar Jakarta.
(13) Permasalahan
yang dimiliki anak-anak ini diperlihatkan sebagai sesuatu yang alami dengan
lebih menekankan cara menghadapi permasalahan alih-alih mempertanyakan
penyebabnya.
(14) Jendela
memungkinkan seseorang untuk mengakses dunia lain (dari dalam atau dari luar)
tanpa meninggalkan tempatnya.
(15) Dengan
si miskin berlapang dada menerima kondisinya dan si kaya belajar
bersyukur dari kemalangan si miskin, masyarakat borjuis yang sempurna dan
harmonis akan tercipta.
|
(9) Adjektiva
(kata sifat atau kata keadaan) adalah kata yang dipakai untuk mengungkapkan
sifat atau keadaan orang, benda, atau binatang. Coba kalian cari kata sifat di
dalam model teks ulasan itu.
Adjektiva
|
Frasa
Adjektiva
|
kumuh
|
permukiman
kumuh
|
kering
|
jiwanya kering
|
dramatis
|
penekanan
dramatis
|
cilik
|
gadis cilik
|
destruktif
|
perilaku
destruktif
|
kaya-raya
|
keluarga kaya-raya
|
kecil
|
kecelakaan
kecil
|
mulus
|
tidak berjalan mulus
|
baru
|
teman-teman
baru
|
koma
|
Si Mbok tergeletak koma
|
meninggal
dunia
|
Ayahnya
meninggal dunia
|
borjuis
dewasa
|
manusia-manusia borjuis dewasa
|
baik-baik,
protektif
|
keluarga
baik-baik dan protektif
|
miskin
|
masyarakat miskin
|
(10) Konjungsi
adalah kata hubung. Konjungsi terdiri atas konjungsi koordinatif, subordinatif,
korelatif, antarkalimat, dan antarparagraf. Lihatlah beberapa contoh kalimat
yang menggunakan keempat konjungsi itu. Coba kalian cari kalimat lain yang
menggunakan konjungsi dan tuliskan jawaban kalian pada rumpang yang tersedia.
Temukan kalimat yang dihubungkan dengan menggunakan kata konjungsi tersebut.
Konjungsi
|
Kalimat
|
Koordinatif:
• dan
• atau
• tetapi
|
(1) Tradisi
film musikal yang dikembangkan di Hollywood mengacu pada kecenderungan
film-film musikal klasik tahun 1930--1960-an yang berpaku pada hal-hal yang
berlawanan (oposisi biner), terutama berkaitan dengan gender, ras, agama,
latar belakang, atau temperamen.
(2) Hal
itu tergambar pada kondisi keluarga Aldo dan teman-teman Rara, antara
si miskin dan si kaya.
(3) Aldo
mewakili ide paradoks keluarga borjuis yang pemenuhan kebutuhan fisiknya
berlebihan, tetapi jiwanya kering dan mengakibatkan dilema
personal.
(4) Rara
tinggal di sebuah rumah tidak berjendela yang terbuat dari seng, tripleks, dan
kayu bekas di salah satu kawasan permukiman kumuh.
(5) Mengikuti
tradisi opposite attracks, Aldo dan Rara bertemu secara tidak
sengaja dalam sebuah kecelakaan kecil.
(6) Jendela
adalah rasa syukur atau konsep penerimaan atas suatu kondisi.
(7) Film ini
menawarkan model utopia dalam merespons kondisi masyarakat Indonesia yang
terfragmentasi dalam kelas-kelas sosial-ekonomi, yaitu utopia atau
kondisi hidup ideal yang dibayangkan oleh kelas menengah atas.
|
Subordinatif:
•
sesudah
•
sebelum
•
sementara
• jika
• agar
•
supaya
•
meskipun
•
alih-alih
•
sebagai
•
sebab
•
karena
• maka
|
(1) Lebih
jauh lagi, kemalangan Rara tersebut digunakan sebagai pelajaran yang bisa
dipetik bagi keluarga Aldo, bahwa mereka harus bersyukur atas semua yang
mereka punyai (harta dan keluarga yang utuh), sementara ada
orang-orang yang tidak berpunya seperti Rara.
(2) Jendela
memungkinkan orang melihat, bukan terlibat jika dibandingkan dengan
pintu yang menyediakan akses untuk masuk/keluar.
(3) Namun,
permasalahan dari film musikal anakanak adalah bahwa ia menawarkan resolusi
yang dibayangkan oleh pembuat film agar bisa dipahami oleh anak-anak.
(4) Keinginan
Rara untuk memiliki sesuatu, alih-alih dimaknai sebagai hasrat
kepemilikan yang lumrah dimiliki semua orang, justru dianggap sebagai
sesuatu yang menyalahi/mengingkari takdirnya sebagai orang yang tidak
berpunya.
(5) Sebuah
dongeng untuk membuai mereka dalam mimpi-mimpi borjuis, agar mereka
nanti terbangun sebagai manusia-manusia borjuis dewasa yang diharapkan
bisa meneruskan tatanan masyarakat, yang kemiskinan dan kekayaan
ternaturalisasi sebagai takdir dan karenanya tidak perlu
dipertanyakan.
|
Korelatif:
• Baik
… maupun …, …
•
tidak hanya…, tetapi ….
•
demikian (rupa) … sehingga …
•
entah …, entah …
•
jangankan …, … pun …
|
(1) Layaknya
dongeng anak-anak dalam majalah Bobo, film “Rumah Tanpa Jendela”
menyampaikan ajaran moral pada anak-anak untuk menghadapi realita sosial
dalam masyarakat yang terfragmentasi dalam perbedaan, baik secara struktur
sosial-ekonomi maupun kondisi fisik/mental.
(2) Penekanan
pada kolektivitas ini merupakan salah satu “karateristik” film musikal klasik
Hollywood yang ingin menjual ide-ide soal komunitas dan stabilitas sosial, baik
relasi interkomunitas (konflik keluarga Aldo) maupun antarkomunitas (konflik
antara keluarga Aldo dan komunitas Rara).
|
Antarkalimat:
•
sungguhpun
demikian
•
sekalipun
demikian
•
meskipun
demikian
•
selanjutnya
•
sesudah itu
•
setelah itu
• di
samping itu
•
sebaliknya
• akan
tetapi
|
(1) Dengan
begitu, mereka
melakukan kewajiban membalas budi tanpa perlu mengorbankan kenyamanan dengan berbagi
kepemilikan ataupun terlibat secara dekat.
(2) Sementara
itu, Rara
mewakili narasi kemiskinan dalam segala keterbatasan materialnya: rumah tanpa
jendela, sekolah seadanya, kerja sampingan.
(3) Sementara
itu, si
miskin diwakili oleh tokoh Rara, gadis cilik yang sesekali bekerja sebagai
ojek payung di sanggar lukis tempat Aldo belajar.
(4) Sementara
itu,
kemewahan rumah Aldo dengan banyak jendela menularkan obsesi untuk memiliki
rumah berjendela di kalangan teman-teman Rara.
(5) Sejak saat itu, mereka bersahabat.
|
(11) Preposisi
atau kata depan adalah kata tugas yang berfungsi sebagai unsur pembentuk frasa
preposisional. Dalam bahasa Indonesia preposisi ditempatkan di bagian awal
frasa dan diikuti oleh nomina, adjektiva, atau verba. Beberapa preposisi yang
terdapat di dalam bahasa Indonesia, seperti di, ke, pada, dari, secara, dan
bagi.
Cermati beberapa contoh preposisi pada kalimat
berikut, lalu temukan kalimat lain yang menggunakan preposisi. Tuliskan jawaban
kalian pada rumpang dalam kolom di sebelah kanan.
Preposisi
|
Kalimat
|
di
|
(1) Rara
tinggal di sebuah rumah tidak berjendela yang terbuat dari seng,
tripleks, dan kayu bekas di salah satu kawasan permukiman kumuh.
(2) Kondisi
rumah tersebut membuat Rara terobsesi untuk memiliki sebuah rumah berjendela.
Sebuah impian yang harus ia bayar mahal di kemudian hari.
(3) Tradisi
film musikal yang dikembangkan di Hollywood
mengacu pada kecenderungan film-film musikal klasik tahun 1930—1960-an,
berpaku pada hal-hal yang berlawanan (oposisi biner), terutama berkaitan
dengan gender, ras, agama, latar belakang, atau temperamen.
(4) Sementara
itu, si miskin diwakili oleh tokoh Rara, gadis cilik yang sesekali bekerja
sebagai ojek payung di sanggar
lukis tempat Aldo belajar.
(5) Rara
tinggal di sebuah rumah tidak
berjendela yang terbuat dari seng, tripleks, dan kayu bekas di salah satu
kawasan permukiman kumuh.
(6) Sebuah
impian yang harus ia bayar mahal di kemudian hari.
(7) Ibu
dan kakak perempuan Aldo menganggap teman-teman baru Aldo sebagai perusak
ketenangan di rumah mereka.
(8) Sementara
itu, kemewahan rumah Aldo dengan banyak jendela menularkan obsesi untuk
memiliki rumah berjendela di
kalangan teman-teman Rara.
(9) Lebih
jauh lagi, kemalangan Rara tersebut digunakan sebagai pelajaran yang bisa
dipetik bagi keluarga Aldo, bahwa mereka harus bersyukur atas semua yang
mereka punyai (harta dan keluarga yang utuh), sementara ada orang-orang yang
mereka dapat ini, keluarga Aldo menolong Rara dan Si Mboknya dengan
membayarkan biaya rumah sakit serta memberikan penghidupan di villa milik mereka di luar Jakarta.
(10) Dalam
model utopia (khayalan) yang terdapat di
dalam film tersebut, ana-anak menjadi “penanda” dari kelahiran atau takdir
manusia.
(11) Karena
hanya dalam kondisi itulah, si kaya termungkinkan ada dan bisa melanjutkan
upaya memperkaya diri mereka; dengan membiarkan kemiskinan ada dan ‘tidak
tampak’ di depan mata.
(12) Rara
terbebas dari eksploitasi maupun perilaku destruktif yang merupakan bagian
dari kehidupan masyarakat miskin di
belahan dunia manapun.
|
dari
|
(1) Kisah
di dalam film tersebut terinspirasi dari model biner dalam dongeng
moral berjudul The Prince and The Pauper karya Mark Twain.
(2) Sang
pangeran adalah tokoh Aldo, seorang anak laki-laki dari keluarga
kaya-raya dengan sindrom mental, yang membuatnya mengalami “penolakan” dari
komunitasnya (anggota keluarga).
(3) Tradisi
oposisi biner tersebut tampak dalam film musikal anak-anak “Rumah Tanpa
Jendela”. Film tersebut diadaptasi dari cerpen “Jendela Rara” karya Asma
Nadia.
(4) Sang
pangeran adalah tokoh Aldo, seorang anak laki-laki dari keluarga kayaraya dengan sindrom mental, yang membuatnya
mengalami “penolakan” dari
komunitasnya (anggota keluarga).
(5) Rara
tinggal di sebuah rumah tidak berjendela yang terbuat dari seng, tripleks, dan kayu bekas di salah satu kawasan
permukiman kumuh.
(6) Fungsi
ideologis yang ditawarkan film musikal adalah resolusi dari ketakutan akan perbedaan yang diwakili oposisi biner dalam
naratif.
(7) Namun,
permasalahan dari film musikal
anak-anak adalah bahwa ia menawarkan resolusi yang dibayangkan oleh pembuat
film agar bisa dipahami oleh anak-anak.
(8) Dalam
model utopia (khayalan) yang terdapat di dalam film tersebut, anakanak
menjadi “penanda” dari kelahiran
atau takdir manusia
(9) Kekurangan
pada diri Aldo yang mewakili aspek natural takdir disandingkan dengan
kemiskinan Rara sehingga membuat kemiskinan ternaturalisasikan lewat logika
pemahaman yang sama, alih-alih hasil dari
ketidakadilan distribusi kekayaan yang didukung negara, film ini menggambarkan
kemiskinan sebagai bagian dari
takdir manusia.
(10)Jendela
memungkinkan seseorang untuk mengakses dunia lain (dari dalam atau dari
luar) tanpa meninggalkan tempatnya.
(11) Dengan
si miskin berlapang dada menerima kondisinya dan si kaya belajar bersyukur dari kemalangan si miskin, masyarakat
borjuis yang sempurna dan harmonis akan tercipta.
(12) Dongeng
semacam inilah yang ditawarkan “Rumah Tanpa Jendela” pada penonton yang
mereka sasar, tidak lain tentu anak-anak kelas menengah atas yang mampu
mengakses bioskop sebagai bagian dari
leisure activity.
(13) Rara
terbebas dari eksploitasi maupun
perilaku destruktif yang merupakan bagian dari kehidupan masyarakat miskin di
belahan dunia manapun.
(14) Dari paparan tadi, dapat disimpulkan bahwa film
“Rumah Tanpa Jendela” memungkinkan kita bicara mengenai posisi biner kelas
sosial-ekonomi lewat model film musikal klasik ala Hollywood.
|
pada
|
(1)
Dongeng
semacam inilah yang ditawarkan Rumah Tanpa Jendela pada penonton
yang mereka sasar, tak lain tentu anak-anak kelas menengah atas yang mampu
mengakses bioskop sebagai bagian dari leisure activity.
(2) Tradisi
film musikal yang dikembangkan di Hollywood mengacu pada kecenderungan film-film musikal klasik tahun 1930—1960-an,
berpaku pada hal-hal yang
berlawanan (oposisi biner), terutama berkaitan dengan gender, ras, agama,
latar belakang, atau temperamen.
(3) Hal
itu tergambar pada kondisi
keluarga Aldo dan teman-teman Rara, antara si miskin dan si kaya
(4) Layaknya
dongeng anak-anak dalam majalah Bobo, film “Rumah Tanpa Jendela”
menyampaikan ajaran moral pada
anak-anak untuk menghadapi realita sosial dalam masyarakat yang
terfragmentasi dalam perbedaan, baik secara struktur sosial-ekonomi maupun
kondisi fisik/mental.
(5) Kekurangan
pada diri Aldo yang mewakili aspek
natural takdir disandingkan dengan kemiskinan Rara sehingga membuat
kemiskinan ternaturalisasikan lewat logika pemahaman yang sama, alih-alih
hasil dari ketidakadilan distribusi kekayaan yang didukung negara, film ini
menggambarkan kemiskinan sebagai bagian dari takdir manusia.
(6) Penekanan
pada kolektivitas ini merupakan
salah satu “karateristik” film musikal klasik Hollywood yang ingin menjual
ide-ide soal komunitas dan stabilitas sosial, baik relasi interkomunitas
(konflik keluarga Aldo) maupun antarkomunitas (konflik antara keluarga Aldo
dan komunitas Rara).
(7) Lagipula,
memakai perspektif realisme sosial dalam menilai film musikal adalah sia-sia,
mengingat film musikal sendiri menawarkan utopia dalam bentuk hiburan dengan
mengacu pada diri sendiri
(self-reference).
|
dengan
|
(1) Permasalahan
yang dimiliki anak-anak ini diperlihatkan sebagai sesuatu yang alami dengan
lebih menekankan cara menghadapi permasalahan alih-alih mempertanyakan
penyebabnya.
(2) Tradisi
film musikal yang dikembangkan di Hollywood mengacu pada kecenderungan
film-film musikal klasik tahun 1930—1960-an, berpaku pada hal-hal yang
berlawanan (oposisi biner), terutama berkaitan dengan gender, ras, agama, latar belakang, atau temperamen.
(3) Sang
pangeran adalah tokoh Aldo, seorang anak laki-laki dari keluarga kayaraya dengan sindrom mental, yang
membuatnya mengalami “penolakan” dari komunitasnya (anggota keluarga).
(4) Sementara
itu, kemewahan rumah Aldo dengan
banyak jendela menularkan obsesi untuk memiliki rumah berjendela di kalangan
teman-teman Rara.
(5) Hal
ini hanya dimungkinkan dengan
melakukan penyederhanaan.
(6) Namun,
keinginan Rara itu dimaknai sebagai keinginan yang berlebihan ketika ia
“dihukum” dengan kompensasi yang
harus ia bayar.
(7) Dengan begitu, mereka melakukan kewajiban membalas
budi tanpa perlu mengorbankan kenyamanan dengan
berbagi kepemilikan ataupun terlibat secara dekat.
(8) Permasalahan
yang dimiliki anak-anak ini diperlihatkan sebagai sesuatu yang alami dengan lebih menekankan cara menghadapi
permasalahan alih-alih mempertanyakan penyebabnya.
(9) Jendela
memungkinkan orang melihat, bukan terlibat jika dibandingkan dengan pintu yang menyediakan akses
untuk masuk/keluar.
(10)Dengan si miskin berlapang dada menerima kondisinya
dan si kaya belajar bersyukur dari kemalangan si miskin, masyarakat borjuis
yang sempurna dan harmonis akan tercipta.
(11)Karena
hanya dalam kondisi itulah, si kaya termungkinkan ada dan bisa melanjutkan
upaya memperkaya diri mereka; dengan
membiarkan kemiskinan ada dan ‘tidak tampak’
di depan mata.
(12)Lagipula,
memakai perspektif realisme sosial dalam menilai film musikal adalah sia-sia,
mengingat film musikal sendiri menawarkan utopia dalam bentuk hiburan dengan mengacu pada diri sendiri
(self-reference).
|
Secara
|
(1) Mengikuti
tradisi opposite attracks, Aldo dan Rara bertemu secara tidak sengaja dalam sebuah kecelakaan kecil. Sejak itu
mereka bersahabat.
(2) Layaknya
dongeng anak-anak dalam majalah Bobo, film “Rumah Tanpa Jendela”
menyampaikan ajaran moral pada anak-anak untuk menghadapi realita sosial
dalam masyarakat yang terfragmentasi dalam perbedaan, baik secara struktur sosial-ekonomi maupun
kondisi fisik/mental.
(3) Dengan
begitu, mereka melakukan kewajiban membalas budi tanpa perlu mengorbankan
kenyamanan dengan berbagi kepemilikan ataupun terlibat secara dekat
|
Tanpa
|
(1) Jendela
dalam film “Rumah Tanpa Jendela” merupakan sebuah metafora yang mengena.
Jendela memungkinkan seseorang untuk mengakses dunia lain (dari dalam atau
dari luar) tanpa meninggalkan
tempatnya.
(2) Dengan
begitu, mereka melakukan kewajiban membalas budi tanpa perlu mengorbankan kenyamanan dengan berbagi kepemilikan
ataupun terlibat secara dekat.
|
Bagi
|
(1)
Lebih
jauh lagi, kemalangan Rara tersebut digunakan sebagai pelajaran yang bisa
dipetik bagi keluarga Aldo, bahwa mereka harus bersyukur atas semua
yang mereka punyai (harta dan keluarga yang utuh), sementara ada orang-orang
yang tidak berpunya seperti Rara.
|
(12)
Artikel adalah kata tugas yang membatasi
makna jumlah nomina. Artikel yang terdapat di dalam model teks ulasan adalah sang
dan si. Artikel sang merupakan salah satu artikel yang
mengacu ke makna tunggal, selain sri, hang, dan dang. Artikel si
merupakan artikel yang memiliki keunikan tersendiri karena dapat mengacu
pada makna tunggal atau kelompok. Cermati penggunaan artikel tersebut di dalam kalimat.
Tulislah beberapa contoh kalimat yang menggunakan artikel.
Artikel
|
Kalimat
|
sang
|
(1)
Sang pangeran adalah tokoh
Aldo, seorang anak laki-laki dari keluarga kaya-raya dengan sindrom mental,
yang membuatnya mengalami “penolakan” dari komunitasnya (anggota keluarga).
(2)
Sang matahari pun sekarang
sudah mulai nampak.
(3)
Sang induk meninggalkan
anaknya sendirian di tengah hutan.
(4)
Sang bulan memancarkan sinar
yang dipantulkan dari matahari.
|
si
|
(1)
Dengan si miskin berlapang dada menerima
kondisinya dan si kaya belajar bersyukur dari kemalangan si miskin
masyarakat borjuis yang sempurna dan harmonis akan tercipta.
(2)
Para santri di pesantren Jombang terkenal dengan
sebutan si pencari Tuhan.
(3)
Putri nan cantik jelita mencintai si buruk
rupa yang baik hatinya.
(4)
Dahulu, para pemimpin VOC
dijuluki si gila hormat.
|
(13)
Kalimat simpleks merupakan kalimat yang memiliki satu
verba utama, sedangkan kalimat kompleks adalah kalimat dengan dua verba utama
atau lebih. Cermati beberapa contoh berikut, lalu coba tuliskan contoh lainnya.
Kalimat
|
Contoh
|
Simpleks
|
(1) Rumah itu ditempati
Rara bersama neneknya (Si Mbok) dan ayahnya.
(2) Sebuah impian yang harus
ia bayar mahal di kemudian hari.
(3) Ibu dan kakak
perempuan Aldo menganggap
teman-teman baru Aldo sebagai perusak ketenangan di rumah mereka
(4) Sementara itu, Rara mewakili narasi kemiskinan dalam
segala keterbatasan materialnya: rumah tanpa jendela, sekolah seadanya, dan
kerja sampingan.
|
Kompleks
|
(1) Logika pemaknaan
tersebut bekerja ketika Rara yang larut dalam kesenangan borjuis
(pesta ulang tahun kakak Aldo) pulang untuk menemukan rumahnya habis
terbakar, Si Mbok tergeletak koma dan ayahnya meninggal dunia.
(2) Keinginan Rara untuk memiliki
sesuatu, alih-alih dimaknai sebagai hasrat kepemilikan yang lumrah dimiliki
semua orang, justru dianggap sebagai sesuatu yang menyalahi/mengingkari
takdirnya sebagai orang yang tidak berpunya.
(3) Mengikuti tradisi opposite attracks, Aldo dan Rara bertemu secara tidak sengaja dalam
sebuah kecelakaan kecil.
(4) Sementara itu,
kemewahan rumah Aldo dengan banyak jendela menularkan obsesi untuk
memiliki rumah berjendela di kalangan teman-teman Rara.
|
Depo Pulsa 25rb Dan Bonus Chip Gratis Judi Casino Dragon Tiger
ReplyDelete================================================
ReplyDeleteDeposit Slot Pakai Pulsa Telkomsel 10rb
Live Chat Agen S12888
ID303
Situs Poker Online Uang Asli
Situs Judi Online Uang Asli
Link Alternatif Fifapoker
Bonus Special Sabung Ayam Online Hari Natal dan Tahun Baru
Bonus Special Sabung Ayam Online Hari Natal dan Tahun Baru
Bonus Special Sabung Ayam Online Hari Natal dan Tahun Baru
================================================