Tugas 1 Bahasa Indonesia Memahami Struktur dan Ciri Kebahasaan Teks Cerita Fiksi dalam Novel
TUGAS 1 BAHASA
INDONESIA
Memahami Struktur dan
Ciri Kebahasaan Teks Cerita Fiksi dalam Novel
(6) Jika setiap peristiwa dalam cerita fiksi
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian awal, tengah, dan akhir,
kelompokkanlah peristiwa dalam NSdI menjadi tiga bagian tersebut. Lakukanlah
secara berkelompok. Setelah itu, presentasikanlah hasil diskusi kelompok
kalian.
JAWABAN :
a)
Bagian Awal
Pada bagian
awal menceritakan gambaran umum tentang peristiwa apa saja yang akan terjadi,
diantaranya meninggalnya Abah Kalid, Kalid yang dipenjara akibat membakar base
camp milik PT Riau Maju Timber, serta ketidakadilan dan penderitaan yang
dialami penduduk kampung di Indragiri seperti bencana banjir dan panas yang
terik.
b)
Bagian
Tengah
Pada bagian tengah menceritakan tentang eksploitasi hutan
oleh PT Riau Maju Timber yang menyebabkan terjadinya bencana alam banjir bandang
dan panas terik di kampung Indragiri. Karena tidak tahan lagi, akhirnya Kalid
dan beberapa penduduk kampung Indragiri membakar base camp PT Riau Maju Timber
pada malam hari.
c)
Bagian Akhir
Pada bagian
akhir menceritakan tentang Kalid dan teman-temannya yang dipenjara akibat
membakar base camp PT Riau Maju Timber. Beberapa waktu kemudian, Kalid bebas,
namun ia harus kehilangan umi-nya. Akhirnya Kalid memutuskan untuk meninggalkan
kampungnya, pergi ke kota mencari penghidupan yang lebih layak demi menyejahterakan
kampungnya.
(7) Cobalah kalian
uraikan komplikasi yang terjadi pada novel NSdI ini dan setelah kalian
evaluasi, bagaimana penyelesaiannya menurut kalian.
JAWABAN :
Komplikasi
- Awal konflik dalam teks cerita ini adalah harga dolar naik kemudian disusul dengan melambungnya harga getah karet dan harga kayu. Untuk mendapat keuntungan besar, akhirnya PT Riau Maju Timber mengeksploitasi hutan secara besar-besaran yang menyebabkan bencana alam panas dan banjir bandang di Kampung Indragiri.
- Klimaks dalam teks cerita ini adalah saat Kalid bersamaa laki-laki desa lainnya membalas dendam mereka kepada DC yang telah membuat banyak kerusakan dengan membakar base camp-nya.
- Antiklimaks dalam teks cerita ini adalah ketika Kalid dan beberapa temannya yang terlibat dalam kasus pembakaran base camp milik DC akhirnya dipenjara.
Evaluasi dalam teks cerita ini adalah selama dipenjara, Kalid telah merenungkan banyak hal,
termasuk berpikir bagaimana mencari kehidupan yang lebih baik suatu saat nanti
dan cara menghargai orang lain. Dan setelah bebas dari hukuman, Kalid pulang ke
Rimbo Pematang.
Resolusi dalam teks cerita ini adalah Kalid memutuskan untuk meninggalkan
Rimbo Pematang menuju kota untuk kuliah menjadi seorang guru agar dapat
memajukan desanya sekaligus anak-anak agar tidak bermental terbelakang.
8) Cobalah uraikan
struktur yang membangun teks cerita novel ini pada kolom berikut.
(9) Sebuah teks cerita fiksi terdiri atas beberapa unsur yang saling berkaitan, sehingga dapat terlihat ide yang disampaikan pengarang kepada pembacanya. Teks cerita fiksi ini merupakan karya sastra berbentuk prosa. Mengingat hakikat prosa adalah narasi (cerita), maka di dalamnya ada pelaku cerita (tokoh), rangkaian cerita (alur), pokok masalah yang diceritakan (tema), siapa yang menyampaikan cerita (pencerita), serta tempat, waktu, dan suasanan seperti apa cerita itu berlangsung (latar). Itulah yang kemudian disebut unsur intrinsik prosa atau teks cerita fiksi.
Tema telah kalian
dapatkan pada tugas sebelumnya, setelah kalian mengidentifikasi permasalahan
yang ada di dalam novel. Tokoh yang berperan dalam cerita juga telah kalian
ketahui. Namun, penokohan tokohnya belum tergambarkan secara gamblang. Berikut
akan diberikan nukilan novel yang menggambarkan penokohan Kalid.
41)
Dia
senang bisa memandang lelaki itu; melihat dari dekat wajahnya yang tidak
terlalu halus—pori-porinya terlihat dan rahangnya yang menyembul....
(NSdI, 2004:4)
42)
Kubiarkan
cambang, kumis, dan jenggotku memanjang, juga rambutku, supaya tak ada orang
yang mengenaliku, meskipun aku yakin tak ada orang yang mengenaliku di kota ini
meski kasusku dimuat di beberapa koran.
(NSdI, 2004:63)
43)
Rambutnya
gondrong awut-awutan, hampir seluruh mukanya ditutupi bulu lebat....
(NSdI, 2004:75)
44)
Tetapi
aku sadar sesadar-sadarnya, bahwa tatapan matanya yang sangat tajam ketika kami
pertama kali bertemu—bukan bertemu, aku yang memandangnya dari
kejauhan—menjelang senja beberapa waktu sebelum huru hara itu, telah mengubah
seluruh tatanan pemikiranku selama ini.
(NSdI, 2004:60)
45)
Aku
juga pergi tanpa kata-kata, tetapi sekilas aku bisa melihat ekspresi Kalid yang
dingin. Betul-betul dingin dan beku.
(NSdI, 2004:6)
46)
“Begitu dong. Sekali-kali tersenyum dan
tertawa. Jangan menjadi Mr. Cool, aku kan jadi kikuk terus kalau kamu selalu
diam...” katanya lagi.
(NSdI, 2004:83)
47)
Dia
ingat lelaki itu, lelaki pemberani dan misterius. Lelaki yang mau melawan
badai, membunuh beruang bahkan ketika usianya sendiri belum sepuluh tahun dan
melawan kekuatan apapun yang dianggapnya salah dan merugikan orang lain.
(NSdI, 2004:1—2)
48)
Dan
inilah yang ingin kuceritakan di sini. Tentang laki-laki misterius yang telah
merampas separuh hidupku, yang membuat aku merasa hidup dan meninggalkan banyak
hal yang selama ini kumiliki. Meski untuk itu, aku juga kehilangan banyak
hal...
(NSdI, 2004:61)
49)
Namun
dia tetap ngotot agar bisa tetap sekolah yang jaraknya sekitar 15 kilometer ke
kota kecamatan. Dan untuk sampai ke sana, dia harus naik perahu ke arah hilir
selama setengah jam, menyambung lagi dengan angkutan pedesaan ke arah kota kecamatan. Pulangnya,
dia juga harus menempuh rute yang sama ketika pergi.
(NSdI, 2004:35)
50)
Yang
penting dia berangkat dulu, melihat kondisi. Kalau memang tak memungkinkan, dia
akan mencari pekerjaan dulu, mengumpulkan uang, dan setelah itu baru kuliah.
Dia bisa istirahat setahun tak kuliah, ini banyak dilakukan mahasiswa yang
kesulitan dana.
(NSdI, 2004:37)
Berdasarkan berbagai
nukilan yang dberikan, diskusikanlah penokohan Kalid menurut kalian, baik ciri
fisiknya maupun sifat dan sikap yang digambarkan pengarang.
a) Kalid adalah seorang
yang berperawakan keras dengan pori wajah yang agak kasar dan
rahang yang menyembul.
b)
Khalid memiliki kumis,
cambang, dan jenggot yang panjang.
c)
Khalid berambut
gondrong dan awut-awutan dan hampir seluruh mukanya tertutup bulu.
d)
Khalid memiliki
tatapan mata yang sangat tajam.
e)
Khalid memiliki
ekspresi yang dingin.
f)
Khlaid
adalah lelaki pemberani dan misterius.
g)
Kalid sebagai seorang
lelaki yang tidak pernah menyerah menghadapi prahara kehidupan. Seorang sarjana
hukum yang akhirnya menjadi korban ketidakadilan. Kalid sebagai lelaki yang tak
pernah ‘mati’ hingga akhir cerita.
(10)
Secara keseluruhan,
struktur yang membangun teks cerita fiksi adalah
abstrak^orientasi^komplikasi^evaluasi^resolusi^koda. Akan tetapi, karena teks
novel ini termasuk genre makro, terdapat beberapa jenis genre mikro (teks
tunggal) yang mengisi keseluruhan struktur teks novel. Hal tersebut dapat dilihat
pada beberapa nukilan yang menggambarkan penokohan Kalid. Beberapa nukilan
tersebut, jika diamati dengan cermat, termasuk ke dalam teks deskripsi. Tentu
kalian masih ingat apa dan bagaimana struktur teks deskripsi. Coba sebutkan!
Struktur Teks Deskripsi
:
1.
Pernyataan benda yang
dideskripsikan
2.
Bagian yang
dideskripsikan
(11)
Agar dapat lebih
memahami genre novel ini, coba kalian baca dengan saksama penggalan peristiwa
yang diambil dari novel NSdI berikut ini.
Struktur Teks
|
Nyanyi Sunyi dari
Indragiri, 2004, (Halaman
33-36)
|
Orientasi
|
1.
1991. Dia masih termenung di serambi
rumah panggungnya sambil menyaksikan kabut tipis yang perlahan pergi satu persatu,
memberikan tempat kepada sinar matahari yang datang dengan warna keemasan.
Hari masih pagi dan kampung ini sudah sepi. Sudah menjadi kebiasaan rutin,
sejak selesai salat Subuh, para lelaki pergi ke rimbo menakik getah. Mereka
pulang sekitar pukul 8 atau 9. Setelah itu mereka istirahat sebentar sebelum
turun ke sawah. Sore hingga malam, banyak dari mereka kemudian turun ke
sungai; menebar jala mencari ikan atau melihat lukah yang dipasang sore hari
sebelumnya. Dan yang dilakukan oleh para wanita; bagi yang muda, mereka akan
ke sungai mencuci pakaian, dan para ibu ke pasar menjual ikan hasil tangkapan
suami dan anak-anak mereka di sungai. Kehidupan yang rutin dari dulu hingga
kini.
|
Urutan Peristiwa
|
2.
Dia memang mau pergi. Dia sudah
mengemas pakaiannya dalam sebuah tas ransel lusuh yang mungkin juga sudah
bau. Dia mau pergi, mengejar dunia dan mimpi masa kanak-kanaknya: ada jalan
beraspal dan jembatan yang mengeluarkan kampungnya dan juga kampung
sekitarnya dari isolasi. Ada listrik yang menerangi sehingga kampungnya tidak
gelap gulita di malam hari, karena hanya lampu teplok yang menyala. Dia juga
ingin ada sekolah yang layak tidak hanya sebatas SD, agar anak-anak
kampungnya tidak harus mengayuh perahu ke seberang ketika ingin berangkat
sekolah ke SMP maupun SLTA. Hal inilah yang membuat banyak anak di kampungnya
akhirnya memilih tidak sekolah dan melakukan kegiatan sehari-hari seperti
orang dewasa di kampung ini; menakik getah, menjala ikan, dan turun ke sawah.
3.
“Tapi Abah tak memiliki banyak uang
untuk sekolahmu, Nak....” Dia ingat, itu kata abahnya ketika dia ingin
melanjutkan ke SLTA setamat SMP. “Untuk sekolahmu sampai SMP saja kita harus
hidup seperti ini,” sambung lelaki tua itu sambil mengisap tembakaunya, di
suatu malam yang sepi.
4.
“Saya akan bekerja sore hari, Abah.
Saya akan mencari sendiri biaya SPP-nya,” katanya ketika itu.
5.
“Jangan begitu, Lid. Kau harus tahu diri
bahwa untuk sekolah itu biayanya besar. Abah tahu, kau pasti ingin pintar,
ingin jadi orang, ingin membangun kampung ini seperti cerita-ceritamu ketika
kecil dulu. Tetapi itu mimpi, Nak. Biayanya besar....”
6.
Namun dia tetap ngotot agar bisa tetap
sekolah yang jaraknya sekitar 15 kilometer ke kota kecamatan. Dan untuk
sampai ke sana, dia harus naik perahu ke arah hilir selama setengah jam,
menyambung lagi dengan angkutan pedesaan ke arah kota kecamatan. Pulangnya,
dia juga harus menempuh rute yang sama seperti ketika pagi. Setiap hari dia
menempuh perjalanan itu, dan sorenya dia bekerja pada Jufri, juragan getah di
kampungnya. Dia ikut menjadi buruh angkut getah dari rumah ke rumah. Uang
yang didapat dari pekerjaan itu lumayan bisa untuk membiayai sekolahnya; dari
membeli pakaian seragam, membayar ongkos perjalanan, sampai biaya SPP.
7.
Malam-malam ketika dia sudah sampai
dirumah, dia sering membayangkan
betapa memang berat perjuangan yang harus dilakukannya untuk bisa sekedar
tamat SLTA. Bagaimana nanti kalau harus kuliah? Namun dia tetap memiliki
keinginan itu; menjadi guru dan
mengajar anak-anak di kampungnya, agar tidak hanya sekadar bisa tulis-baca
Alquran seperti yang selama ini didapatkannya dari guru mengaji di surau
ketika malam setelah salat Magrib. Dia ingin menjadi guru, agar anakanak di
kampung ini bisa sekolah yang lebih tinggi; menjadi insinyur untuk membangun
jembatan dan jalan di kampungnya, atau menjadi pejabat agar punya pikiran
untuk membangun sekolah di kampungnya. Dalam pikirannya, kalau ada anak
kampungnya menjadi pejabat, tentu dia akan ingat bahwa kampungnya masih
terisolir, sehingga dipikirkan bagaimana membangun jembatan dan jalan, serta
sekolah yang memadai. Tetapi, apakah aku bisa menjadi guru untuk menciptakan
pejabat dan insinyur itu?
|
(pilihan)
|
8.
Tapi dia memang akan pergi.
Meninggalkan semuanya, semua yang pernah dialaminya sejak dia lahir,
kanakkanak, sampai menamatkan SLTA. Dia ingin ke kota, meneruskan mimpinya;
kuliah dan menjadi seorang guru. Dan dia sudah berkemas. Sudah memasukkan
pakaian dan semua barang pentingnya, termasuk ijazah, ke dalam tas ransel
lusuhnya.
|
(12)
Setelah membaca dengan
cermat penggalan peristiwa yang terdapat dalam novel NSdI di atas, teks apakah
yang terlihat dengan struktur orientasi^uraian peristiwa^reorientasi tersebut?
Teks Cerita Sejarah
a)
Orientasi atau pengenalan berisi informasi
pembuka mengenai peristiwa atau kejadian sejarah yang akan diceritakan.
b)
Urutan peristiwa merupakan rekaman peristiwa sejarah
yang terjadi, yang biasanya disampaikan dalam urutan kronologis.
c)
Reorientasi berisi komentar pribadi penulis tentang
peristiwa atau kejadian sejarah yang diceritakan.
(13)
Teks cerita fiksi, khususnya novel, termasuk
genre makro, sebab dalam tubuh teks ini terdapat beberapa genre mikro. Cuplikan
peristiwa di atas contohnya. Sebuah teks cerita fiksi memiliki urutan struktur abstrak^orientasi^komplikasi^evaluasi^resolusi^koda.
Akan tetapi, ternyata di dalam struktur besar tersebut, terdapat teks cerita
ulang (rekon) seperti di atas. Teks ini pun dibangun oleh teks lain lagi. Temukanlah
teks lain tersebut dengan memerhatikan penggalan yang lebih kecil dari nukilan
di atas.
Teks ini
dibangun oleh teks lain lagi yaitu teks sejarah, teks eksplanasi, teks deskripsi, dan teks biografi
(14)
Informasi apa yang ada dalam ketiga penggalan
teks tersebut? Uraikanlah!
a)
Informasi dalam teks (1)
·
Para
lelaki memiliki kebiasaan pergi ke rimbo menakik getah lalu pulang sekitar
pukul 8 atau 9, untuk para wanita muda mencuci pakaian ke sungai, serta mencari
ikan dan menggarap sawah telah menjadi kebiasaan rutin dari dulu.
b)
Informasi dalam teks (2)
·
Tokoh
‘Dia’ akan pergi ke luar kota demi mengejar mimpinya untuk memajukan kampung
tempat tinggalnya yaitu membangun jembatan dan jalan beraspal serta mendirikan
sekolah lain, tidak hanya sebatas SD.
·
Penyebab
banyak anak-anak berhenti sekolah di desa itu adalah kurang tersedianya sekolah
selain SD hingga akhirnya mereka melakukan kegiatan orang dewasa sehari-hari seperti
menakik getah, menjala ikan, dan turun ke sawah.
c)
Informasi dalam teks (6)
·
Perjalanan
yang harus ditempuh oleh tokoh ‘Dia’ ke sekolah berjarak sekitar 15 kilometer
dengan rute naik
perahu ke arah hilir selama setengah jam, disambung dengan angkutan pedesaan ke
arah kota kecamatan.
·
Uang
yang didapatkan dari hasil menjadi buruh angkut getah pada sore hari, digunakan
oleh tokoh ‘Dia’ untuk membiayai sekolahnya.
(15)
Dengan mempelajari informasi yang
kalian peroleh, kalian mendapat gambaran bahwa penulis teks memaparkan secara
rinci keadaan di sekitar tokoh. Beberapa penjelasan bahkan memberikan
keterangan waktu untuk menyatakan keadaan faktual yang dideskripsikan.
Pelajarilah
sekali lagi dengan saksama informasi yang kalian temukan. Termasuk teks apakah
ketiga penggalan tersebut? Uraikanlah alasan kalian dan sebutkanlah struktur
yang membangun teks tersebut.
Jenis
teks (1):
·
Teks rekon (cerita kembali) dengan
struktur orientasi^urutan peristiwa^reorientasi.
·
Teks cerita fiksi (naratif) dengan struktur abstrak^orientasi^komplikasi^evaluasi^resolusi^koda.
Jenis teks (2):
·
Teks rekon (cerita kembali) dengan
struktur orientasi^urutan peristiwa^reorientasi.
·
Teks cerita fiksi (naratif) dengan struktur abstrak^orientasi^komplikasi^evaluasi^resolusi^koda.
Jenis teks (3):
·
Teks rekon (cerita kembali) dengan
struktur orientasi^urutan peristiwa^reorientasi.
·
Teks cerita fiksi (naratif) dengan struktur abstrak^orientasi^komplikasi^evaluasi^resolusi^koda.
(19)
Panas terik masih terus memanggang kampungnya, juga kampung-kampung
lain di pinggir sungai itu. Asap mengepul dari hutan-hutan di pinggir
kampung yang sudah banyak terbakar. Hampir setiap hari pula, dia selalu
mendengar suara mesin penebang kayu meraung-raung tidak siang tidak malam
dan beberapa hari kemudian kayu-kayu, yang sudah dirajang dengan rapi baik
berbentuk papan maupun batangan segi empat dikeluarkan oleh serombongan
kerbau dari hutan. Sesampai di pinggir sungai, ada orang yang mengikatnya
dengan tali atau kawat dan kemudian dalam jumlah besar dialirkan ke arah
hilir sungai dan dikendalikan oleh kepompong bermesin diesel. Hampir setiap
hari, dalam panas yang memanggang kampung itu, hal seperti itu terjadi; raungan
gergaji sepanjang hari, suara gedblar kayu tumbang, kayu yang ditarik
kerbau keluar dari hutan menuju pinggir sungai, dan rombongan aliran kayu
ke arah hilir.
(NSdI,
2004:39—40)
|
Kutipan di atas berisikan gambaran suasana yang dilukiskan
pengarang. Pendeskripsian suasana tersebut membuat kalian mengetahui secara
detail suasana kampung yang dilukiskan pengarang sehingga pembaca seolah-olah
bisa turut merasakan suasana tersebut.
Berdasarkan kutipan Nyanyi Sunyi dari Indragiri halaman
39—40 di atas, tentukanlah apakah pernyataan berikut ini benar (B), salah (S),
atau tidak terbukti benar salahnya (TT) dengan membubuhkan tanda centang (√)
pada pilihan kalian. Untuk menentukan jawaban, kalian tidak perlu berpedoman
pada pengetahuan umum atau pengetahuan yang telah kalian miliki, tetapi cukup
berpedoman pada informasi yang disajikan dalam teks tersebut.
No.
|
Pernyataan
|
B
|
S
|
TT
|
1.
|
Hutan-hutan
di pinggir kampung banyak yang terbakar.
|
√
|
|
|
2.
|
Kampung
di sana menjadi panas akibat hutan yang terbakar.
|
√
|
|
|
3.
|
Kampung
tersebut berada jauh dari sungai.
|
|
√
|
|
4.
|
Mesin
penebang kayu hanya terdengar di siang hari.
|
|
√
|
|
5.
|
Setelah
ditebang, kayu-kayu dirajang berbentuk papan maupun batangan segi empat.
|
√
|
|
|
6.
|
Orang-orang
yang bekerja menebang kayu itu bekerja untuk seorang pengusaha yang
dilindungi aparat.
|
|
|
√
|
7.
|
Untuk
mengeluarkan kayu yang sudah dipotong dari hutan menggunakan jasa kerbau.
|
√
|
|
|
8.
|
Kerbau-kerbau
membawa kayu tersebut hingga ke pinggir sungai.
|
√
|
|
|
9.
|
Setelah
sampai dipinggir sungai, kemudian kayu tersebut dialirkan begitu saja ke arah
hilir.
|
|
√
|
|
10.
|
Banyak
orang kampung yang bekerja untuk perusahaan itu.
|
|
|
√
|
(20)
Untuk
melukiskan sosok dan watak tokoh, serta suasana latar belakang cerita, baik waktu
maupun tempat, kalian bisa melihat pengarang menggunakan perumpamaan, yang
dikenal dengan sebutan majas atau gaya bahasa. Perhatikan beberapa kutipan
berikut. Tentu saja kalian masih ingat tentang gaya bahasa. Temukan dan
tentukanlah gaya bahasa yang terdapat di dalamnya.
No.
|
Kutipan Nyanyi Sunyi dari Indragiri
|
Gaya Bahasa
|
1.
|
Hampir
setiap hari pula, dia selalu mendengar suara mesin penebang kayu
meraung-raung tidak siang tidak malam dan beberapa hari kemudian kayu-kayu,
yang sudah dirajang dengan rapi baik berbentuk papan maupun batangan segi
empat dikeluarkan oleh serombongan kerbau dari hutan (NSdI, 2004:40).
|
Antitesis
|
2.
|
Semuanya
seperti musim kering; kemarau datang dan angin gersang menusuk-nusuk.
Semuanya seperti musim basah; hujan dan badai adalah nyanyian dalam sedih dan
ngilu. Semuanya seperti perih, ketika langit tak menyisakan cerita apa-apa.
Semuanya menjadi sepi... (NSdI, 2004:1).
|
Personifikasi
|
3.
|
Angin
senja yang hampir habis membuat rambutnya berkibar-kibar, dan sinar matahari
yang hampir tenggelam membuat rambutnya tampak hanya bayangan, seperti siluet
(NSdI, 2004:100).
|
Simile
|
4.
|
Hampir
setiap hari, dalam panas yang memanggang kampung itu, hal seperti itu terjadi;
raungan gergaji sepanjang hari, suara gedblar kayu tumbang, kayu yang ditarik
kerbau keluar dari hutan menuju pinggir sungai, dan rombongan aliran kayu ke
arah hilir (NSdI, 2004:40).
|
Personifikasi
|
5.
|
Tetapi
aku sadar sesadar-sadarnya, bahwa tatapan matanya yang sangat tajam ketika kami
pertama kali bertemu—bukan bertemu, aku yang memandangnya dari kejauhan—
menjelang senja beberapa waktu sebelum huru hara itu, telah mengubah seluruh
tatanan pemikiranku selama ini (NSdI, 2004:60).
|
Koreksio
(dhea: sinestesia)
|
6.
|
Aku
diam menahan perih. Perlahan air mataku mengalir dan aku tak bisa terisak.
Memang tak ada isak, yang ada dalam diriku adalah pedih, ngilu, dan nyeri
(NSdI, 2004:21—22).
|
Polisidenton
(dhea: hiperbola)
|
(21)
Dalam
sebuah novel, untuk melukiskan sesuatu, kerap menggunakan kata sifat yang
meluas, agar dapat memberikan penggambaran yang lebih jelas. jika digambarkan: wanita
itu tak dapat menahan isak tangisnya dengan terus mengucurkan air mata,
pembaca bisa membayangkan kesedihan seperti apa yang dialami si wanita.
Berikut akan diberikan beberapa contoh kalimat yang menggunakan
kata sifat yang meluas tersebut. Tugas kalian adalah mencari contoh lain yang
boleh kalian buat sendiri.
(a)
Alia,
wanita itu, masih menangis tanpa suara, hanya isakan (NSdI, 2004:1).
(b)
Dia
senang memandang lelaki tu; melihat dari dekat wajahnya yang tidak terlalu
halus—dengan pori-pori yang terlihat dan rahang yang menyembul (NSdI,
2004:4).
(c)
Dan
sebelum perusahaan itu datang, tak pernah ada banjir besar yang menghancurkan
kampung kami setiap tahun (NSdI, 2004:7).
(d)
Ibu
menatapku penuh harap, kerutan-kerutan tipis mulai bermunculan di sudut matanya
yang indah, begitu juga di bibirnya yang mengulum senyum tulus padaku.
(e)
Syifa
berlari cepat, langkah kecilnya yang tak aturan, kedua bola mata hitam pekatnya
nampak berbinar melihat pelangi di atas atap rumah tetangga.
(f)
Pengemis
itu berjalan tertatih di sepanjang jalan, kedua tangan dan kakinya gemetar
seakan tak kuat menopang tubuh ringkih dan tuanya itu.
(g)
Gadis
itu terperangah melihat kemunculan sosok pria di hadapannya saat ini, berdiri
tegap layaknya seorang tentara, rambut kusamnya berantakan ditiup angin,
pandangan teduh yang memerangkap, serta gigi taring yang menyembul dari
senyuman manisnya, tidak asing lagi, sosok pria itulah teman masa kecil yang ia
cari-cari.
(h)
Pangeran
tampak memesona dengan tuxedo hitam, dasi merah bermotif garis-garis, tatanan
rambut yang mengekspos dahi, sepatu hitam mengilap, dan cincin perak di
genggamannya yang siap ia berikan kepada calon istrinya sebentar lagi.
(i)
Ayah
tak kuasa menahan emosi, wajah tenangnya berubah merah padam dengan keringat
yang mulai merembes keluar dari pori-pori kulit, membasahi dahi dan sedikit
rambut berubannya.
(j)
Tak
tahan lagi, Medina mulai terisak di pelukan sang ibu, bahkan pelukannya terasa
lebih lemah, kali ini sang ibu membalas dengan dekapan yang lebih erat dan
hangat, tangan gemulainya mengelus dan menepuk-nepuk pundak Medina, membuatnya
menangis makin menjadi-jadi.
kunjungi juga terowongansemut.xyz
ReplyDeleteAgen Sbobet
ReplyDeleteAgen Slot Online
Movie