Tugas Bahasa Indonesia Memahami Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Opini/Editorial “Menjual Sembari Menjaga Nirwana"


Tugas 1
Memahami Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Opini/Editorial

8)        Text Box: Indonesia adalah surga sekaligus kisah nyata, bukan isapan jempol belaka atau romantisme dari masa lalu. Ada begitu banyak tempat indah yang tersembunyi dan masih perawan. Sayangnya, tempat-tempat itu belum digarap serius sebagai tujuan wisata. Jangankan membuat program wisata yang kreatif, membangun prasarananya saja kerap tidak dilakukan pemerintah.Bacalah kembali teks dan tandailah kalimat utama yang ada dalam tiap paragraf. Misalnya:





Dalam paragraf pertama tersebut terdapat kalimat yang dicetak miring. Kalimat itu merupakan kalimat utama paragraf tersebut. Sekarang, carilah kalimat utama pada tiap paragraf dalam teks berikut.
(a)      Kalimat utama paragraf kedua:


Text Box: Dalam beberapa tahun terakhir, bahkan keindahan sejumlah tempat terancam oleh eksploitasi alam yang salah dan serakah. Padahal, dengan pariwisata, daerah bisa mendapatkan penghasilan sekaligus memelihara alam selingkungannya.
 




(b)     Kalimat utama paragraf ketiga:
Text Box: Di kepulauan Togean, Sulawesi Tengah, ironi itu terpampang nyata. Kepulauan itu memiliki pantai-pantai molek, laut yang bening dan tenang, serta ikan berwarna-warni yang menyelinap di antara terumbu karang indah. Menjelang senja, matahari menjadi bola merah yang ditelan laut jingga. Namun, di sana juga berlangsung perusakan alam yang kerap didukung para politikus. Mereka datang hanya pada saat kampanye untuk memancing suara, bahkan mempersilakan para nelayan mengebom terumbu karang. Keinginan pemerintah pusat menjadikannya sebagai taman nasional ditentang justru oleh pemerintah daerah. 









(c)      Text Box: Di Mentawai, Sumatera Barat, lain lagi yang terjadi. Kepulauan ini memiliki ombak terbaik untuk berselancar. Di dunia ini hanya ada tiga tempat yang memiliki barrel—ombak berbentuk terowongan—yang dapat ditemui sepanjang waktu: Hawaii, Haiti, dan Mentawai. Namun, pemerintah daerah seolah-olah tidak berdaya di sana. Resor tumbuh menjamur, tetapi kontribusi mereka kepada ekonomi daerah amat minimal. Mungkin ini merupakan bentuk “protes” mereka kepada pemerintah daerah yang tidak serius membangun prasarana wisata di sana.Kalimat utama paragraf keempat:








(d)     Text Box: Dengan ribuan “surga yang tersembunyi” itu, pemerintah seharusnya bisa menaikkan jumlah wisatawan asing yang datang ke negeri ini. Tahun lalu, menurut catatan Badan Pusat Statistik, hanya ada 8 juta wisatawan asing yang datang berkunjung ke Indonesia. Jangankan dibandingkan dengan Prancis yang mampu mendatangkan 83 juta turis tahun lalu, jumlah wisatawan asing ke Indonesia masih jauh dari Malaysia, yang menurut United Nations World Tourism Organization kedatangan 25 juta pelancong pada 2012. Ini menempatkan Malaysia pada peringkat ke-10 negara dengan jumlah wisatawan asing terbanyak.Kalimat utama paragraf kelima:









(e)      Text Box: Problem utama dari tidak berkembangnya pariwisata di Indonesia adalah ceteknya kesadaran akan potensi yang kita miliki. Pemerintah pusat ataupun daerah masih lebih senang mendapatkan uang dengan cara mengeksploitasi sumber daya alam. Mereka lebih suka membabat hutan untuk mengambil kayunya, menggali buminya untuk mengeduk mineral di dalamnya, atau menggantikan pepohonan hutan dengan kelapa sawit. Pariwisata dianggap tidak terlalu menguntungkan—terutama untuk pejabat yang korup. Tidak ada resor atau pengelola wisata yang bisa membayar setoran ke pejabat korup sebesar yang disetor pejabat hutan atau pemilik tambang.Kalimat utama paragraf keenam:














(f)      Text Box: Kesadaran menjaga alam dan mengembangkan potensi wisata justru datang dari operator wisata. Di Togean, seorang pemilik resor harus membayar nelayan secara berkala agar mereka tidak memburu ikan dengan bom. Ia berupaya menyadarkan masyarakat tentang arti penting keindahan alam di halaman rumah mereka. Di Hulu Bahau, Kalimantan Utara, seorang ketua adat besar berhasil menyadarkan masyarakat untuk menjaga hutan. Bersama lembaga seperti WWF, masyarakat di sana mengembangkan wisata sungai dan rimba.Kalimat utama paragraf ketujuh:








(g)     Text Box: Selain membangun infrastruktur—seperti akses ke tempat itu—dan sarana semisal transportasi dan penginapan, pemerintah harus lebih serius memikirkan program-program untuk membungkus potensi ini agar lebih menarik. Singapura, misalnya, pulau kecil yang penuh beton itu mampu membuat banyak atraksi wisata—meski sebagian besar artifisial dan terlihat lebih indah di iklan—yang mampu menarik 15 juta wisatawan asing. Hampir dua kali lipat dari yang ke Indonesia.Kalimat utama paragraf kedelapan:







(h)     Text Box: Selama ini pemerintah hanya menjual Bali dan Bali, atau—kalau mau dikatakan agak berpandangan luas sedikit—bergesernya pun paling-paling hanya ke Yogyakarta dan Danau Toba. Padahal tempat-tempat itu tidak perlu “dijual” lagi dan sebaiknya dibiarkan jalan sendiri. Berapa banyak peminat wisata yang tahu, misalnya, bahwa Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, di pertemuan antara Selat Malaka, Laut Cina Selatan, dan arus surut Sungai Kampar, terdapat “bono”, tidal bore yang dirindukan para selancar sungai, dan diakui sebagai yang terbaik di dunia.Kalimat utama paragraf kesembilan:








(i)       Text Box: Indonesia memang surga sekaligus kisah nyata. Di tangan para pemangku kepentingan terletak tanggung jawab merayakannya.Kalimat utama paragraf kesepuluh:






9)        Pada tugas ini kalian diharapkan dapat menangkap fungsi sosial teks opini melalui pemahaman ciri kebahasaan yang ada dalam teks “Menjual Sembari Menjaga Nirwana” tersebut. Sebuah teks opini biasanya mengupas tuntas suatu masalah aktual tertentu dengan tujuan memberi tahu, memengaruhi, meyakinkan, atau bisa juga sekadar menghibur pembacanya. Oleh sebab itu, bahasa yang digunakan untuk mengekspresikan opini tersebut harus mengungkapan tujuan. Dalam menyatakan sebuah informasi, kata-kata dipilih secara hati-hati untuk mengekspresikan sikap dan sudut pandang penulis.
Setelah membaca teks “Menjual Sembari Menjaga Nirwana” itu dengan saksama, tergambar tujuan penulis. Jelaskanlah bagaimana cara penulis teks mengungkapkan tujuannya melalui teks opini/editorial.
Cara penulis teks mengungkapkan tujuannya melalui teks opini/editorial adalah dengan menggunakan bahasa opini yang mengekspresikan tujuan memberi tahu, memengaruhi, dan meyakinkan pembacanya melalui pendapat-pendapat yang dikemukaan oleh penulis teks disertai dengan alasan-alasan logis berdasarkan fakta.
Tujuan memberi tahu tampak ketika penulis teks ingin memberi tahu kepada para pembaca bahwa Indonesia sebenarnya memiliki potensi yang besar di bidang pariwisata, hanya saja pemerintah pusat maupun pemerintah daerah tidak memiliki kesadaran untuk mengembangkan potensi pariwisata di Indonesia. Penulis teks juga ingin memberi tahu pembaca tentang tempat-tempat wisata menakjubkan yang tidak begitu populer seperti Bali, Yogyakarta, dan Danau Toba.
Tujuan memengaruhi dan meyakinkan pembaca tampak ketika penulis teks menyampaikan argumen-argumennya serta sedikit saran kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dalam hal ini, penulis teks menyampaikan fakta-fakta yang semakin memperkuat opininya. Penulis teks menyalahkan sikap pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang tidak bisa mengelola pariwisata Indonesia dengan baik. Justru, pariwisata Indonesia dikelola oleh pihak-pihak lain yang dengan sukarela berniat mengembangkan pariwisata Indonesia. Penulis teks ingin memengaruhi pikiran serta meyakinkan para pembaca akan kebenaran yang terjadi. Sehingga diharapkan penulis teks dapat menerima banyak dukungan untuk menuju Indonesia yang lebih baik lagi.



9)        Teks opini memuat pendapat atau pandangan penulis yang biasanya diterbitkan pada media cetak. Dalam sebuah teks opini terkandung subjektivitas, tidak hanya fakta belaka. Dalam sebuah media cetak, artikel opini, surat pembaca, dan tajuk rencana merupakan jenis teks opini. Artikel opini dan surat pembaca merupakan pendapat pembaca terhadap suatu masalah, peristiwa, atau kejadian tertentu. Sedangkan tajuk rencana, atau dikenal juga dengan istilah editorial merupakan opini atau pendapat redaksi media cetak tersebut terhadap persoalan aktual, fenomenal, atau kontroversial yang berkembang di masyarakat. Opini yang ditulis pihak redaksi diasumsikan mewakili redaksi sekaligus mencerminkan pendapat dan sikap media yang bersangkutan. Berbeda dengan artikel opini yang ditulis pembaca, sebuah tajuk rencana tidak mencantumkan nama penulisnya karena merupakan suara lembaga.
Perhatikan secara saksama teks “Menjual Sembari Menjaga Nirwana” dan “Tentang Baik dan Benar”. Apakah kedua teks tersebut adalah artikel opini yang ditulis seorang pembaca atau editorial yang ditulis oleh redaksi media cetak?
(a)    Teks “Menjual Sembari Menjaga Nirwana” adalah artikel editorial, karena teks tersebut ditulis oleh redaksi media cetak yaitu Tempo. Teks “Menjual Sembari Menjaga Nirwana” berisi opini atau pendapat redaksi media cetak, Tempo, terhadap persoalan pariwisata di Indonesia.
(b)   Teks “Tentang Baik dan Benar” adalah artikel opini, karena ditulis oleh seorang pembaca yaitu Agus Sri Danardana. Teks “Tentang Baik dan Benar” berisi opini penulis tentang ketidakpahaman masyarakat Indonesia dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

10)    Satu dari kedua teks tersebut adalah teks editorial. Sebuah teks editorial isinya menyikapi situasi yang berkembang di masyarakat luas, baik itu aspek sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, hukum, pemerintahan, olah raga, maupun hiburan. Diskusikanlah dengan teman sekelas kalian bagaimana media cetak yang memuat editorial tersebut menyikapi situasi aktual yang berkembang dalam masyarakat berkaitan dengan persoalan yang diangkat dalam teks!
Teks “Menjual Sembari Menjaga Nirwana” termasuk teks editorial yang dimuat oleh media cetak Tempo. Media cetak Tempo menyebutkan bahwa problem utama dari tidak berkembangnya pariwisata di Indonesia adalah ceteknya kesadaran akan potensi yang kita miliki. Pemerintah pusat ataupun daerah masih lebih senang mendapatkan uang dengan cara mengeksploitasi sumber daya alam bukan dengan cara mengelolanya. Atau secara tidak langsung media cetak Tempo menyalahkan pemerintah pusat dan daerah termasuk pejabat korup atas persoalan yang terjadi.
Di dalam teks tersebut, media cetak Tempo menginformasikan tentang beberapa surga tersembunyi di Indonesia sekaligus menerangkan sebab-sebab tidak berkembangnya pariwisata di Indonesia.
Media cetak Tempo menyarankan agar pemerintah harus lebih serius memikirkan program-program untuk membungkus potensi pariwisata Indonesia agar lebih menarik serta membangun infastruktur dan sarana penunjang tempat pariwisata. Media cetak Tempo juga menambahkan agar Bali, Yogyakarta, atau Danau Toba tidak perlu dipromosikan besar-besaran. Sebaiknya tempat-tempat itu dibiarkan jalan sendiri karena sudah banyak wisatawan yang mengetahuinya. Berbeda dibandingkan beberapa tempat parwisata lain yang tidak dikenal luas oleh wisatawan.
 

Comments

Popular posts from this blog

Tugas 1 Bahasa Indonesia Memahami Struktur dan Ciri Kebahasaan Teks Cerita Fiksi dalam Novel

Jawaban Uji Kompetensi Wulangan 5 Buku Paket Bahasa Jawa untuk Kelas 12 SMA

Contoh Teks Pewara / Pranatacara dalam Bahasa Jawa