Contoh Laporan Merangkum Buku Ilmu Pengetahuan Populer



  Identitas Buku

*        Judul Buku           : Teknologi Pengolahan Air Minum
*        Sub Judul              : Teknologi Pengolahan Air Sungai
                                          - Teknologi Pengolahan Air Bersih Dengan Proses Saringan Pasir                            Lambat “Up Flow” ( Halaman 130-132 dan 137-138 )
*        Karya/Pengarang : Asmadi, ST, M.Si
                               Khayan, SKM, M.Kes
                               Heru Subaris Kasjono, SKM, M.Kes
*        Edisi Pertama                  : Cetakan Pertama, 2011
*        Penerbit               : Penerbit Gosyen Publishing
*        Waktu Penerbitan : Yogyakarta, 2011
*        Tebal Buku           : 216 Halaman
---------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------
  Kutipan Buku

            Dalam rangka meningkatkan kebutuhan dasar masyarakat khususnya mengenai kebutuhan akan air bersih di daerah pedesaan, maka perlu disesuaikan dengan sumber air baku serta teknologi yang sesuai dengan tingkat penguasaan teknologi dalam masyarakat itu sendiri. Salah satu alternatif yakni dengan menggunakan teknologi pengolahan air sederhana dengan “ Saringan Pasir Lambat ”.

            Sistem saringan pasir lambat adalah merupakan teknologi pengolahan air yang sangat sederhana dengan hasil air bersih dengan kualitas yang baik. Sistem saringan pasir lambat ini mempunyai keunggulan antara lain tidak memerlukan bahan kimia (koagulan) yang mana bahan kimia ini merupakan kendala sering dialami pada proses pengolahan air di daerah pedesaan.

            Di dalam sistem pengolahan ini proses pengolahan yang utama adalah penyaringan dengan media pasir dengan kecepatan penyaringan 5-10 m3/ m2/ hari. Air baku dialirkan ke tangki penerima, kemudian dialirkan ke bak pengendap tanpa memakai zat kimia untuk mengendapkan kotoran yang ada dalam air baku. Selanjutnya disaring dengan saringan pasir lambat. Setelah disaring dilakukan proses khlorinasi dan selanjutnya ditampung di bak penampung air bersih, seterusnya dialirkan ke konsumen.

            Jika air baku dialirkan ke saringan pasir lambat, maka kotoran-kotoran yang ada di dalamnya akan tertahan pada media pasir. Oleh karena adanya akumulasi kotoran baik dari zat organik maupun zat anorganik pada media filternya akan terbentuk lapisan (film) biologis. Dengan terbentuknya lapisan ini maka di samping proses penyaringan secara fisika dapat juga menghilangkan kotoran (impuritis) secara bio-kimia. Biasanya ammonia dengan konsentrasi yang rendah, zat besi, mangan, dan zat-zat yang menimbulkan bau dapat dihilangkan dengan cara ini. Hasil dengan cara pengolahan ini mempunyai kualitas yang baik.

            Cara ini sangat sesuai untuk pengolahan yang air bakunya mempunyai kekeruhan yang rendah dan relatif tetap. Biaya operasi rendah karena proses pengendapan biasanya tanpa bahan kimia. Tetapi jika kekeruhan air baku cukup tinggi, pengendapan dapat juga memakai bahan kimia (koagulan) agar beban filter tidak terlalu berat. Ada dua jenis saringan pasir lambat, antara lain :

1. Saringan Pasir Lambat Konvensional
           
            Secara umum, proses pengolahan air bersih dengan saringan pasir lambat konvensional terdiri atas unit proses yakni bangunan penyadap, bak penampung, saringan pasir lambat, dan bak penampung air bersih.
           
            Unit pengolahan air dengan saringan pasir lambat merupakan suatu paket. Air baku yang digunakan yakni air sungai atau air danau yang tingkat kekeruhannya tidak terlalu tinggi. Jika tingkat kekeruhan air bakunya cukup tinggi misalnya pada waktu musim hujan, maka agar supaya beban saringan pasir lambat tidak terlalu besar, maka perlu dilengkapi dengan peralatan pengolahan pendahuluan misalnya bak pengendapan awal dengan atau tanpa koagulasi bahan dengan bahan kimia.
           
            Umumnya desain konstruksi dirancang setelah didapat hasil dari survei lapangan baik mengenai kuantitas maupun kualitas. Dalam gambar desain telah ditetapkan proses pengolahan yang dibutuhkan serta tata letak tiap unit yang beroperasi. Kapasitas pengolahan dapat dirancang dengan berbagai macam ukuran sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.
           
            Biasanya saringan pasir lambat hanya terdiri dari sebuah bak yang terbuat dari beton, ferosemen, bata semen atau bak fiber glass untuk menampung air dan media penyaring pasir. Bak ini dilengkapi dengan sistem saluran bawah, inlet, outlet, dan peralatan kontrol.
           
            Untuk sistem saringan pasir lambat konvensional terdapat dua tipe saringan yakni :
  Saringan pasir lambat dengan kontrol pada inlet.
  Saringan pasir lambat dengan kontrol pada outlet.
           
            Kedua sistem saringan pasir lambat tersebut menggunakan sistem penyaringan dari atas ke bawah (Down Flow).

1. Saringan Pasir Lambat “Up Flow”
           
            Teknologi saringan lambat yang banyak diterapkan di Indonesia biasanya adalah saringan pasir lambat konvensional dengan arah aliran dari atas ke bawah (down flow), sehingga jika kekeruhan air baku naik, terutama pada waktu hujan, ,maka sering terjadi penyumbatan pada saringan pasir, sehingga perlu dilakukan pencucian secara manual dengan cara mengeruk media pasirnya dan dicuci, setelah bersih dipasang lagi seperti semula, sehingga memerlukan tenaga yang cukup banyak. Ditambah lagi dengan faktor iklim di Indonesia yakni ada musim hujan air baku yang ada mempunyai kekeruhan yang sangat tinggi. Hal inilah yang sering menyebabkan saringan pasir lambat yang telah dibangun kurang berfungsi dengan baik, terutama pada musim hujan.
           
            Jika tingkat kekeruhan air bakunya cukup tinggi misalnya pada waktu musim hujan, maka agar supaya beban saringan pasir lambat tidak terlalu besar, maka perlu dilengkapi dengan peralatan pengolahan pendahuluan misalnya bak pengendapan awal atau saringan “Up Flow” dengan media kerikil atau batu pecah, dan pasir kwarsa/ silika. Selanjutnya dari bak saringan awal, air dialirkan ke bak saringan utama dengan arah aliran dari bawah ke atas (Up Flow). Air yang keluar dari bak saringan pasir Up Flow tersebut merupakan air olahan dan dialirkan ke bak penampung air bersih, selanjutnya didistribusikan ke konsumen dengan cara gravitasi atau dengan memakai pompa.
           
            Dengan sistem penyaringan dari arah bawah ke atas (Up Flow), jika saringan telah jenuh atau buntu, dapat dilakukan pencucian balik dengan cara membuka kran penguras. Dengan adanya pengurasan ini, air bersih yang berada di atas lapisan pasir dapat berfungsi sebagai air pencuci media penyaring (back wash). Dengan demikian pencucian media penyaring pada saringan pasir lambat Up Flow tersebut dilakukan tanpa pengeluaran atau pengerukan media penyaringnya, dan dilakukan kapan saja.
           
            Saringan pasir lambat “Up Flow” ini mempunyai keunggulan dalam hal pencucian media saringan (pasir) yang mudah, serta hasilnya sama dengan saringan pasir yang konvensional. Kapasitas pengolahan dapat dirancang dengan berbagai macam ukuran sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.
---------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------
  Pokok Pikiran dari Kutipan Buku

1. Saringan pasir lambat digunakan untuk meningkatkan kebutuhan akan air bersih di daerah pedesaan.
2. Sistem saringan pasir lambat merupakan teknologi pengolahan air yang sangat sederhana.
3. Proses pengolahan air yang utama adalah penyaringan dengan media pasir.
4. Kotoran-kotoran yang ada di dalam air baku akan tertahan di media pasir.
5. Sistem saringan pasir lambat sangat sesuai untuk pengolahan pada air baku yang mempunyai tingkat kekeruhan rendah dan relatif tetap.
6. Saringan pasir lambat konvensional terdiri atas beberapa unit proses yang merupakan suatu paket.
7. Air baku yang digunakan berasal dari air sungai atau air danau.
8. Desain konstruksi saringan pasir lambat konvensional dirancang setelah mendapat hasil dari survei lapangan.
9. Saringan pasir lambat tersusun atas beberapa unit proses yang lebih sederhana.
10. Sistem saringan pasir lambat konvensional memiliki dua tipe saringan.
11. Teknologi saringan pasir lambat konvensional kurang berfungsi dengan baik.
12. Penggunaan bak pengendapan awal atau saringan “Up Flow” bertujuan agar beban saringan pasir lambat tidak terlalu besar.
13. Pencucian media penyaring pada sistem penyaringan “Up Flow” tidak memerlukan banyak tenaga.
14. Saringan pasir lambat “Up Flow” mempunyai keunggulan dalam hal pencucian dan hasil pengolahan airnya.
---------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------
  Rangkuman

            Sistem saringan pasir lambat merupakan teknologi pengolahan air yang sangat sederhana dengan hasil air bersih berkualitas baik. Teknologi ini akan meningkatkan kebutuhan masyarakat akan air bersih di daerah pedesaan. Selain itu, saringan pasir lambat juga tersusun atas beberapa unit proses yang lebih sederhana.
           
            Proses pengolahan air yang utama terjadi pada media pasir karena kotoran-kotoran yang ada di dalam air baku akan tertahan. Selain sesuai untuk pengolahan pada air baku yang mempunyai kekeruhan rendah dan relatif tetap, sistem saringan air lambat tidak menghabiskan banyak biaya karena proses pengendapan dilakukan tanpa bahan kimia.
           
            Saringan pasir lambat konvensional terdiri atas beberapa unit proses yang merupakan suatu paket. Alat ini menggunakan air baku yang berasal dari air sungai atau air danau, dua jenis air yang tingkat kekeruhannya tidak terlalu tinggi. Desain konstruksi biasanya dirancang setelah mendapat hasil dari survei lapangan, baik mengenai kuantitas maupun kualitas. Sistem saringan pasir lambat konvensional mempunyai dua tipe saringan yang masing-masing menggunakan sistem penyaringan dari atas ke bawah (Down Flow).
           
            Teknologi saringan pasir lambat konvensional kurang berfungsi dengan baik, terutama pada musim hujan karena sering terjadi penyumbatan pada saringan pasir dan kekeruhan air baku yang tinggi. Maka dari itu dipasanglah bak pengendapan awal atau saringan “Up Flow” agar beban saringan tidak terlalu besar.
           
            Dalam sistem penyaringan dari arah bawah ke atas (Up Flow), dapat dilakukan pencucian balik dengan cara membuka kran penguras sehingga media penyaring akan tercuci sekaligus. Keunggulan lainnya yaitu hasil pengolahan airnya sama seperti saringan pasir lambat konvensional.
---------------------------------------------------------------------------------

Comments

Popular posts from this blog

Contoh Teks Pewara / Pranatacara dalam Bahasa Jawa

Tugas SBK : Contoh Nirmana Titik, Garis, Bidang, Gempal, dan Tekstur

Tugas Bahasa Indonesia Memahami Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Opini/Editorial “Menjual Sembari Menjaga Nirwana"