Karya Tulis tentang Hidrologi
DAFTAR ISI
DAFTAR
ISI 1
KATA
PENGANTAR 2
BAB
1 : PENDAHULUAN 3
•
Latar Belakang 3
•
Rumusan Masalah 3
•
Tujuan 3
BAB
2 : PEMBAHASAN 4
•
Air 4
•
Hidrologi 8
BAB
3 : PENUTUP 20
•
Kesimpulan 20
•
Saran 20
DAFTAR
PUSTAKA 21
KATA
PENGANTAR
Tiada
kata lain yang patut kami nyatakan selain puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena dengan limpahan rahmat dan petunjuknya kami dapat menjalankan
tugas, karya, dan pengabdian, dalam kehidupan sehari-hari serta dapat
menyelesaikan “Karya Tulis : Hidrologi di Kehidupan Sehari-hari” ini.
Pada
kesempatan ini kami ucapkan terima kasih yang tulus kepada :
•
Ibu Anjas Setyaning, selaku guru
mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup di SMP Negeri 5 Probolinggo.
•
Serta semua pihak yang telah
memberikan bantuan baik moril maupun material sehingga dapat karya tulis ini
terselesaikan.
Seiring
dengan ucapan terima kasih tersebut, kami panjatkan doa semoga Tuhan Yang Maha
Esa membalas amal baik itu dengan pahala yang berlimpah-limpah.
Selain
merupakan tugas “Karya Tulis : Hidrologi di Kehidupan Sehari-hari” ini
merupakan ajang kami untuk mengasah keahlian kami dalam bidang karya tulis juga
untuk menambah wawasan kami.
Dengan
terselesaikannya “Karya Tulis : Hidrologi di Kehidupan Sehari-hari” ini kami
berharap agar para pembaca dapat memperoleh wawasan yang lebih luas. Dan kami
berharap agar “Karya Tulis : Hidrologi di Kehidupan Sehari-hari” ini bermanfaat
dan semoga dapat menambah motivasi bagi para pembaca, khususnya siswa-siswi
SMPN 5 Probolinggo.
Kami
menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu untuk
menyempurnakannya segala saran yang konstruktif dan petunjuk senantiasa kami
harapkan.
Apabila
ada kata yang kurang berkenan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Terima
kasih.
Probolinggo, Juli 2013
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
•
Latar
Belakang Masalah
Hidrologi
pada dasarnya adalah ilmu yang mempelajari air dalam segala bentuknya (cairan,
padat, gas) pada dalam atau di atas permukaan tanah termasuk di dalamnya adalah
penyebaran daur dan perilakunya, sifat-sifat fisika dan kimia, serta
hubungannya dengan unsur-unsur hidup dalam air itu sendiri.
Dalam
kehidupan sehari-hari, hidrologi seringkali memberikan sumbangsih yang begitu
besar pada kehidupan sehari-hari kita. Bilamana hidrologi hilang dari bumi, itu
juga berdampak besar pada kehidupan sehari-hari kita. Kita akan hidup dengan
sulit.
Selain
itu, juga dikenal daur hidrologi. Daur hidrologi sering juga dipakai istilah water cycle atau siklus air. Suatu
sirkulasi air yang meliputi gerakan mulai dari laut ke atmosfer, dari atmosfer
ke tanah, dan kembali ke laut lagi atau dengan arti lain siklus hidrologi
merupakan rangkaian proses berpindahnya air permukaan bumi dari suatu tempat ke
tempat lainnya hingga kembali ke tempat asalnya.
Dalam
kehidupan sehari-hari, perjalanan air tidak selalu berjalan dengan mulus.
Selalu ada ketimpangan yang terjadi karena masalah-masalah yang terjadi.
Berbagai pencemaran terjadi dan itu sedikit menyebabkan kerusakan dalam
perjalanan air serta akibat untuk manusia.
Dan,
dari sinilah, kami tertarik untuk membuat karya tulis dengan judul :
“Hidrologi di Kehidupan Sehari-hari”
•
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut :
“Apa
pengaruh hidrologi dalam kehidupan sehari-hari?” serta “Apa yang harus
dilakukan oleh orang-orang untuk menjaga hidrologi?”
•
Maksud dan
Tujuan
Kemudian
setelah dikemukakan latar belakang pemilihan judul kaya tulis seperti yang
dimaksud di atas, maka maksud dan tujuan dari karya tulis ini adalah sebagai
berikut :
•
Untuk mengetahui pengaruh hidrologi
dalam kehidupan sehari-hari
•
Untuk mengetahui apa yang harus
dilakukan oleh orang-orang untuk menjaga hidrologi.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1
Air
Air adalah senyawa yang penting
bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air
menutupi hampir 71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330
juta mil³) tersedia di Bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada
lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat
hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air
tawar, danau, uap air, dan lautan
es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti
suatu siklus
air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di
atas permukaan tanah (run off,
meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut.
Air merupakan salah satu unsur yang vital dalam kehidupan.
Air dapat ditemukan di semua tempat di permukaan bumi ini. Air merupakan sumber
daya abiotik yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
sehari-hari. Hampir semua kegiatan hidup manusia bersinggungan langsung dengan
air. Misalnya, air digunakan untuk keperluan minum, memasak, mencuci, dan
lain-lain. Dari contoh-contoh itu bisa kita jadikan titik tolak untuk
menyimpulkan seberapa penting peran air bagi kehidupan yang ada di bumi.
Tidak ada yang tahu pasti bagaimana awal mula air terbentuk.
Keberadaan air telah diketahui sejak dahulu kala. Fungsi serta manfaatnya pun
telah diakui oleh manusia-manusia yang hidup sejak dulu. Keberadaan air sejak
dahulu kala dapat dibuktikan dengan adanya berbagai ilmuwan yang mampu
mengasilkan berbagai penelitian tentang air hingga melahirkan disiplin ilmu air
yang biasa disebut hidrologi.
Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air.
Selain di Bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan
selatan planet Mars, serta pada
bulan-bulan Europa dan Enceladus. Air dapat
berwujud padatan (es), cairan (air)
dan gas (uap air).
Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan Bumi
dalam ketiga wujudnya tersebut. Pengelolaan sumber daya air yang kurang
baik dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan
menyulut konflik. Indonesia telah memiliki undang-undang yang
mengatur sumber daya air sejak tahun 2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun
2004 tentang Sumber Daya Air.
2.1.1 Sumber air
a.
Air hujan
Air
hujan adalah air yang menguap karena panas dan mengembara di udara. Air hujan
merupakan sumber air yang paling penting, terutama bagi daerah kering.
b. Air tanah
Air tanah adalah air yang terdapat dalam ruang antar butir-butir
tanah yang meresap ke dalam tanah yang berasal dari air hujan. Air hujan
terbentuk karena proses kondensasi dari penguapan air yang ada di permukaan
Bumi. Setelah itu, meresap ke dalam tanah, air tanah ada yang dimanfaatkan, dan
ada yang mengalir lagi ke laut. Sehingga, air tanah merupakan bagian dari
siklus hidrologi atau siklus air. Air tanah terdapat di antara butir-butir tanah dan retakan
batuan yang ada di dalam tanah. Air tanah terjadi karena tanah memiliki
kemampuan infiltrasi/daya serap.
Letak air tanah berbeda-beda antara daerah yang satu dengan daerah
yang lain. Biasanya semakin tinggi suatu dataran, maka semakin dalam pula letak
air tanah. Berdasarkan letak kedalaman, air tanah dibedakan menjadi air tanah
dangkal dan air tanah dalam :
•
Air Tanah Dangkal adalah
air tanah yang berada di bawah permukaan tanah dan di atas batuan kedap air
(impermeable). Air tanah dangkal merupakan akuifer atas dan sering disebut
dengan air freatis. Air tanah dangkal berguna untuk membuat sumur, serta
irigasi dalam pertanian.
•
Air Tanah Dalam adalah
air tanah yang berada di bawah lapisan air tanah dangkal dan di antara dua lapisan batuan kedap air. Air
tanah dalam merupakan akuifer bawah. Pada air tanah dalam ini, biasanya banyak
air yang dapat memancarkan air dengan sendirinya saat dibuat sumur. Air tanah
dalam berguna untuk air minum penduduk kota, kebutuhan air perhotelan,
perkantoran, dan industri,serta untuk pembuatan sumur artesis
c.
Air
permukaan
Air
permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Dalam proses
pengaliran ini, kemungkinan terjadi pencemaran air lebih besar. Air permukaan
adalah bagian dari air hujan yang tidak mengalami infiltrasi (peresapan), atau
air hujan yang mengalami peresapan dan muncul kembali ke permukaan bumi sebagai
mata air. Mata air yang muncul di permukaan bumi akan mengalir sebagai air
permukaan. Mata air yang muncul di permukaan bumi akan mengalir sebagai air
permukaan. Berikut ini merupan contoh-contoh air permukaan beserta
penjelasannya.
•
Sungai
Sungai
adalah air yang mengalir secara alamiah melalui sebuah saluran alam. Pada
umumnya sungai bermuara sampai ke laut atau danau-danau. Berdasarkan asal
alirannya, sungai dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
•
Sungai Hujan
Sungai hujan adalah sungai yang mendapatkan air dari
hujan.
•
Sungai Gletser
Sungai gletser adalah aliran sungai es di daerah kutub
dan di daerah gunung dengan ketinggian sekitar 5.000 m di atas permukaan laut.
•
Sungai Campuran
Salju abadi yang terdapat di pegunungan tinggi mencair lalu
mengalir menjadi satu aliran dengan mata air hujan yang merupakan satu aliran
sungai. Sungai ini disebut sungai campuran.
•
Danau
Danau
adalah genangan air yang luas di daratan. Air di danau cukup dalam, ada strata
temperatur pada kedalaman tersebut. Di danau, ada vegetasi yang berdaun,
tidak menutupi seluruh permukaan danau, hanya berada di bagian pinggir saja.
Lalu, terdapat suatu gelombang air dan terbentuk secara alami.
Berdasarkan proses terjadinya, danau di Indonesia dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
•
Danau Tektonik, disebabkan oleh
tenaga bumi, yaitu tenaga tektonik akibat adanya pegeseran atau retakan pada
lapisan batu-batuan sehingga terjadi suatu cekungan yang berisi air.
•
Danau Vulkanis, terjadi karena
adanya gunung berapi yang meletus dan mengeluarkan akshalasi. Danau Vulkanis
ada 3 macam yaitu :
•
Danau Maar, terjadi dari bekas
gunung berapi yang hanya meletus satu kali terus mati.
•
Danau Kawah, terjadi akibat adanya
kawah gunung berapi yang meletus kemudian mengalir ke suatu tempat.
•
Danau Kaldera, terjadi karena peletusannya
kuat.
•
Danau Guguran Vulkano Tektonik,
terjadi karena peristiwa vulkanis dan tanah yang runtuh akibat banyaknya
batu-batuan beku gunung berapi pada waktu erupsi.
•
Danau Laguna, terbentuk karena
bagian tanah yang tertutup oleh endapan air sungai yang dihanyutkan oleh air
laut.
•
Danau daerah Gletser, terbentuk di
daerah yang pernah tertutup es dan dikikisi oleh gletser.
•
Danau Doline, terdapat di daerah
karts atau kapur. Proses terjadinya danau doline, mula-mula air dengan mudah
menerobos ke dalam tanah, pada bagian tertentu air itu tertahan oleh
lapisan yang tahan air sehingga air terkumpul dan terbentuklah danau doline.
•
Danau Lembah, terjadi dari
tanah-tanah bekas letusan gunung berapi.
•
Danau Buatan, adalah danau yang
dibuat oleh manusia dan umumnya disebut waduk. Waduk dimanfaatkan manusia
untuk perikanan dan irigasi pertanian, sumber PLTA, penampungan air untuk
mencegah banjir, tempat rekreasi dan olahraga air, berfungsi untuk pelayaran
dan lalu lintas.
•
Rawa
Rawa adalah daerah rendah yang tergenang air dan permukaan
airnya selalu tertutup oleh tumbuhan air. Rawa terjadi karena perkembangan
pembentukan delta, kenaikan air laut pada zaman es, perluasan daratan yang
disebabkan oleh sedimentasi akuitas, atau erosi laut atau abrasi platform. Rawa
dimanfaatkan untuk sebagai berikut :
•
Daerah rawa menghasilkan ikan.
•
Rawa dapat ditumbuhi bakau yang
menghasilkan kayu bakar.
•
Di tepi rawa dapat ditanami padi.
•
Rawa pantai yang ditumbuhi nipah dan
rumbia dapat digunakan sebagai bahan atap.
Pada
umumnya rawa selalu di bawah atau sama dengan permukaan air laut, sehingga
airnya selalu menggenang dan permukaan airnya selalu tertutup oleh tumbuhan
air. Ciri-ciri air rawa adalah airnya asam dan berwarna coklat kehitam-hitaman.
Rawa di dekat laut dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut. Air rawa yang
tergenang bersifat asam.
Rawa ada 2 jenis yaitu :
•
Rawa tergenang, yaitu rawa yang
airnya selalu tergenang karena drainase.
•
Rawa pasang surut, yaitu rawa yang
airnya dipengaruhi oleh pasang surut air sungai dan laut.
2.1.2 Syarat air bersih
Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu,
maka tidak semua air dapat disebut air bersih. Ada syarat-syarat untuk menyebut
air sebagai air bersih, yaitu :
•
Syarat fisis, air hendaknya tidak
berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan memiliki suhu ± 25ºC.
•
Syarat kimia, air tidak boleh
mengandung zat-zat mineral dan zat-zat kimia yang jumlahnya melampui batas.
•
Syarat bakteorologi, air tidak boleh
mengandung bakteri-bakteri apapun yang jumlahnya melebihi batas.
2.1.3 Klasifikasi air
a.
Kelas I
Air
yang dapat digunakan untuk air minum, mengolah makanan, dan untuk hal-hal lain
yang mengharuskan keadaan air yang sama dengan kegunaan tersebut.
b. Kelas II dan III
Air
yang dapat digunakan untuk sarana/prasarana rekreasi, peternakan, pengairan
tanaman, dan budidaya ikan tawar.
c.
Kelas IV
Air
yang dapat digunakan untuk industri, pengairan tanaman, dll.
•
Hidrologi
Hidrologi
berasal dari bahasa Yunani, Hydrologia,
yang berarti "ilmu air". Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari air
dalam segala bentuknya (cairan, padat, gas) pada, dalam atau di atas permukaan
tanah termasuk di dalamnya adalah penyebaran daur dan perilakunya, sifat-sifat
fisika dan kimia, serta hubungannya dengan unsur-unsur hidup dalam air itu
sendiri.
Siklus
hidrologi menurut Suyono (2006) adalah air yang menguap ke udara dari permukaan
tanah dan laut, berubah menjadi awan sesudah melalui beberapa proses dan
kemudian jatuh sebagai hujan atau salju ke permukaan laut atau daratan.
Sedangkan
siklus hidrologi menurut Soemarto (1987) adalah gerakan air laut ke udara, yang
kemudian jatuh ke permukaan tanah lagi sebagai hujan atau bentuk presipitasi
lain, dan akhirnya mengalir ke laut kembali. Pemanasan air samudera oleh sinar
matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara
kontinu.
Siklus
atau daur merupakan suatu perputaran atau lingkaran suatu hal yang terjadi secara terus menerus dan berkesinambungan.
Siklus hidrologi adalah perputaran air dengan perubahan berbagai bentuk dan
kembali pada bentuk awal. Siklus hidrologi atau siklus air, atau siklus H2O
merupakan sirkulasi yang tidak pernah berhenti dari air di bumi dimana air
dapat berpindah dari darat ke udara kemudian ke darat lagi bahkan tersimpan di
bawah permukaan dalam tiga fasenya yaitu cair (air), padat (es), dan gas (uap
air). Hal ini menunjukkan bahwa volume air di permukaan bumi sifatnya tetap.
Daur hidrologi merupakan salah satu dari daur biogeokimia. Siklus hidrologi
memainkan peran penting dalam cuaca, iklim, dan ilmu meteorologi. Keberadaan
siklus hidrologi sangat signifikan dalam kehidupan. Meskipun tetap dengan
perubahan iklim dan cuaca, letak mengakibatkan volume dalam bentuk tertentu
berubah, tetapi secara keseluruhan air tetap. Siklus air secara alami
berlangsung cukup panjang dan cukup lama. Sulit untuk menghitung secara tepat
berapa lama air menjalani siklusnya, karena sangat tergantung pada kondisi
geografis, pemanfaatan oleh manusia dan sejumlah faktor lain.
Pemanasan
sinar matahari menjadi pengaruh pada siklus hidrologi. Air di seluruh permukaan
bumi akan menguap bila terkena sinar matahari. Pada ketinggian tertentu ketika
temperatur semakin turun uap air akan mengalami kondensasi dan berubah menjadi
titik-titik air dan jatuh sebagai hujan. Pemanasan air laut oleh sinar matahari
merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus
menerus. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk
hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut.
Meskipun
keseimbangan air di bumi tetap konstan dari waktu ke waktu, molekul air bisa
datang dan pergi, dan keluar dari atmosfer. Air bergerak dari satu tempat ke
tempat yang lain, seperti dari sungai ke laut, atau dari laut ke atmosfer, oleh
proses fisik penguapan, kondensasi, presipitasi, infiltrasi, limpasan, dan
aliran bawah permukaan. Dengan demikian, air berjalan melalui fase yang
berbeda, yaitu cair, padat, dan gas.
Siklus
hidrologi melibatkan pertukaran energi panas, yang menyebabkan perubahan suhu.
Misalnya, dalam proses penguapan, air mengambil energi dari sekitarnya dan
mendinginkan lingkungan. Sebaliknya, dalam proses kondensasi, air melepaskan
energi dengan lingkungannya, pemanasan lingkungan. Siklus air secara signifikan
berperan dalam pemeliharaan kehidupan dan ekosistem di Bumi. Bahkan saat air
dalam reservoir masing-masing memainkan peran penting, siklus air membawa
signifikansi ditambahkan ke dalam keberadaan air di planet kita. Dengan
mentransfer air dari satu reservoir ke yang lain, siklus air memurnikan air,
mengisi ulang tanah dengan air tawar, dan mengangkut mineral ke berbagai bagian
dunia. Hal ini juga terlibat dalam membentuk kembali fitur geologi bumi, melalui
proses seperti erosi dan sedimentasi. Selain itu, sebagai siklus air juga
melibatkan pertukaran panas, hal itu berpengaruh pada kondisi.
2.2.1
Siklus hidrologi
Siklus hidrologi dibedakan ke dalam tiga jenis
yaitu:
1. Siklus Pendek
Air laut menguap kemudian melalui proses
kondensasi berubah menjadi butir-butir air yang halus atau awan dan selanjutnya
hujan langsung jatuh ke laut dan akan kembali berulang.
2. Siklus Sedang
Air laut menguap lalu dibawa oleh angin menuju
daratan dan melalui proses kondensasi berubah menjadi awan lalu jatuh sebagai
hujan di daratan dan selanjutnya meresap ke dalam tanah lalu kembali ke laut
melalui sungai-sungai atau saluran-saluran air.
3. Siklus Panjang
Air laut menguap, setelah menjadi awan melalui
proses kondensasi, lalu terbawa oleh angin ke tempat yang lebih tinggi di
daratan dan terjadilah hujan salju atau es di pegunungan-pegunungan yang
tinggi. Bongkah-bongkah es mengendap di puncak gunung dan karena gaya beratnya
meluncur ke tempat yang lebih rendah, mencair terbentuk gletser lalu mengalir
melalui sungai-sungai kembali ke laut.
Jadi,
unsur-unsur utama dalam siklus hidrologi meliputi,
•
Evaporasi
adalah proses penguapan dari tubuh perairan yang ada di permukaan Bumi. Air
kemudian menguap di permukaan Bumi menjadi panas oleh sinar matahari. Uap air
juga keluar dari daun-daun tanaman melalui proses transpirasi. Penguapan dari
daratan, danau, sungai, lahan yang basah, dan pemukaan tanah yang lembab
disebut evapotranspirasi.
•
Transpirasi, yaitu penguapan air
yang terkandung dalam tumbuhan
•
Respirasi, yaitu penguapan air dari
tubuh hewan dan manusia
•
Kondensasi, adalah
proses pembentukkan titik-titik air di atmosfer. Uap air di atmosfer akan mengalami
pendinginan. Proses kondensasi akan menyebabkan uap air berubah menjadi embun,
titik-titik air, salju, dan es. Kumpulan embun, titik-titik air, salju dan es
merupakan bahan pembentuk kabut dan awan. Kabut dan awan adalah bahan yang
dijadikan untuk hujan.
•
Presipitasi
adalah titik-titik air yang turun menjadi hujan. Ketika embun, titik-titik air,
salju, dan es di awan memiliki ukuran yang besar dan menjadi berat, mereka akan
turun sebagai hujan. Proses presipitasi berasal dari kumpulan awan dan kabut.
•
Infiltrasi
adalah proses meresapnya air permukaan ke dalam pori-pori atau rongga tanah.
•
Perkolasi
adalah proses mengalirnya air di dalam tanah sampai mencapai muka air tanah.
•
Run off adalah bagian curahan hujan (curah
hujan dikurangi evapotranspirasi dan kehilangan air lainnya) yang mengalir
dalam air sungai karena gaya gravitasi; airnya berasal dari permukaan maupun
dari sub permukaan (sub surface).
2.2.2 Manfaat siklus hidrologi
Siklus
hidrologi ini merupakan siklus alami yang banyak mengandung manfaat. Manfaat
siklus hidrologi diantaranya :
1. Wash Biosfer
Biosfer
merupakan tempat hidup makhluk hidup tumbuhan, hewan termasuk manusia. Biosfer
terdiri dari litosfer (batuan/daratan), hidrosfer (air), dan atmosfer (udara).
Dalam perjalanannya siklus hidrologi melewati ke tiga tempat tersebut, yaitu
litosfer, hidrosfer, dan atmosfer. Air merupakan pelarut universal yang sangat
baik, apa yang apa yang dilalui akan dilarut oleh air, kecuali cairan seperti
minyak. Pada saat pertama kali air mengalami siklus hidrologi, air sungai,
laut, danau, dsb mengalami penguapan. Hasil penguapan merupakan air yang
relatif bersih. Air bersih ini sebagai bahan dasar untuk mencuci biosfer.
Ketika perjalanan ke atmosfer, air akan melarutkan partikel debu, gas, aerosol, fume, fog, dsb. Demikian juga
ketika air menjadi titik air awan ataupun presipitasi. Semua yang ada di
atmosfer dilarutkan dan diikat oleh air untuk dibawa ke permukaan bumi, sehingga atmosfer menjadi
bersih alami.
Awan
di atmosfer merupakan air yang bermuatan listrik sehingga pertemuan awan yang
satu dengan lainnya menimbulkan kilat maupun petir. Petir sangat bermanfaat
untuk terjadinya fiksasi sehingga terbentuk N2 yang berguna pada
siklus Nitrogen. Sebelum mencapai permukaan tanah air
hujan sebagian mengenai dedaunan yang telah tertutup debu atau
partikel Pb pada tanaman di jalan raya, debu kapur pada daerah industri kapur,
semen, dsb akan terbersihkan, sehingga daun dapat melalukan fotosintesis dengan
sempurna, stomata daun akan terbuka, penguapan daun menjadi tidak terganggu.
Air
hujan yang jatuh ke bumi dengan kekuatan gravitasi tertentu akan membuka
sebagian tipis lapisan topsoil. Air yang jatuh di daratan sebagian mengalami
perkolasi masuk dalam tanah sebagai air tanah dan sebagian lagi sebagai air permukaan
(run off). Pada saat mengalir, air
akan melarutkan unsur-unsur mineral yang terdapat pada batuan tanah. Air di
permukaan akan melarutkan unsur hara pada permukaan tanah, termasuk sisa atau
kelebihan kegiatan pertanian, permukiman dan industri. Ketika air sungai masuk
daerah permukiman, air akan melarutkan limbah domestic, misalnya detergen,
minyak, ekskreta, sampah, dll. Ketika memasuki daerah pertanian sisa-sisa pupuk
dilarutkan, pestisida, dsb. Masuk daerah industri akan melarutkan limbah industri,
misalnya minyak, pewarna, amoniak, dsb.
Sedangkan
air tanah baik air tanah bebas ataupun air tanah tertekan mengalir menuju
lautan dengan melarutkan mineral batuan yang ada pada tanah. Semua aliran air
akhirnya terhenti pada danau atau laut. Endapan-endapan mineral yang berlebihan
menimbulkan air laut penuh dengan unsur-unsur mineral, salah satunya
garam-garaman yang menyebabkan air laut menjadi asin. Bahan bawaan air lainnya
akan diendapkan secara berlahan di dasar laut. Unsur-unsur hara batuan tanah akan
didorong dengan gelombang laut menuju pantai sehingga terbentuk delta daratan
yang subur. Bahan-bahan unsur pencemaran yang terbawa air secara alaminya akan
terdegradasi dengan sendiri selama tidak melebihi ambang batas kemampuan air
atau air akan melakukan mekanisme pencucian dirinya sendiri.
•
Water Move Position
Jumlah air di bumi relatif stabil, tidak bertambah tidak
berkurang, hanya posisi / tempat dan kualitasnya yang berubah. Air yang
dapat dimanfaatkan langsung sekitar 2,8% air di dunia. Secara teoritis
semua air di bumi kondisinya statis, oleh karena panas matahari,
panas bumi, tinggi rendah permukaan bumi, sehingga air bergerak mengikuti hukum
siklus hidrologi. Secara langsung siklus hidrologi memutar atau memindahkan air
dari berbagai tempat. Semula di daratan, di lautan, dipindahkan ke udara, ke
tanah dsb. Pada masing-masing tempat /
posisi air memiliki kemanfaatan yang berbeda-beda, tergantung dari kemampuan
manusia mendayagunakan.
3. Water Suply
Dalam sirkulasi hidrologi, air melalui berbagai tempat.
Terutama di daratan baik yang melalui permukaan atau bawah tanah. Sebenarnya,
jumlah air sangat memadai untuk memenuhi kebutuhan manusia, hewan ataupun
tumbuhan. Namun memang tiap daerah berbeda-beda kualitas dan kauntitasnya. Ada
yang kekurangan, kecukupan, dan kelebihan. Tetapi secara total masih sangat
mencukupi. Penduduk pegunungan tidak perlu menuju laut untuk memenuhi
kebutuhan airnya, cukup menanti hujan atau aliran permukaan atau mengambil di
pancuran atau di telaga. Pendudukan perkotaan yang datar, cukup mengambil air
dari air bawah tanah atau menjernihkan dari air permukaan. Semua kebutuhan air
tercukupi baik dari segi jumlah maupun tempatnya.
4. Resource Life
Air merupakan
kebutuhan mutlak setiap makluk hidup. Tanpa ada air mustahil ada kehidupan. Setelah bumi terbentuk, kemudian mendingin mengkerut, mulai terbentuk
air yang mengisi keriput-keriput bumi. Titik air baru terbentuk sebagai
aktifitas gunung berapi. Air saat itu masih tawar dan belum ada kehidupan. Kemudian karena adanya panas
matahari, panas bumi dan sifat air mulailah terbentuk penguapan, awan, hujan, air tanah, sungai
danau, dan laut, sehingga sempurnalah siklus hidrologi.
Sampai sekarang air merupakan bagian yang tidak bisa
dipisahkan dari suatu makhluk hidup atau kehidupan. Suatu mikroorganisme,
bijian kurang dapat berkembang atau tidak aktif dalam kondisi kering tidak ada
air, ketika air ada bijian mulai tumbuh,
mikroorganisme mulai aktif. Bahkan pada litosfer yang kering kerontang,
hampir dapat dipastikan kehidupan di sana berjalan lamban, kurang beraktifitas,
lambat berkembang, namun begitu ada air semua kehidupan menunjukkan jati
dirinya sebagai makhluk hidup.
5. Resource Energy
Siklus hidrologi memungkin air hujan jatuh di pegunungan atau
dataran tinggi. Oleh karena gravitasi air mengalir menuju tempat yang
rendah. Perbedaan ketinggian daratan yang dilalui air akan
mengakibatkan kekuatan air untuk mengalir lebih kuat, semakin tinggi menuju ke
rendah semakin kuat kekuatan air.
Kekuatan air tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Pada kekuatan yang cukup oleh penduduk
dimanfaatkan untuk memutar kincir, menumbuk, sedangkan pada kekuatan yang besar
dapat digunakan untuk memutar turbin penghasil listrik yang dapat dinikmati di
rumah kita saat ini.
6. Obyek Wisata
Kabut di pegunungan, air terjun, awan yang tebal, hujan
gerimis, danau, aliran sungai, sungai bawah tanah, stalaktit, stalakmit, mata air, sumur artesis, gelombang
laut, semuanya merupakan bagian dari siklus hidrologi. Keadaan itu semua
terbentuk oleh adanya siklus hidrologi ribuan tahun, dan sekarang keindahannya
dapat dijadikan obyek wisata yang menarik.
Dapat dibayangkan bila air tidak mengalir mengikuti siklus
hidrologi, semua keadaan tersebut di atas tidak akan ada.
2.2.3 Dampak kegiatan
manusia terhadap siklus hidrologi
Daur
air di bumi dengan campur tangan manusia mampu membawa efek negatif terhadap
lingkungan. Dampak negatif aktivitas manusia terhadap siklus air, yaitu :
•
Penebangan hutan
Penebangan
hutan secara berlebihan yang mengakibatkan pengaruh terhadap resapan air ke
dalam tanah. Hutan yang gundul tidak akan dapat menyerap air sehingga ketika
hujan turun air akan mengalir langsung ke laut. Karena tidak ada resapan yang
terjadi karena hutan gundul, akibatnya lapisan atas tanah dan humus terkikis
oleh air yang mengalir. Terbukanya permukaan tanah menyebabkan kapasitas
intersepsi hujan menurun drastis, hujan yang jatuh langsung memukul permukaan
tanah dan memecahkan matriks tanah menjadi partikel tanah yang kecil‐kecil. Sebagian dari partikel tanah
menutup pori tanah dan memadatkan permukaan tanah, sehingga menurunkan
kapasitas infiltrasi. Dengan menurunnya kapasitas infiltrasi maka jumlah aliran
permukaan meningkat dan jumlah aliran air yang menuju ke bawah permukaan untuk mengisi
air tanah berkurang. Aliran permukaan menjadi energi yang dapat menggerus
partikel tanah di permukaan dan mengangkutnya ke tempat lain sebagai bagian
dari proses erosi.
•
Pembangunan pemukiman
Pembangunan
pemukiman yang tidak memperhatikan aspek lahan serapan air, akibatnya lahan
yang seharusnya menjadi tempat serapan air menjadi tertutupi pemukiman, dimana
dipastikan sebagian besar halaman pemukiman di tutup oleh jalanan, semen/beton.
•
Manipulasi manusia skala besar
Skala
besar manipulasi manusia terhadap air secara signifikan mengubah pola global
debit sungai. Perubahan yang dihasilkan di permukaan laut, salinitas laut, dan
dalam sifat biofisik dari permukaan tanah pada akhirnya dapat menghasilkan
umpan balik iklim. Regulasi manusia dari aliran sungai dan vegetasi kering
telah mengurangi limpasan sungai sekitar 324 km/tahun. Penurunan tahunan di
limpasan sesuai dengan menurunkan permukaan laut sebesar 0,8 mm /tahun. Angka
ini mewakili fraksi yang signifikan dari kenaikan permukaan laut yang diamati dari
1-2 mm / tahun, tetapi berlawanan arah. Jadi, kalau bukan karena pengalihan
manusia dari limpasan, permukaan laut akan naik lebih cepat dari sebenarnya.
•
Mayoritas manusia yang mempengaruhi
proses siklus air di darat
Penyimpanan
air di waduk, pertambangan air tanah, irigasi, urbanisasi, pembakaran,
deforestasi, pemanfaatan lahan basah. Penurunan tahunan di limpasan sesuai
dengan menurunkan permukaan laut, kalau bukan karena pengalihan manusia dari
limpasan, permukaan laut akan naik lebih cepat dari sebenarnya.
•
Pembukaan lahan
Untuk
keuntungan dalam hal bisnis, ekonomi, dan sosialisasi masyarakat hutan-hutan
banyak ditebangi dan lahan-lahan baru yang telah terbuka dialihfungsikan
menjadi lahan industri, perumahan, atau lahan pertanian. Akibatnya daerah resapan
air menjadi berkurang.
•
Pemakaian berbagai zat kimia
Berbagai
zat kimia yang dilepaskan ke udara maupun lingkungan sebagai akibat aktivitas
manusia juga mempengaruhi kandungan air hujan yang turun ke bumi. Berbagai
kandungan zat kimia tersebut akan terakumulasi dengan air hujan yang
membahayakan bagi manusia yang terjadi saat ini.
•
Hujan asam
Hujan
asam diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara
alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2)
di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah.
•
Terjadinya Hujan Asam
Hujan
asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan
bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur
dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi
dengan air untuk membentuk Asam Sulfat dan Asam Nitrat yang mudah larut
sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan
meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya
bagi kehidupan ikan dan tanaman. Usaha untuk mengatasi hal ini saat ini sedang
gencar dilaksanakan.
•
Dampak Hujan Asam Terhadap Manusia
Dampak
deposisi asam terhadap kesehatan telah banyak diteliti, namun belum ada yang
nyata berhubungan langsung dengan pencemaran udara khususnya oleh senyawa N0x
dan SO2. Kesulitan yang dihadapi dkarenakan banyaknya faktor yang
mempengaruhi kesehatan seseorang, termasuk faktor kepekaan seseorang terhadap
pencemaran yang terjadi. Misalnya balita, orang berusia lanjut, orang dengan
status gizi buruk relatif lebih rentan terhadap pencemaran udara dibandingkan
dengan orang yang sehat.
Berdasarkan
hasil penelitian, Sulfur dioksida yang dihasilkan oleh hujan asam juga dapat
bereaksi secara kimia di dalam udara, dengan terbentuknya partikel halus
Sulfat, yang mana partikel halus ini akan mengikat dalam paru-paru yang akan
menyebabkan penyakit pernapasan. Selain itu juga dapat mempertinggi resiko
terkena kanker kulit karena senyawa sulfat dan nitrat mengalami kontak langsung
dengan kulit.
•
Dampak Hujan Asam Terhadap
Lingkungan
Hujan
asam yang larut bersama nutrisi di dalam tanah akan menyapu kandungan tersebut
sebelum pohon-pohon dapat menggunakannya untuk tumbuh. Serta akan melepaskan
zat kimia beracun seperti Aluminium, yang akan bercampur di dalam nutrisi.
Sehingga apabila nutrisi ini dimakan oleh tumbuhan akan menghambat pertumbuhan
dan mempercepat daun berguguran, selebihnya pohon-pohon akan terserang
penyakit, kekeringan dan mati. Seperti halnya danau, hutan juga mempunyai
kemampuan untuk menetralisir hujan asam dengan jenis batuan dan tanah yang
dapat mengurangi tingkat keasaman.
Pencemaran
udara telah menghambat fotosintesis dan immobilisasi hasil fotosintesis dengan
pembentukan metabolit sekunder yang potensial beracun. Sebagai akibatnya akar
kekurangan energi, karena hasil fotosintesis tertahan ditajuk. Sebaliknya
mengakumulasikan zat yang potensial beracun tersebut. Dengan demikian
pertumbuhan akar dan mikoriza terhambat sedangkan daunpun menjadi rontok. Pohon
menjadi lemah dan mudah terserang penyakit dan hama.
Penurunan
pH tanah akibat deposisi asam juga menyebabkan terlepasnya aluminium dari tanah
dan menimbulkan keracunan. Akar yang halus akan mengalami nekrosis sehingga
penyerapan hara dan air terhambat. Hal ini menyebabkan pohon kekurangan air dan
hara serta akhirnya mati. Hanya tumbuhan tertentu yang dapat bertahan hidup
pada daerah tersebut, hal ini akan berakibat pada hilangnya beberapa spesies.
Ini juga berarti bahwa keragaman hayati tamanan juga semakin menurun.
Kadar
SO2 yang tinggi di hutan menyebabkan noda putih atau coklat pada
permukaan daun, jika hal ini terjadi dalam jangka waktu yang lama akan
menyebabkan kematian tumbuhan tersebut. Menurut Soemarmoto (1992), dari analisis
daun yang terkena deposisi asam menunjukkan kadar Magnesium yang rendah.
Sedangkan Magnesium merupakan salah satu nutrisi essensial bagi tanaman.
Kekurangan magnesium disebabkan oleh pencucian magnesium dari tanah karena pH
yang rendah dan kerusakan daun meyebabkan pencucian magnesium di daun.
•
Eutrofikasi
Eutrofikasi
adalah proses pengayaan nutrien dan bahan organik dalam jasad air. Ini
merupakan masalah yang dihadapi di seluruh dunia yang terjadi di ekosistem air
tawar maupun marin. Eutrofikasi memberi kesan kepada ekologi dan pengurusan
sistem akuatik yang mana selalu disebabkan masuknya nutrient berlebih terutama
pada buangan pertanian dan buangan limbah rumah tangga. (Tusseau-Vuilleman,
M.H. 2001)
•
Dampak Eutrofikasi Terhadap Manusia
Konsekuensi
berlebihan dari aktivitas manusia yang melepaskan fosfat dalam limbahnya
adalah: penurunan kualitas air, estetika lingkungan, dan masalah navigasi
perairan dan penurunan keanekaragaman organisme air. Senyawa produk yang
dihasilkan bakteri anaerob seperti H2S, Amin dan komponen fosfor
adalah senyawa yang mengeluarkan bau menyengat yang tidak sedap dan anyir.
Selain itu telah disinyalir bahwa NH3 dan H2S hasil
dekomposisi anaerob pada tingkat konsentrasi tertentu adalah beracun dan dapat
membahayakan organisme lain, termasuk manusia. Beberapa penyakit akut dapat
disebabkan oleh racun dari kelompok fitoplankton seperti Paralytic Shellfish Poisoning (PSP), Amnesic Shellfish Poisoning (ASP), dan Diarrhetic Shellfish Poisoning (DSP). Ketiga racun tersebut mampu
melumpuhkan sistem kerja otot, saraf, dan jantung.
•
Dampak Eutrofikasi Terhadap
Lingkungan
Eutrofikasi
adalah peristiwa pencemaran air yang disebabkan oleh munculnya
nutrient-nutrient yang berlebihan pada ekosistem air. Nutirient yang dimaksud
adalah limbah fosfat. Limbah fosfat tersebut bisa berasal dari proses alami
pada lingkungan tersebut, limbah industri pupuk, limbah detergen, serta limbah
manusia.
Akibat
dari berlebihnya limbah fosfat tersebut adalah terjadinya blooming alga yang dapat mengakibatkan warna air menjadi keruh, air
berbau tak sedap, serta penurunan kualitas air. Selain itu, eutrofikasi juga
dapat mengakibatkan blooming pada populasi eceng gondok yang dapat mengurangi
kadar oksigen pada air tersebut hingga mencapai titik nol. Ketika oksigen telah
mencapai titik nol, banyak komponen biotik yang tinggal di dalam air tersebut
mati. Contoh lingkungan yang terkena dampak dari eutrofikasi adalah rawa-rawa
serta pinggiran sungai yang terdapat pemukiman pada bantaran sungai tersebut.
2.2.3 Upaya melestarikan silus
hidrologi
•
Menggunakan air secara bijak
Sadar
atau tidak seringkali kita menggunakan air secara berlebihan. Padahal jumlah
air bersih semakin berkurang. Untuk itu kita harus bersikap bijak dalam
menggunakan air. Misalnya, jika saat ini kita masih terbiasa mandi dengan
gayung, ubahlah kebiasaan itu dengan menggunakan shower. Sebab, dengan memakai
shower, air yang kita gunakan akan lebih sedikit dan efisien.
•
Melakukan reboisasi pada hutan
gundul
Reboisasi
dilakukan untuk menghasilkan tanaman-tanaman baru yang akar-akarnya mampu
menampung cadangan air. Sehingga ketika musim kemarau, kelangkaan air pun bisa
dihindari.
•
Memperbaiki pipa-pipa dan kran air
Jika
ada pipa-pipa dan kran air yang rusak atau bocor hendaknya segera diperbaiki.
Hal ini bertujuan untuk menghindari adanya air yang terbuang sia-sia melalui
pipa atau kran tersebut.
Pada
dasarnya seluruh usaha yang dapat kita lakukan untuk menjaga ketersediaan air
haruslah bermula dari adanya kesadaran dari dalam diri sendiri dan komitmen
untuk melakukan usaha itu secara berkelanjutan.
Bab 3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan di atas, maka dapat kami simpulkan secara umum bahwa, “Siklus
hidrologi dan kehidupan sehari-hari manusia benar-benar saling berhubungan dan
tidak dapat dipisahkan.”
Selanjutnya
dari kesimpulan secara umum akan
diuraikan menjadi beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut :
•
Air merupakan sumber kehidupan,
tidak hanya bagi manusia, makhluk hidup yang lain juga sangat membutuhkan air.
Air secara terus-menerus mengubah posisinya dari satu ke bagian lain dan
berkecimpung dalam kehidupan manusia.
•
Lalu, siklus hidrologi adalah satu
komponen di muka bumi yang sangat berperan penting untuk kelangsungan hidup
manusia. Jika siklus air tidak berjalan, maka segala hal di muka bumi tidak
akan jalan juga.
•
Siklus hidrologi memang suatu hal
yang mutlak terjadi, tapi, aktivitas-aktivitas yang dilakukan manusia masih ada
yang berdampak pada siklus hidrologi. Siklus hidrologi tidak akan berhenti,
namun, pasti ada suatu ketidakberesan dalam perputaran air tersebut.
3.2
Saran
Pada
dasarnya keinginan untuk melestarikan alam datang dari dalam diri sendiri.
Segala macam saran maupun tips tidak akan berguna jika tidak dilakukan. Hanya
kesadaran dirilah yang mampu mendorong seseorang untuk melakukan hal semacam “healing” untuk bumi kita.
Tapi,
tidak ada salahnya jika memberi saran guna mendorong keinginan untuk
menyelamatkan keseimbangan bumi. Maka dari itu, kami memberi beberapa saran
yang mungkin berguna untuk sama, yaitu :
•
Gunakan air sebaik-baiknya, jangan
membuang-buang air. Ingat! Sebenarnya kebutuhan air benar-benar tercukupi,
namun kadar air di setiap daerahlah yang berbeda. Ingat, masih banyak orang
yang tak seberuntung kita.
•
Lakukan pengobatan untuk bumi dengan
menanam pohon agar terbentuk kembali relasi-relasi air di bawah permukaan.
Jangan cemari air kita dengan bahan-bahan berbahaya. Jadikan air sebagai salah
satu benda yang harus dilindungi dan dihargai.
DAFTAR
PUSTAKA
Haryanto, Tri dan Winarti. 2011. GEOGRAFI untuk SMA/MA Kelas X.
Klaten : Intan Pariwara.
Waluya, Bagja. 2007. GEOGRAFI SMA/MA untuk Kelas X, Semester 1 dan
2. Bandung: Armico
Hendrayana, Heru.2002. DAMPAK PEMANFAATAN AIR
TANAH.http://heruhendrayana.staff.ugm.ac.id/web/down/dampakabt.pdf
Chay, Asdak. 1995. Hidrologi dan
Pengelolaan daerah Aliran Sungai. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Hendro, Darmodjo. 1985. Buku Materi
Pokok Ilmu Alamiah Dasar UNT 110/2SKS/Modul 1-3. Jakarta : Universitas Terbuka,
Depdikbud
Juli Soemirat, Slamet. 1996.
Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Widayati, S,S,N. Rochmah dan Zubedi.
2009. Biologi: SMA dan MA Kelas X. Pusat Perbukuan.Departemen Pendidikan
Nasional.Jakarta. P.290
http://www.scribd.com
http://www.adipedia.com
http://artikel.bloggerbodoh.com
http://sagulan.blogspot.com
http://fastrans22.blogspot.com
http://nazhifatunnl.blogspot.com
http://www.ilmusipil.com
http://kuliahitukeren.blogspot.com
http://kuliahitukeren.blogspot.com
Comments
Post a Comment