Contoh Teks Anekdot dan Analisisnya
PERBEDAAN POLISI, TENTARA, DAN AGEN RAHASIA
Di suatu negeri Bedebah, tiga
lembaga keamanan sedang beradu argumen. Kepolisian, Tentara, dan Intel saling
menyombongkan diri dan menyatakan bahwa mereka paling terbaik dalam menangkap
penjahat di antara yang lain.
Dan
akhirnya pemerintah
negeri tersebut merasa perlu untuk melakukan test pembuktian siapa yang memang “best of the best”. Tiga ekor kelinci berwarna putih sengaja dilepaskan pemerintah ke dalam
tiga hutan yang berbeda, dan ketiga kelompok pengikut test itu harus berusaha
menangkapnya hidup atau mati.
Intel masuk ke hutan A. Mereka menempatkan informan-informan
di setiap pelosok hutan. Mereka menanyai setiap pohon, rumput, semak, dan binatang dalam hutan itu. Tidak ada satupun yang tidak
di interogasi. Setelah seharian penyelidikan hutan secara menyeluruh akhirnya
Intel mengambil kesimpulan, bahwa kelinci tersebut tidak pernah ada alias hanya
isu.
Tentara masuk ke hutan B. Seharian
kerja belum ada hasil, mereka akhirnya kehilangan kesabaran dan membakar hutan
itu sehingga setiap makhluk hidup di dalamnya semua terpanggang tanpa
terkecuali. Akhirnya kelinci tersebut diketemukan juga dalam kondisi
hitam legam dan mati.
Polisi masuk ke hutan C. Ternyata dalam
waktu kurang dari tiga jam, mereka keluar dari hutan sambil membawa seekor
tikus putih yang telah hancur-hancuran badannya karena dipukuli.
Tikus putih itu pun berteriak-teriak,
“YA.. YA.. SAYA MENGAKU !
SAYA KELINCI ! SAYA KELINCI !”
Sumber : http://donnymontang.blogspot.com/2012/06/kumpulan-anekdot-agen-rahasia.html
HASIL IDENTIFIKASI TEKS ANEKDOT
Dari
teks anekdot berjudul “Perbedaan Polisi, Tentara, dan Agen Rahasia” yang saya
dapatkan dari salah satu website di internet, saya dapat mengidentifikasi
beberapa hal, antara lain sebagai berikut :
w Teks berjudul “Perbedaan Polisi, Tentara, dan Agen
Rahasia” dapat digolongkan ke dalam teks anekdot. Karena pada teks tersebut
terdapat unsur lucu sekaligus sindiran yang ditujukan kepada polisi, tentara,
dan agen rahasia berkaitan dengan kinerja mereka yang belum memuaskan dan
cenderung salah.
Bagi
agen rahasia atau disebut juga intel, dijelaskan dalam teks bahwa kinerja
mereka selalu bertanya kepada siapa saja untuk mendapatkan keterangan. Sampai
mereka pun juga bertanya pada benda mati.
Bagi
tentara dijelaskan dalam teks bahwa dalam kinerja mereka diutamakan
kedisiplinan dan kekuatan. Sehingga akibat tidak sabaran, mereka langsung
membakar hutan seisinya.
Dalam
teks tersebut, polisi dijadikan sebagai tokoh utama yang paling disindir. Karena
kejadian itu adalah fakta atau pernah terjadi pada zaman sekarang. Diceritakan
bahwa polisi di sana bekerja tanpa kejujuran, keadilan, dan kebenaran. Buktinya
mereka seenaknya membawa tikus putih dan memukul tikus itu hingga babak belur
agar mau mengaku jika ia adalah kelinci. Alias, polisi dalam teks tersebut
memaksa tikus yang bukan biangkeroknya untuk mengaku sebagai kelinci dengan
terlebih dulu disiksa agar tugas polisi tersebut cepat selesai.
Dengan
adanya unsur konyol dan sindiran tersebut, maka sesuailah dengan tujuan teks
anekdot untuk menghibur para pembaca.
w Selain memberi kesan menghibur, seperti yang telah
disebutkan di atas, teks tersebut juga mengandung suatu pesan yang ingin
disampaikan oleh sang penulis cerita kepada para pembaca, terutama yang menjadi
tokoh atau partisipan di dalam teks. Menurut saya, amanat teks tersebut yakni
apapun profesi yang kita miliki, maka harus dijalani dengan tanggung jawab,
jujur, adil, dan menjunjung tinggi nilai kebenaran. Meskipun hal tersebut
sulit. Terbukti sekarang ini, banyak ditemui kecurangan dalam pekerjaan seperti
korupsi, suap, dll.
Diharapkan
juga agar partisipan yang disindir dapat tergelitik hatinya sehingga akan
menyadari perilakunya yang salah segera mungkin.
w Menurut saya, teks tersebut tidak mengandung struktur
teks anekdot yang lengkap yaitu abstraksi. Karena pada paragraf 1 langsung
menceritakan kejadian awal sebelum terjadinya kejadian lucu yang disebut
orientasi. Sedangkan struktur lainnya yakni krisis terdapat pada paragraf 2,
reaksi terdapat pada paragraf 3, 4, dan bagian awal paragraf 5, serta yang
terakhir yakni koda terdapat pada bagian akhir paragraf 5.
w Teks anekdot tersebut menggunakan bahasa yang terlalu
baku atau formal. Sehingga terkesan kaku dan seperti membaca cerita biasa.
Pilihan kata atau diksinya juga begitu, menggunakan bahasa yang sopan seperti
kata saya dan monoton. Tidak ada kata kiasan di dalam teks. Sebenarnya
diperbolehkan apabila ingin memasukkan kata slang atau kata gaul yang sifatnya
lucu ke dalam teks anekdot agar menambah kesan lucunya. Justru, teks anekdot
yang menggunakan bahasa terlalu formal menjadi kurang menarik.
w Selain itu, susunan kata dalam teks tersebut kurang baik
karena tidak efektf. Misalnya pada kalimat “... yang telah hancur-hancuran
badannya dipukuli...”. Menurut saya, kalimat tersebut agak sulit dimegerti dan
cenderung salah mendeskripsikan keadaan tikus yang dipukul dengan kata hancur.
w Alur ceritanya maju dan runtut. Mulai dari awal cerita
hingga akhir cerita.
w Dalam teks anekdot tersebut dapat ditemui konjungsi
antara lain akhirnya dan setelah seharian.
w Terdapat kata penunjuk tempat yaitu di suatu negeri
Bedebah dan di hutan. Namun tidak terdapat kata penunjuk waktu di sana.
w Teks anekdot tersebut juga ditulis berdasarkan sudut
pandang orang ke tiga.
w Saran dan kesimpulan dari saya adalah teks tersebut cocok
menjadi teks anekdot. Walau strukturnya kurang lengkap di bagian abstraksi.
Karena saya pikir, tanpa struktur yang lengkap, teks di atas memenuhi syarat
anekdot yakni lucu dan menyindir. Sindirannya juga tepat sasaran. Akan lebih
baik lagi jika bahasa yang digunakan tidak terlalu formal atau baku. Boleh
menggunakan kata slang atau kata gaul yang sedang nge-trend sekarang ini.
Comments
Post a Comment